1

165 5 0
                                    

"ayah ! ibu ! aku pulang" suaranya terdengar nyaring dari arah pintu keluar. 

Oriel terdengar manis namanya. Jam 7 malam ini, ia baru saja pulang dari sekolah karena ada kelas tambahan untuk memperbaiki nilainya. lelah, jelas ia merasa lelah. namun ia suka dengan rasa lelah itu karena itu merupakan keinginan dirinya sebagai alat untuk meraih impiannya.

ceklek 

pintu rumahnya terbuka. namun ada suatu pemandangan yang membuatnya kaget dan membelalakan matanya. matanya bulat terbuka, tubuhnya mematung, nafasnyapun tersekat karena pemandangan yang ia lihat.

"ahhh....akh....ahh...."

"shit.."

"fuck..."

"kau ahh.... sangat enak sekali bitch"

dan berbagai desahan lainnya yang memenuhi ruangan ini.

Oriel, melihat ibunya sedang diperkosa dengan 4 pria berbadan kekar dengan pakaian serba hitam. didalam rumahnyapun terdapan sekitar 3 orang mengelilingi rumahnya untuk sekedar melihat lihat, dan 2 orang lainya menonton adegan pemerkosaan yang dilakukan oleh ibu oriel. 

"anjing !" umpat oriel sambil melangkahkan kaki ingin menyerang 4 orang yang meperkosa ibunya. namun Oriel dengan segera ditahan olah 2 orang yang berada didekatnya.  

"lepasin ! apa yang ka....." ucapannya terhenti karena melihat sosok orang yang Oriel kenal. 

"ayah" lanjutnya. 

sungguh itu membuat oriel semakin terkejut. perasaanya campur aduk marah, sedih, kecewa semua bercampur menjadi satu.

ayah Oriel yang mengetahui anaknya sudah mengetahui dirinya, hanya menatap wajah oriel dengan ekspresi dingin dan tidak perduli.

"ayah, kenapa ayah diam saja !"

lagi lagi ayahnya hanya melihat dirinya dengan wajah yang dingin

"ANJING !!! LEPASIN AKU ! BANGSAT ! AYAH GILA ! AYAH BANGSAT ! AYAH NGGAK PUNYA HATI !"

oriel berontak dengan sumpah serapah yang ia keluarkan. dirinya benar benar ingin memberhentikan perlakuan 4 orang bejat itu ke ibunya. 

"sssttt, siapa yang mengajari kamu berbicara kasar seperti itu anak manisku, ayah tidak pernah mengajarikamu seperti itu" ayah oriel menempelkan jari telunjuk ke depan mulutnya sebagai tanda untuk diam, dan melangkah mendekatkan diri ke Oriel.

 "ibumu sangat menikmati kegiatan tersebut Oriel, lihat wajahnya, dan kamu bilang suruh berhenti, kamu anak yang tidak berbakti sayang" 

emosi Oriel semakin memuncak. dirinya semakin berontak agar terlepas dari pegangan dua orang yang berada di kedua sisinya.

"nikmati saja pemandangan ini, aku yakin kau sudah mengetahui dan kau sudah cukup umur dengan adegan seperti ini" ayah oriel tersenyum seperti orang gila. dirinya mempersilahkan oriel untuk melihat adegan pemerkosaan didepannya. ibu Oriel, ia menangis, otaknya menolak, namun tubuhnya bereaksi dengan setiap tindakan seksual yang dilakukan 4 orang itu, ia tidak bisa lepas, tenaganya tidak sebanding dengan 4 orang bajingan itu.

"ayah, oriel mohon lepaskan ibu" permohonan pertama diabaikan 

"ayah ! tolong" permohonan kedua tidak didengar 

"AYAH !!!!!!" 

plak ...... "Fuck, berisik !!!"

oriel ditampar oleh ayahnya hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah dilanjutkan dengan beberapa tendangan pada perutnya. kepalanya agak sedikit pening akibat kerasnya tamparan yang ayah oriel berikan.

