CHAPTER 2

21 3 0
                                    

Walau tak banyak yang harus dibereskan, Senja tetap sibuk pagi itu. Ia memasukkan kembali baju-bajunya kedalam koper hijaunya, dia juga mengecek keadaan kameranya yang selama ini terbengkalai, bodohnya, ia tidak membawa kamera itu  kemarin sehingga tidak ada foto ketika dia memakai gaun pengantin yang sangat cantik itu yang diabadikan. Siang ini rencananya, ia dan EUN WOO akan tinggal di rumah pribadi mereka, padahal dengan tinggal bersama di rumah keluarga Lee setidaknya ia masih bisa sedikit mengurangi rasa canggung Senja terhadap EUN WOO, laki-laki itu masih saja tidak mau berbicara dengannya, hal itu sedikit mengganggu Senja.

Di tempat lain, EUN WOO juga membereskan baju-bajunya, dan beberapa mainan robotnya. Dia tidak mengindahkan kehadiran kakaknya yang sejak pagi sudah tidur-tiduran di kasurnya dan mengomentari banyak hal. EUN WOO duduk di meja belajarnya, mengepak buku-bukunya ketika Jin mulai berbicara dengan nada yang serius. "Eun woo-ya." Panggilnya.

"Hm." jawab EUN WOO masih tak acuh.

"Noona ingin bicara serius padamu, dengarkan baik-baik."

Hening.

"Senja-ssi, dia sendirian disini. Dan sejak kemarin, kau yang sudah bertanggung jawab penuh atas dirinya, kau suka atau tidak, senang atau tidak, ingin ataupun tidak ingin, kau harus melibatkan dirinya di setiap keputusan yang kau ambil. Kau juga harus memikirkannya, di setiap perkataan yang kau ucapkan, kau juga harus menjaganya dimanapun dia berada. Aku tahu kalian masih sama-sama kecil, tapi kau adalah laki-laki, eomma, abeoji dan aku sudah tidak bisa lagi mencampuri urusan kalian berdua. Tapi, kalau sampai aku melihatnya bersedih, kau adalah orang pertama yang akan kucari dan kuadili. Ingat itu."

Tahu tidak akan mendapat respon dari adiknya, Jin memutuskan langsung keluar setelah memberikan nasihatnya. EUN WOO hanya menarik nafasnya dan menghembuskannya pelan, tanggung jawab? Apakah noona tidak sadar dia begitu membenci ini? batin EUN WOO

"Sering-seringlah berkunjung kemari kalau kau merasa kesepian, eomma akan selalu ada untukmu." Lagi Nyonya Lee memeluk Senja dengan sayang, semua barang yang akan dibawa oleh mereka sudah masuk kedalam mobil tuan Kim, sedangkan EUN WOO akan menyetir mobilnya sendiri bersama Senja.

"Hey, Tuan muda, abeoji masih tak percaya kau sudah sebesar ini, jaga istrimu baik-baik, mengerti?" Tuan Lee memeluk anak laki-lakinya dan menepuk lembut bahu EUN WOO.

Dengan senyum canggung dan anggukan samar EUN WOO menjawab pertanyaan ayahnya, ia juga memeluk eommanya, dan juga Jin, "ingat pesanku ya tampan." Kemudian Jin mencubit pipi adiknya yang di balas dengan tatapan sinis EUN WOO

Setelah memberikan salam penghormatan mereka memasuki mobil, Senja seperti biasa masih ingin melambai-lambai pada orang tua baru nya dan juga eonninya tapi EUN WOO sudah menstarter mobilnya pertanda ia ingin segera berangkat. "apa kau tidak sedih meninggalkan rumah ini? aku kan masih ingin melihat mereka lebih lama." Gerutu Senja saat memasuki mobil.

Tentu saja, EUN WOO tak pusing untuk  menanggapi ocehan Senja. Dasar gadis berisik, batinnya.

Senja's PART

Dasar patung! Baiklah, jadi aku menikahi patung? Eh? Maksudku, tentu saja aku masih belum menerima pernikahan dadakan ini sepenuhnya. Tapi, tapi ya benarkan aku sudah menikah dengannya, dan sekarang... hm, ani beberapa saat lagi akan tinggal bersama dengannya dalam satu rumah. Kutegaskan lagi. tinggal berdua. Dalam satu rumah. Hanya berdua. Ha-nya-ber-du-a. argh! Aku pasti akan cepat menua karena menghadapinya.

Aku memutuskan untuk menatap keluar jendela, setidaknya langit seoul yang biru ini membuat perasaanku lebih baik. Aku membuka kaca mobil dan dengan penuh konsentrasi 'jepret.. jepret.. jepret.' Ku abadikan jalanan seoul yang padat namun lancar. "kau beruntung tinggal disini Eun woo-ya. Kalau saja kau pernah ke negaraku, ah pasti kau kaget." Aku berbicara padanya, ani maksudku hanya pada raganya, entahlah jiwanya ada dimana. Yang kulihat tatapan matanya menerawang ke depan. Mungkin dia terlalu fokus menyetir. Atau malas menanggapiku? Kurasa yang kedua lebih tepat. Dasar patung!

LOVE HURTSWhere stories live. Discover now