Hapred.
"Hallo, Tante. Maaf ya, Cassie baru jenguk, Tante lagi." Ucapnya kepada seorang wanita paruh baya.
"..."
"Tante, kenapa? Masa Cassie di cuekin, sih." Ucapnya lagi merajuk.
Memang begitu, saat pertama kali ia melihat wanita paruh baya ini, dia langsung memiliki rasa simpati yang sangat besar. Hatinya terus meronta untuk membantu wanita itu, untuk sehat, setidaknya dengan menemani nya di setiap waktu luang. Walaupun katanya, anaknya sering menjenguk ia tetap menemani wanita ini, karena ia tidak pernah bertemu dengan anaknya, mungkin anaknya sangat sibuk jadi tidak memiliki waktu banyak dengan ibu-nya.
Dia terus saja mengajak nya berbicara. Pada awalnya wanita paruh baya ini tidak mau berbicara sama sekali, namun setelah 3 Minggu lamanya, wanita paruh baya ini sudah mau di ajak berbicara, walau hanya sedetik demi sedikit. Untung sekolah nya akan di mulai satu Minggu lagi, jadi ia bisa sering-sering menjenguk wanita paruh baya ini.
"Aci?" tanyanya.
"Haha, iya Tante, ini Aci." Jawabnya sambil memeluk wanita paruh baya itu dan mengusap surai indahnya.
"Udah, udah tiga hari, Aci-" Ucapnya terbata-bata.
"Iya, Tante, Aci sibuk, maaf ya baru jenguk lagi." Ucapnya bersalah.
Memang, tiga hari ini dia tidak menjenguk Wanita paruh baya ini, dikarenakan tugas sekolah nya yang menumpuk, belum lagi beberapa masalah lainnya.
"Tante, maafin Aci kan?" tanyanya yang di jawab anggukan yang antusias.
"Tante baik deh. Tante udah makan?" tanya Cassie.
"B-belum, Aci?" jawabnya.
"Kok, belum sih, Tante, emang Tante gak mau sembuh?" Tanyanya lagi.
"T-ta Tante, gak sakit." jawabnya.
"Kalo, Tante gak sakit harusnya Tante banyak makan, biar bisa cepat pulang. Tante mau pulang kan?" tanyanya yang di jawab dengan anggukan.
"Kalo gitu, ayo makan. Aci suapin, ya." Ucapnya sambil menyodorkan sendok berisi nasi.
"Enak," ucap wanita itu.
"Nah, makanya Tante harus makan terus, biar tau mana yang lebih enak." Nasihat nya sambil menyuapkan sesendok nasi.
Sedang asyik-asyiknya mengobrol tiba-tiba hp gadis itu menyala. Dan dering telepon, itu membuat kegiatannya yang tengah menyisir rambut wanita itu terhenti.
"Sebentar ya, Tante." Ucapnya.
Dia keluar dari ruangan untuk mengangkat telponnya, siapa yang menelepon?
"Ah, ternyata bunda," Ucapnya.
"Hallo?" ucap Bundanya.
"Iya hallo, bunda. Ada apa?" jawabnya.
"Kamu bisa pulang sekarang? Salah satu adik mu tiba-tiba saja kejang-kejang." Ucap Bundanya yang terdengar panik. "Bunda, tidak bisa membawanya ke rumah sakit, nanti anak-anak yang lain, tidak ada yang menjaganya." Jelasnya.
"Baik, Bunda. Aku pulang sekarang, ya." Jawabnya sambil mematikan sambungan.
"Huh, ya tuhan berikan hamba kekuatan untuk menghadapi semua ujian mu." Gumamnya.
"Aci?"
Dia menoleh ketika namanya di panggil, wanita paruh baya itu sedang berdiri di pintu sambil memegang tas yang Aci pakai sebelumnya, membuat Aci tersenyum senang. Dia mulai sembuh.
"Pulang. A-ael akan-" Ucapnya tak dilanjutkan.
"Ael? Siapa Ael, Tante?" tanyanya bingung.
Wanita itu menggeleng, kemudian tersenyum. "Pulang, Adik, Ael anak, anak Tante?" Ucapnya dengan nada bertanya.
Tentu saja, Aci mengerti apa yang dimaksud wanita ini. Anaknya bernama Ael akan kesini, dan ia di suruh pulang untuk mengurus adiknya. Ah, rupanya wanita ini sudah mulai membaik.
"Kalo begitu, Aci pamit ya, Tante." Pamitnya sambil mencium tangan wanita paruh baya itu, dan berlari keluar rumah sakit.
Baru beberapa detik setelah Aci pergi, seorang laki-laki yang seumuran dengannya datang mendatangani Wanita paruh baya itu.
"Mama? Mama lagi apa di pintu, hm? Ayok kedalam." Ucap lelaki itu yang tak di hiraukan.
"Mama? Ayok." Ucapnya lagi.
"Ael?" ucap Wanita paruh baya itu membuat lelaki bernama Ael ini terharu di tempat.
"Mama, ingat Ael?" tanyanya sambil memeluk Wanita, itu.
"Anak mama, Ael. Aci, ingat-" Ucapnya lagi membuat lelaki itu mengerutkan keningnya.
"Aci, siapa, ma?"
•••
TBC...
Dikit ya? Anggap saja ini prolog, hehe.
Semoga kalian suka, jangan hanya stay disini ya, pantau part seterusnya.<3

KAMU SEDANG MEMBACA
Alula {On Going}
Teen FictionAlula adalah seorang anak panti yang kebetulan mendapatkan beasiswa ke sekolah yang di tempati anak-anak orang kaya semua. Awalnya sekolah nya berjalan dengan lancar, tapi setelah ia dengan salah satu siswa di sana, ia menjadi sering mendapatkan bul...