Sehari sebelum pesta dirumah keluarga Kim, So Eun dan Kim Bum masih harus disibukan dengan pekerjaan mereka. Masalah perusahaan yang membuat So Eun harus membantu Kim Bum untuk menyelesaikannya membuat mereka berdua menghabiskan waktu lebih banyak di kantor.
Minggu lalu So Eun dan Tae Hee juga Nyonya Kim sudah berbelanja gaun yang akan dikenakan oleh So Eun. Sedangkan untuk merias wajahnya So Eun menolak saat Nyonya Kim ingin memesankan perias profesional untuk So Eun, So Eun menolak karena harga gaun yang di belikan oleh Nyonya Kim sudah sangat mahal dan tentu saja membuat So Eun merasa tidak enak karena Nyonya Kim selalu memenuhi kebutuhannya untuk pesta ini.
"Tuan Kang dari divisi keuangan ingin bertemu dengan Anda. Apakah siang ini beliau dapat menemui Anda untuk mendiskusikan permasalahan pada tander kita kali ini Tuan Kim?" Tanya So Eun sambil melihat pada catatan kecilnya. Dirinya sedang berada di ruangan Kim Bum untuk menanyakan beberapa hal.
"Ya, aku bisa. Tuan Kang bisa berdiskusi di sini jam 1 siang nanti." Jawab Kim Bum masih sibuk dengan komputer di hadapannya.
"Lalu, investor dari Macau yang beberapa waktu lalu meminta persetujuan untuk mengurangi nominal proyek disana. Beliau sudah menanyakan apakah persetujuan tersebut disetujui atau tidak Tuan." Ucap So Eun lagi dan kali ini Kim Bum menatap So Eun.
"Ah benar, berkas itu sudah kau berikan dua hari yang lalu bukan? Aku belum membacanya karena masih harus meneliti permasalah pada divisi keuangan." Ucap Kim Bum dan kali ini dirinya sedang sibuk mencari berkas tersebut pada tumpukan berkas di atas mejanya.
So Eun yang sudah merapihkan meja tersebut menatap Kim Bum dengan pandangan kesal.
"Sudah ku bilang aku tidak menaruhnya disitu. Aku sudah memisahkan berkas internal perusahaan dan eksternal." Ucap So Eun lalu beranjak ke arah meja Kim Bum dan membuka laci di meja, lalu mengambil berkas yang Kim Bum butuhkan.
"Ah benar. Kau sangat teliti sekali. Terimakasih sekertaris Kim." Ucap Kim Buk dengan nada jahilnya serta kerlingan sebelah matanya membuat So Eun menatapnya dengan datar.
"Lalu, untuk acara Nyonya dan Tuan Kim nanti malam. Nyonya Kim berpesan untuk Tuan datang pukul 7 malam dan tidak boleh terlambat." Ucap So Eun lalu menutup catatan kecilnya dan membungkukkan tubuhnya, sebelum berbalik untuk kembali kemeja kerjanya tanpa menunggu jawaban Kim Bum.
Kim Bum mengangkat kepalanya lagi.
"Kim So Eun." Panggil Kim Bum, So Eun membalikkan badannya lagi dan menatap Kim Bum.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" Tanya So Eun dan kali ini Kim Bum menghampiri wanita itu.
"Kalau begitu, aku akan menjemputmu pukul 6, kita akan pulang bersama pukul 5 nanti." Ucap Kim Bum saat sudah sampai di hadapan So Eun.
"Anda tidak perlu mengantarku pulang dan tidak perlu menjemputku." Ucap So Eun lalu kembali membalikkan badannya tanpa mendengar jawaban Kim Bum.
"Tapi Ibu ingin aku datang bersamamu. Kau sudah tahu hal itu bukan." Ucap Kim Bum yang kembali membuat So Eun membalikkan tubuhnya.
"Aku tahu, tapi aku akan sangat merepotkan Anda jika Anda harus mengantarku pulang lalu menjemputku kembali. Anda juga harus bersiap bukan?" Ucap So Eun yang kali ini membuat Kim Bum berpikir.
So Eun merasa ucapannya cukup membuat Kim Bum menyerah untuk mengantar dan menjemputnya.
"Tidak, aku tetap akan mengantarmu pulang, lalu kembali menjemputmu. Toh aku tidak butuh waktu lama jika hanya untuk memakai jas." Ucap Kim Bum dengan senyum penuh kemenangan karna berhasil mengelak dari ucapan So Eun.
