“Bundaa! Ayahh!”
“Bundaa!”
“Tunggu!”
“-hiks, jangan tinggalin adik! Adik takut...”
“HADRIAN! BANGUN!”
Kedua pasang mata itu sontak terbuka lebar. Bangkit dengan tergesa kemudian mengusap wajahnya kasar. Menggumamkan istighfar berulang kali untuk menenangkan diri.
“Kenapa? Mimpi lagi?” Tanya sang Kakak khawatir sembari mengusap punggung sang adik lembut.
Sang adik mengangguk mengiyakan. Masih sibuk menenangkan diri.
Sang Kakak menatap jenaka, “Kaya nggak biasa aja kamu. Udah berapa tahun umurmu? Udah berapa kali mimpi kaya gitu?”
Hadrian menatap Kakaknya sebal. Kakaknya itu pintar sekali mengambil kesempatan mengejeknya saat dia sedang lemah seperti ini. Lihat saja ketika Hadrian sudah mood nanti, kakaknya itu akan memohon-mohon ampun. Lihat saja! Hadrian pastikan itu.
“Udah sana siap-siap ke masjid. Kakak sama Papa udah siap. Tinggal kamu doang.” Kata sang kakak – Dayhan. Ia memberikan segelas air yang memang sudah disiapkan di nakas kepada Hadrian.
“Iya Kak. Makasih.”
Dayhan hanya mengangguk lalu berjalan keluar kamar sang adik.“By the way, Hadrian...”
Dan seperti biasa, sebelum Dayhan benar-benar keluar ia akan memberikan pesan dan nasihat yang memang sudah ia lakukan sejak beberapa tahun lalu.
Setelahnya Hadrian bangkit dan bersiap-siap ke masjid.
@@@
Hadrian menuruni tangga menuju ruang makan. Sesampainya di sana, terlihat Papa, Mama, dan Kakaknya sedang menunggu sembari mengobrol santai.
“GOOD MORNING!” Sapanya semangat
“Morning.”
“Wilujeng enjang.”
(Bahasa Krama : selamat pagi)
Ia mendudukkan tubuhnya di kursi samping Dayhan. Mengambil sarapan dan lauk pauknya.
“Ciee yang mau ngampus lagi di kampus kesayangan,” Goda sang Mama mengerlingkan mata ke si bungsu.
“Ish, apaan sih, Ma. Nggak gitu juga,” Rengeknya membantah.
“Duh, yang enam bulan lamanya di negeri orang udah kangen sama yang di negeri sendiri, ya?” Mamanya tetap menggoda, tidak peduli dengan raut wajah Hadrian yang memerah.
“Maaa!”
Sang Mama tertawa terbahak-bahak. Senang sekali menjahili sang anak. Tentu saja apa yang diucapkannya sebagian adalah bualan yang dibuatnya. Si bungsu nakal keluarga Sinatra walaupun jahil, ia masih seperti anak-anak yang suka mengadu dan merengek di depan keluarganya, terlebih kepada sang Mama.
“Pa, Ma, Hadrian tadi ‘mimpi’ lagi,” ucap Dayhan tiba-tiba sembari membuat tanda petik dua dengan jari-jari tangannya saat menyebutkan kata mimpi.
“Oh ya? Tentang apa kali ini?” Tanya sang Papa yang sedari tadi diam mendengarkan. Papa mereka memang tertarik dengan kemampuan yang dimiliki anak-anak mereka sedari mereka kecil. Lebih tepatnya setelah diketahui mereka memiliki kelebihan yang tak biasa.
“Ada anak kecil, laki-laki. Hadri nggak dapat namanya. Umurnya sekitar tujuh sampai delapan tahun mungkin. Dia sama ayah ibunya kaya lagi piknik gitu. Naik mobil, kebetulan jalannya nanjak dan banyak lika-likunya.”
Hadri terdiam sejenak, mengingat. “Terus, dari depan ada truk yang ngebut, mau nyalip kendaraan di depannya. Pas di liku, nggak klakson sama sekali. Tabrakan. Terus si anak tadi posisinya dipeluk sama ibunya. Tapi, tiba-tiba latarnya gelap. Hadri dengar dia manggil orang tuanya sambil nangis. Kasihan.”
“Prihatin ya. Hadri udah berdoa tadi?” Tanya sang Papa.
(Jawa : kasihan)
“Udah, Pa.” Jawab Hadrian sambil tersenyum lebar.
“Eh iya, kamu udah pernah ketemu sama sosok nya?” Dayhan bertanya kemudian.
“Kapan ya? Kalau belum ketemu kan nggak bisa kaya gitu.”
Tiba-tiba sang Mama membulatkan matanya. “Jangan-jangan, Dek. Dia kebawa dari Singapura!”
“Ma, ya nggak mungkin lah.” Bantah Hadrian tidak percaya. Lebih tepatnya tidak mau mempercayai kemungkinan itu.
“Lho, ya siapa tahu kan?”
“Ma, udah. Nanti lagi jahilin anaknya. Udah mewek itu.” Ujar sang Papa
“Papa!”
Sedangkan Dayhan sudah tertawa nista melihat adiknya yang selalu menjadi bahan bulanan Papa dan Mama.
@@@
Tbc
Segini dulu deh. Lanjut lain kali kalau ada waktu dan sempat. Hehe
Pay pay
KAMU SEDANG MEMBACA
ESP
Teen Fiction"Extrasensory Perception" atau Indra Keenam Tidak dapat disetujui maupun dibantah karena topik fenomenal ini memiliki latar belakang logis dan telah diuji dengan metode ilmiah yang dapat membuktikan argumen pro dan kontra. Ini menjadi pilihan masyar...