"hentikan, gara gara bocah ini aku tidak bisa menikmati adegan panas ini" ayah oriel memberikan perintah kepada 4 orang yang meperkosa istrinya untuk berhenti. 

dengan segera 4 orang itu berhenti. ibu oriel lemas tak bertenaga, untuk menangispun sepertinya ia sudah tidak kuat.

dor... dor..... dor....

serentetan suara tembakan memenuhi rumah Oriel. pelurunyamenembus tembok tembok rumahnya. disusul juga banyak orang berpakaian hitam memegang pistol berbagai type yang masuk dengan mendobrak pintu depan dan memecahkan kaca jendela rumah. Oriel, ayah Oriel, dan semua anak buahnya, tersentak, menunduk dan berusaha melindungi diri mereka. pegangan dari kedua orang yang sebelumnya menahan dirinyapun terlepas.

"ibu !!!" teriak Oriel. hanya satu yang ada dalam pikirannya, ia sangat ingin menyelamatkan ibunya. 

dor..dor...

oriel tersentak, memberhentikan langkahnya karena ada tembakan yang tertuju ke orang yang berada disampingngnya. Oriel jatuh, ia menggerakan kakinya mundur untuk bisa berlindung di kolong meja yang agak sempit yang berada di belakangnya. matanya terpejam, kedua tangannya menutup kedua telinganya. jujur ia takut. suara adu tembakan yang dilakukan oleh orang orang yang bersama ayahnya dan orang orang asing yang baru masuk itu benar benar ramai memenuhi ruangan ini. 

"fuck, kenapa mereka bisa ada disini ! heh anjing lindungi aku bangsat !" ucap ayah oriel sambil tetap menembak musuhnya.

"ibu" lirih Oriel, iya tiba tiba teringat dengan keselamatan ibunya. dirinya bangkit ingin beranjak dari ketakuan yang dia alami. namun sebelum dirinya keluar dari sarang persembunyiannya, mata Oriel dan ibunya bertatapan. tatapan ibu oriel terlihat sayu

"jangan, kamu harus pergi" kata sang ibu tanpa suara

Oriel mematung sebentar memperhatikan apa yang ibunya ucapkan sebelum dua tembakan, masuk menembus kepala belakang dan dada ibu Oriel. mata Oriel sepenuhnya terbuka, ia syok, aliran darahnya seperti terhenti, air matanya memenuhi mata indahnya.

***

beberapa saat kemudian, ruangan rumahnya kembali sepi. kerusuhan, kebisingan, dan keramaian tadi sudah sirna tertelan terangnya rembulan. Oriel keluar dari tempat pesembunyiannya.

"ibu" lirih Oriel, ia melangkahkan kakinya dengan tubuh yang bergetar.

keadaan ibunya sungguh sangat mengenaskan. baju dan celanya sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya, matanya terbuka, dan darah yang menggenang disamping tubuhnya.

"akh....ibu.....hiks.....ibu, kumohon hiksss.....ibu !!!!" suara tangis Oriel terdengar memilukan. Oriel duduk lemas disamping ibunya. tangannya menggenggam tangan ibunya yang sudah putih dan lemas. Oriel tidak bisa berkata kata lagi, ia bingung, bingung harus melakukan apa.

cahaya putih terang tersorot masuk kedalam rumah Oriel, terdengar juga suara mobil mendekat. pandangan Oriel teralihkan. terlihat beberapa orang asing berbaju hitam keluar dari mobil tersebut. Oriel harus pergi, ia tahu mereka berbahaya. ia bangkit dari duduknya setelah mengecup kening ibunya. Oriel segera pergi meninggalkan rumahnya melewati pintu belakang 

***

"pelacur itu, ternyata ia juga membuka pekerjaan dirumahnya" ucap four sambil melangkahkan kakinya mendekat perempuan yang ia anggap pelacur.

"four, kenric lolos, caranya sama seperti dulu" jeff yang berada disamping four memberi informasi dari temannya---regan--- yang ditugaskan untuk mengejar kenric.

four menutup mata, rahangnya mengeras, menolehkan kekanan dan kekiri, menahan emosi. four tidak memberi tanggapan. ia melangkah keluar, namun langkahnya terhenti karena ia melihat satu bingkat foto yang berfungsi sebagai penghias ruangan. foto tersebut memperlihatkan satu keluarga lengkap yang terlihat bahagia 

"keluarga ini pandai berbohong rupanya"

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

hai semuanya

aku punya cerita baru nih

aku harap kalian bisa enjoy dengan cerita aku,

aku ingetin lagi nih, cerita ini cerita dewasa ya jadi kalian para readers yang bukan dewasa dilarang keras untuk membaca ceritaku hehehe

kritik, saran, dan komenn aku tunggu yah

thank you :):):)

The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang