Ardhan dan Stevia masih nyaman tertidur di atas kasur di ruang pribadi Ardhan, entah sudah berapa lama mereka di dalam. Stevia yang mulai pegal pun akhirnya membuka matanya.
Ardhan tertidur pulas, masih menyusu pada Stevia yang enggan melepaskan pabrik susunya itu.
Stevia yang melihat Ardhan tertidur pulas, mulutnya yang di sumpal oleh puting Stevia menambah kesan yang imut di wajah Ardhan. Dengan tak tega Stevia harus membangunkan Ardhan karna tubuhnya sudah merasa pegal dan putingnya pun mulai terasa perih.
"Al bangun, badan gw pegel semua nih" ucap Stevia membangunkan Ardhan sambil menepuk-nepuk pipinya pelan.
Ardhan sama sekali tidak terusik dan tetap melanjutkan kegiatan tidur dan menyusunya.
"Bangun al"
"Bangun gak?!"
"ARDHAN ALVARO MAHENDRA BANGUNNN!"
"KEBAKARAN KEBARAKAN!" Teriak Stevia kesabarannya pun mulai habis.
Otomatis Ardhan terbangun, melepas puting Stevia. Langsung lompat dari atas kasur dan berlari menuju pintu.
"Dimana kebakaran?! Ayo sayang kita keluar. KEBAKARAN KEBAKARAN" teriak Ardhan tanpa sadar dengan expresi panik di wajahnya.
Stevia terbengong melihat kelakuan Ardhan. Beberapa detik kemudian tawa Stevia mulai pecah.
"HAHAHAHAHA, dimini kibikirin? iyi siying kiti kiliir. KIBIKIRIN KIBIKIRIN" cibir Stevia meniru ucapan Ardhan dengan tawa yang tak lepas.
"Ha?"
"Kena tipuu,,,, slebeww"
"Lah jadi? Gw kena tipu dong?." Tanya Ardhan dengan kesadarannya yang mulai terkumpul.
"iyaa,, Slebeww"
"Anjing, awas ya lu"
Ardhan yang sedari tadi berdiri di belakang pintu langsung menghampiri Stevia yang terduduk di atas kasur.
"Ga sopan" kata Ardhan menyentil dahi Stevia.
"Aku si bodo amat ye kan, slebeww hahahahahaha" balas Stevia tertawa kecang.
"Hm" setelah itu Ardhan keluar ruangan dan menuju meja kerjanya. Meninggalkan Stevia yang sedang menertawai dirinya.
"Hahahahahaha, cape njem hahahahah. Enak juga ternyata prenk Ardhan, besok ngeprenk apa lagi ya?" Ucap Stevia pada dirinya sendiri.
Di sisi lain Ardhan sedang mengumpati Stevia. "Sial, gw di tipu. Untung lu calon ibu dari anak - anak gw nanti coba kalo bukan, udah gw penggal tu palanya. Sabarr sabar"
______________
Sekarang sudah jam istiharat, Stevia and the gang sudah berkumpul di kantin. Suasana kantin sangatlah ramai.
"Lo ga jadi temuin bu harimau?" Tanya Vanya pada Stevia membuka suara.
Stevia menggeleng. "Ga ah males, palingan juga di omelin doang." Jawabnya santai.
"Kalo pun Stevia di hukum pasti ada penyelamatnya" kata Acha.
Stevia melirik ke arah Acha. "Hah siapa?" Tanya Stevia.
"Yaelah pura-pura gatau lagi" timpal Vanya
"Tau tuh biasanya juga berduaan kaga mau lepas kek amplop sama perangko" sahut Tania.
Stevia masih bingung, telmi itu lah salah satu sifat Stevia. Penyelamat apa yang di maksud Acha?.
"Siapa si? Gw lagi telmi ni anjir!" Kata Stevia mulai kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARVIA
Teen FictionArdhan dan Stevia mereka bersahabat sejak mereka kecil karna rumah mereka berdekatan bisa di bilang tetanggaan. Ardhan yang memiliki sifat cuek + dingin yang akut ketika berada di luar rumah. Sedangkan Stevia memiliki sifat yang absurd. Seperti hal...