7

11 0 0
                                    

apartemen yang mewah nan luas, bertemakan nuansa abu abu yang sangat cocok dimiliki oleh pria kaya. Di sinilah Four berdiri ditemani segelas wine merah menghadap pemandangan luar lewat kaca besarnya. Kelap-kelip lampu jalanan, cerahnya lampu kendaraan, dan warna-warni cahaya bangunan, menambah suasana malam menjadi tidak terlalu sepi di luar sana.

jam menunjukkan pukul 3 dini hari, tidak ada tanda-tanda mengantuk dalam diri Four. pikirannya masih terisi dengan kejadian tadi di kantornya.

Four berbalik menatap seorang wanita cantik yang sedang tertidur pulas di atas kasur empuk miliknya.

wajahnya sangat tenang, nyaman rasanya untuk dipandang. tapi bukan itu yang mendominasi pikiran Four. rasa kesal, emosi yang cukup tinggi mendominasi seluruh dirinya yang ia tutupi dalam raut ketenangan. hingga wajah tenang tersebut menghasilkan kerutan di tengah dahinya dibarengi dengan lirihnya suara isakan.

"dia mimpi buruk" kata Four dalam hati.

tak lama, Oriel membuka matanya spontan benar-benar menandakan mimpi buruk sudah mampir dalam tidurnya. Oriel berusaha mengatur nafasnya dan mulai mencoba mengenali dimana dirinya berada.

"akh" rintih Oriel saat mencoba bangkit dari tidurnya setelah mengetahui Four berdiri dengan wajah datar dan dia langsung menyadari salah satu tangannya terikat di ujung kasur empuk yang sedang ia tempati.

"apa yang sedang kenric rencanakan ?" tanya Four dengan tatapan dingin.

Oriel baru ingat ia kejadian sebelum ia berakhir di atas kasur yang empuk ini.

"file. dimana file itu ?" ucap Oriel dalam hati. Oriel mondar-mandir memutar pandangannya mencari file yang sudah ia dapat sebelumnya.

"kau mencari ini ?" Four menunjukan amplop coklat yang sudah pasti berisikan file yang Oriel mau.

Oriel melebarkan matanya. benar itu file yang dia butuhkan, sebentar sudah jam berapa ini.

"jam berapa sekarang ?" setelah sekian lama Oriel mengeluarkan suaranya.

"3 dini hari kenapa ? kau mau pergi ?"

"lepaskan ikatan ini"

"apa rencana Kenric ?!"

"aku tidak tahu, lepaskan ikatan ini, aku mau pergi"

Four hanya tertawa tipis memunculkan smirknya.

"kau masih bilang tidak tahu setelah kejadian ini. aku bukan orang yang bisa kau bohongi"

tiba-tiba saja Four melempar sebuah handphone yang tentu saja mahal ke arah Oriel.

"jangan macam-macam dengan kakakku !!!" Oriel meninggikan suara sambil bangkit dari tidurnya. tatapannya terpancar aura kemarahan kepada Four.

"makanya jawab pertanyaanku !!!" suara Four tak kalah tinggi dengan Oriel.

Oriel terdiam, otaknya sedang berpikir tindakan apa yang harus ia pilih dan lakukan. kedua kubu sama sama membahayakan Rama.

"apa yang aku dapat jika aku menjawab pertanyaanmu"

"owh jadi kau minta bayaran, bilang dong, berapa yang kamu minta"

"40 juta, cash"

Four segera mengambil handphonenya dan menghubungi seseorang di seberang sana.

"bawakan aku uang 50 juta sekarang"

dengan sekali perintah, tidak menunggu lama masuklah satu orang membawa tas koper kecil. sudah bisa di tebak tas koper itu berisikan uang.

"sekarang jawab pertanyaanku"

"antar aku ke rumah sakit tempat kakakku berada"

"jangan main-main denganku"

"aku pun tak tahu rencana Kenric apa, makanya biar kamu tahu aku pertemukan kalian berdua, kau bisa tanya sendiri dengan dia"

tak dapat membantah lagi Four melepaskan ikatan tangan Oriel dan langsung jalan menuju ke rumah sakit yang di tempati Rama.

***

sunyi, itu gambaran suasana yang terjadi di dalam mobil mewah. seperti yang direncanakan tadi Four dan Oriel segera menuju ke rumah sakit yang ditinggali rama. tak lupa pula Four membawa banyak pasukan yang sudah mendahuluinya, entah strategi apa yang akan nanti ia gunakan.

dalam hati dan pikirannya Oriel merasakan kekhawatiran yang tidak bisa ia utarakan. Rama akan berada dalam bahaya jika ia gagal menjalankan misinya terlebih lagi ia membawa musuh tuannya. ia takut kemungkinan terburuk akan terjadi pada Rama.

"apa aku boleh meminta satu hal lagi ?" suara Oriel lembut memecah kesunyian.

Four tak kunjung menjawab apa yang Oriel minta.

"tolong lindungi kakakku" Oriel menunduk melihat tangannya yang ia tautkan.

lagi-lagi Four tidak menanggapi apa yang Oriel katakan. dan kesunyian kembali lagi mengisi ruangan.

***

WEY YO WEY YO,

SETELAH SEKIAN PURNAMA AKHIRNYA CERITA INI UP,

YA MAAP YA

KIRA KIRA NIH FOUR MAU NGGAK YA MEWUJUDKAN APA YANG ORIEL MINTA, TERUS NANTI FOUR BAKAL GIMANA NGADEPIN KENRIC SAMA ABRAHAM, MEREKA BAKALAN KETEMU NGGAK SI ?

YO YO, PENASARAN NGGAK ? BILANG IYA WOYYY, KALAU NGGAK AKU CIUM NIH, CANDA.

AKU HARAP DI KEMBALINYA CERITA INI DENGAN JALAN CERITA YANG TENTUNYA SEMAKIN UNCHHHH MEMBUAT KALIAN TEROBATI ATAS SEKIAN LAMA SAYA TIDAK UP.

DAN JUGA KOMNTAR & LIKE KALIAN SANGAD AMAD SEKALI BERGUNA UNTUKKU.

TERIMA CASH SEMUANYA




The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang