Di ruangan yang putih ini, berdirilah dua orang dengan raut wajah yang sulit diartikan. Oriel dan Andrew keduanya berdiri berhadapan diantara tempat tidur Rama. Suara alat penunjang hidup Ramapun juga ikut mengiringi keduanya.
"Keadaan Rama semakin memburuk, dia harus segera dioperasi" Jelas Andrew setelah memeriksa keadaan Rama yang sempat kembali kritis.
"Segerakan saja kak" Jawab Oriel dengan raut wajah yang sangat khawatir.
Andrew adalah dokter yang sudah memegang tanggung jawab untuk merawat Rama dari pertama kedatangan Rama ke rumah sakit ini. Hubungan mereka sudah terbilang dekat, karna itu tak canggung bagi mereka untuk memanggil dengan sebutan akrabnya. Sering juga Andrew menolong Oriel meminjamkan dana ataupun mencarikan asuransi untuk pengobatan Rama. Oriel sangat bersyukur karena dipertemukan oleh dokter sebaik dirinya.
"Namun untuk kali ini aku benar benar tidak bisa membantumu mengenai dana. Aku belum cukup berkuasa dan kaya untuk membantumu"
Keberuntungan tidak memihak Rama kali ini. Raut wajah bingung langsung memenuhi wajah cantik Oriel.
"Kak untuk masalah biaya itu urusanku, kakak tangani saja Kak Rama, aku ingin pergi sebentar kak"
***
Di salah satu sofa empuk yang berada di kantornya, disinilah Four berada. Ia duduk santai dengan berfokus ke beberapa lembar berkas berbahayanya. Hening, hanya suara gesekan kertas yang menjadi pengisi suara satu satunya.
"Four Aristofanes" panggil seseorang yang langusng masuk tanpa mengetok pintu.
Four hanya melirikan matanya saja ingin mengetahui siapa yang datang mengunjunginya di tengah malam seperti ini. Dirinya tetap diam, menunggu orang tesebut mengatakan apa tujuannya kemari.
"selalu diabaikan, oke. aku ingin tinggal di penthouse kakak"
Benito Eezar, adik tiri Four yang dipertemukan saat Four berumur 12 tahun sedangkan Benito berumur 6 tahun, saat itu pula waktu dimana mommynya menikah dengan Abraham Eezar yang otomatis menjadi ayah tirinya hingga sekarang.
"who the fuck are you ?" dengan smirknya Four melayangkan pertanyaan ke Benito.
"kau disana dengan segala kemewahan mommy, sedangkan aku dengan daddy berada di pinggir kota, kau pikir kita terima ?!" Nada Benito mulai meninggi.
"once again, i'll be remind you, who are you ?" Four tetap tenang dan kalem menanggapi perkataan Benito.
Mata Benito memutar menandakan dirinya sudah bosan dengan tanggapan itu.
"Aku berhak mencicipi harta mommy, aku juga anaknya, seharusnya penthouse itu milikku"
mencicipi ? lebih tepatnya mereka menggerogoti. Dari mulai perusahaan yang mereka jual demi suatu kemewahan, korupsi dana perusahaan, penipuan hingga Four dan mommynya mati matian mengembalikan perusahaan terakhir yang hampir lenyap, sedangkan mereka ? dari awal pernikahan tidak ada kerja keras yang mereka lakukan. Terkadang dirinya merasa heran, dari mana mommynya memungut pria seperti Abraham.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark
ActionSatu persatu kebohongan dan rahasia terbongkar. Menyakitkan, benar benar menyakitkan. Kasar, kejam, tidak punya hati. Mati bunuh diri lebih baik daripada bertemu denganya