"Baiklah, terserah Anda." Ucap So Eun lalu kembali melanjutkan jalannya menuju meja kerjanya di luar ruangan Kim Bum.
Memang tidak akan ada yang bisa membuat pemikiran Kim Bum menjadi buntu, apalagi menolak ajakan lelaki itu.
—
Rumah mewah Tuan Kim sudah disulap menjadi seperti sebuah istana yang megah. Banyaknya lampu hias juga bunga yang menghiasi seluruh halaman rumah keluarga Kim itu mampu membuat So Eun terkagum.
Dirinya kini sudah berada di mobil Kim Bum. Setelah berdebat panjang dengan Kim Bum yang sempat tidak ingin datang ke acara ini karna alasan yang tidak masuk akal. Yaitu tidak ingin So Eun dilihat oleh banyak orang karna menurutnya So Eun sangat cantik hari ini.
Dengan gaun berwarna peach yang tidak terlalu banyak hiasan tetapi justru terlihat sangat cantik dan elegan. Potongan dada yang cukup rendah membuat bahu wanita itu terlihat sangat cantik dengan hiasan kalung yang di bawakan sendiri oleh Kim Bum. Kalung dengan permata kecil yang sangat cantik dan sangat pas menggantung di leher wanita itu.
Rambut dengan sanggul bawah So Eun buat dengan sengaja menyisakan beberapa anak rambutnya, polesan wajah yang sangat natural namun dapat membuat wajah So Eun terlihat segar.
Kim Bum kini sedang mengendarai mobilnya dengan wajah datarnya karena dirinya masih merasa kesal saat So Eun dengan tegas menolak permintaannya untuk absen diacara yang di buat oleh kedua orang tuanya itu.
"Wahhh, aku belum pernah melihat taman yang secantik ini." Gumam So Eun yang membuat Kim Bum menatap ke arahnya.
Senyum mekar terlihat diwajah Kim Bum. Meskipun kesal, tetapi saat melihat wajah sumringah So Eun saat melihat taman itu mau tidak mau membuat Kim Bum tersenyum.
"Kau lebih cantik dari taman itu." Ucap Kim Bum pelan namun masih dapat di dengar oleh So Eun karena kesunyian mereka di dalam mobil itu.
So Eun hanya diam, tidak ingin menanggapi ucapan Kim Bum yang kini membuat semburat merah ia yakini sudah hadir di pipinya.
Setelah Kim Bum memberhentikan mobilnya di depan pintu masuk rumahnya sendiri itu, dirinya memegang tangan So Eun lalu menatapnya serius.
"Kau ingat perjanjian kita bukan? Aku akan membukan pintu untukmu. Menggandeng tanganmu dan tidak akan melepaskannya sampai acara ini selesai atau sampai kapanpun." Ucap Kim Bum dengan nada serius yang membuat So Eun memutar bola matanya.
Perjanjian konyol yang dibuat Kim Bum dan sialnya di setujui oleh So Eun karena Kim Bum yang merajuk tidak ingin datang ke pesta orang tuanya sendiri.
"Baik Tuan Kim. Aku mengingat semuanya." Ucap So Eun.
Kim Bum membelalakan matanya menatap So Eun dengan kesal.
So Eun menghembuskan napasnya lalu terkikik pelan karena ulah lelaki dewasa dihadapannya ini.
"Baik Bum-ah, kau akan membukan pintu untukku, menggandeng tangan ku, dan tidak akan melepaskannya." Ucap So Eun yang kini membuat senyum hadir diwajah Kim Bum.
"Pintar." Ucap Kim Bum lalu dengan cepat mengecup kening So Eun dan keluar dari mobil, berputar dan membukakan pintu untuk So Eun yang kini masih membeku di tempatnya karena ulah Kim Bum tadi.
"Apa kau tidak akan turun?" Tanya Kim Bum yang kini berusaha tidak memperlihatkan senyumnya.
Dirinya terlalu gemas dengan So Eun saat ini.
"Turun." Ucap So Eun singkat lalu menerima uluran tangan Kim Bum dan mereka masuk bersama kedalam rumah besar itu setelah Kim Bum memberikan kunci mobilnya pada petugas valet.
2 Januari 2021
~DA~

YOU ARE READING
My Ex is My Boss Now
RomanceKim So Eun harus bisa menerima kenyataan dimana, mantan kekasihnya dulu saat ini menjadi atasannya, bosnya, pemilik perusahaannya, di tempatnya bekerja. Membuatnya kembali mengingat kenangan manis dan pahit di waktu bersamaan. Apakah takdir akan mem...