CHAPTER 3

26 3 0
                                    

Chapter-3

        Senja mengusap air matanya  yang sejak tadi tak kunjung henti. Di luar Hoon Seok masih mencoba mengetuk pintu kamarnya untuk memastikan keadaannya. “Gwenchana oppa.” Teriak Senja dari dalam kamar dengan suara yang dia usahakan senormal mungkin.

“Jeongmal?” Tanya lagi Hoon Seok. Ada nada khawatir dalam suaranya.

“Ne.”

“Mungkin kalau kau Eun woo yang mengatakannya, mungkin aku benar-benar akan baik-baik saja.” Ujar Senja dalam hatinya.

Tak ada ketukan ataupun teriakan lagi dari luar. Mungkin mereka sudah pergi, pikir Senja. Senja masih berusaha menenangkan dirinya. Dia tidak menyangka perasaannya akan menjadi seterguncang itu mendengar ucapan EUN WOO. Selama ini memang sifat EUN WOO yang tidak pernah mau bersahabat dengannya sudah menjelaskan banyak hal, bahwa laki-laki itu benar-benar membenci pernikahan ini. Namun, ketika mendengar bahwa EUN WOO bahkan sampai menginginkan berpisah dengannya, hati Senja benar-benar terasa seperti tertusuk. Dia juga tidak tahu apa alasannya, yang jelas benar-benar sakit.

Air matanya masih tidak juga berhenti mengalir, dia memandangi  layar handphonenya. Dengan satu kali tekan maka Senja akan langsung terhubung dengan orang tuanya di Indonesia. Senja tiba-tiba saja merasa begitu ingin pulang, kembali ke kehidupannya yang lama. Kehidupan tanpa EUN WOO.

“Senja?” begitu sambungan telepon antar Negara itu tersambung, orang di seberang sana langsung berbicara.

Mendengar suara bunda-nya, Senja sampai harus menutup mulutnya untuk menahan suara tangisnya yang seperti akan meledak.

Senja? Kamu ngga apa-apa kan? Senja baik-baik aja kan?”

Kali ini Senja sampai harus menggigit tangannya sendiri untuk menahan isaknya. Dan dengan gerakan cepat dia memutus sambungan telepon antar Negara tersebut. selang beberapa detik, nomor Indonesia itu menelpon lagi. Senja menarik nafasnya dalam, dia tahu bunda-nya akan menjadi sangat khawatir dengan sikapnya tadi.

“Ya bunda? Tadi jaringannya error.” Dengan suara yang dibuat seceria mungkin Senja berbicara begitu ia mengangkat telepon.

“Serius? Tapi kamu benar-benar lagi baik-baik aja kan? kenapa tiba-tiba telepon bunda?”

“Senja Cuma.. tiba-tiba kangen. Bunda apa kabar?”

Dan mengalirlah percakapan antara ibu dan anak yang  di timpali Senja dengan banyak kebohongan. Sebenarnya tujuannya menghubungi orang tuanya adalah ingin meminta pulang ke Indonesia, tapi tadi begitu mendengar suara bundanya Senja menjadi segan untuk membuat orang rumahnya menjadi khawatir dengan keadaannya. Pertama kali datang dia senang di korea, dan mungkin sekarang tidak lagi.

“Salam buat keluarga Lee semua ya sayang, dan yang paling special buat Eun woo, bunda baru liat foto pernikahan kalian dan ya ampun kalian serasi sekali, dia lebih tampan dari ketika kecil dulu ya? Kamu baik-baik ya sama dia. Kalau mau apa-apa langsung telepon bunda aja ya. Bye sayang. Bunda selalu sayang Senja.”

‘tut’

“Senja mau pulang bunda.” Katanya pada sambungan yang sudah terputus itu. air matanya kembali mengalir. Senja semakin merindukan rumah.

-0-

EUN WOO menikmati makan malamnya sendirian. Ada yang sedikit aneh memang, biasanya ada Senja yang bertanya apa yang ingin di makannya atau hanya sekedar berceloteh sementara dia menikmati makanannya . suasanya menjadi sedikit sunyi. Dulu itu sangat baik baginya, tapi belakangan ini sesunyi itu tidak begitu mengenakkan lagi. Walau masih belum mau mengakuinya tapi EUN WOO mulai terbiasa dengan keberadaan Senja di sekitarnya dan mengganggu hidupnya. dia hanya belum sadar.

LOVE HURTSWhere stories live. Discover now