PART 3

429 57 8
                                    

Sakura sama sekali tidak bisa tenang sepulang kunjungannya dari istana. Ia banyak memikirkan tentang Sasuke-Putra mahkota yang tidak bersedia untuk menikah dengannya. Setelah keramahan dan ungkapannya mengenai arti pertemuan mereka yang seperti bunga lily. Kenapa putra mahkota membuang itu semua dengan menolaknya mentah-mentah? Sakura menggigit bibirnya untuk mengendalikan ketakutannya sendiri.

Sejak dulu ia tahu tujuan hidupnya adalah menikahi anggota kerajaan-secara resmi ataupun tidak, berdasarkan cinta atau keterpaksaan. Takdirnya adalah seperti itu dan sakura sangat meyakini takdirnya sejak umurnya masih kecil. Keluarganya sendiri yang membawanya ke kuil utara untuk mendapatkan pelajaran khusus mengenai kekuatannya. Kekuatan yang hanya boleh digunakan untuk melindungi kerajaan-kekuatan sakral dewa. Tapi bagaimana jika Sasuke tetap tidak bersedia untuk menikah dengannya?

" kura .. - Sakura!!" Sebuah suara menyentakkan lamunannya. Sakura menoleh ke arah suara tersebut. Sesaat ia lupa jika saat ini ia berada di tengah latihanannya untuk ujian fisik. "Kau akan benar-benar terluka jika terus melamun seperti itu!" Gaara berteriak di hadapannya.

Sakura tersenyum lalu mengangguk. "Aku baik-baik saja."

Gaara hanya mendesah mendengarnya kemudian ia menjatuhkan panahnya ke samping lengannya. "Kau bertindak aneh sejak kembali dari istana. Apa terjadi sesuatu? Apa Yang Mulia mengatakan sesuatu?"

Sakura tersenyum kikuk sambil merapihkan anak rambutnya yang bertebrangan di sekitar dahinya. "Tidak ada. Yang mulia memperlakukanku dengan baik. Aku hanya berpikir seberapa sakit percobaan kali ini.."

"Kau tidak perlu khawatir!" Gaara tersenyum kecil sebelum ia mulai membidik sakura kembali melalui panahnya. "Seperti biasa aku akan berpura-pura memanahmu menggunakan busur kosong, sehingga kau hanya perlu menahan rasa sakitnya seperti tersengat ketapel."

"Lagi? suatu hari kau akan ketahuan dan kepala kuil akan menghukummu!" Sakura memprotes tidak setuju. "Kau tahu tujuan latihan ini adalah membiasakan tubuhku untuk kuat menghadapi segala serangan. Jika kau terus-menerus memanahku dengan busur kosong-maka.." ia menghentikan kalimatnya ketika melihat sosok kepala kuil mendekat ke arah mereka dengan raut wajah yang tidak bersahabat.

"Busur apa?" kepala kuil merenggut busur kosong dari genggaman Gaara. Ia menggeramnya hingga kemudian mematahkan pusur itu menjadi seonggok patahan kayu yang tidak ada artinya. "Jadi kau mengkhianatiku  selama ini Gaara? Aku bodoh sekali mempercayaimu untuk menguji kemampuan fisik sakura sendirian."

Gaara menggeram, ia kemudian berlari menghadang kepala kuil ketika pria tua itu beranjak mendekat ke arah sakura. "Jangan sakiti dia lagi kumohon!"

"Minggir! aku tidak akan mentoleransi ketidakpatuhanmu ini, walaupun kau adalah keponakanku!"

Gaara tetap menghadang jalan kepala kuil dengan kedua tangannya yang ia lebarkan untuk melindungi Sakura. Sementara gadis itu gemetar ketakutan dibalik punggungnya. Ini adalah perdebatan yang sengit dan Sakura tidak menyukai gagasan ini. "Demi tuhan, Gaara kau bodoh sekali karena ingin melindunginya! Dibanding denganmu yang panas dingin ketika terkena busur panah, Sakura bisa menyembuhkan dirinya sendiri tanpa khawatir kehilangan nyawa!"

" TAPI DIA TETAP KESAKITAN, PAMAN!"

"Cukup! ku bilang-"

"Yashamaru.." Hiashi Hyuuga yang entah sejak kapan berada di belakang kepala kuil dan menikmati perdebatan itu. "Aku pikir keponakanmu harus melihat sendiri bagaimana hebatnya kekuatan nona Haruno dalam menahan serangan."

Hiashi mengalihkan tatapannya ke arah Sakura yang masih bersembunyi di belakang punggung Gaara. "Bagaimana nona? apakah kau bersedia untuk menunjukkan padaku mengenai kekuatan penyembuh klan haruno yang sangat hebat itu?"

Royal Queen of Sakura [SasuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang