Prince Two :)

1 1 0
                                    

Aksa memasuki rumah besarnya dengan santai. Sesekali Aksa bersenandung kecil,tanpa memperdulikan para bodyguard. Dengan tiba-tiba Aksa menghentikan langkahnya,menatap pria yang sudah berumur 60-an tahun sedang menyesap kopi hitam di meja dapur.

"Opa" panggil Aksa membuat seseorang yang disapa Opa itu membalikkan badan

"Wahh cucuku sudah pulang"

Dengan sigap Aksa berlari kecil,memeluk sang Opa dengan ramah. Tersenyum sangat lebar,membuat semua servants dan bodyguard yang berada disekeliling mereka juga ikut tersenyum senang.

"Opa udah lama?" Tanya Aksa sembari melepaskan pelukannya

"Tidak,aku baru saja sampai rumah" jelas Opa sesekali menyesap kopinya

"Duduklah" lanjutnya

"Iya"

Aksa duduk berhadapan dengan Opa. Tidak lupa salah satu servants mengambil ahli tasnya.

"Bagaimana sekolah-mu?" Tanya Opa dengan tenang

"Semuanya baik-baik aja" jelas Aksa jujur

Opa tersenyum penuh arti. Perlahan jari telunjuknya menunjuk bibir Aksa yang sedikit sobek.

"Itu kenapa?"

"Biasa"

"Berkelahi lagi?"

Pertanyaan Opa sangat tepat sasaran. Aksa tidak takut,dia memilih menganggukkan kepala.

"Iyaa"

"Ternyata cucuku sangat jagoan" puji Opa membuat Aksa tersenyum

"Aksa bakal lindungin Opa, Papa dan Mama" ujar Aksa dengan yakin

"Tidak perlu menjaga-ku. Aku ini sudah tua dan sudah memiliki bodyguard sendiri. Tugasmu belajar dan meneruskan usaha-ku dan juga papa-mu"

Gelengan keras langsung ditunjukkan oleh Aksa. Tidak setuju dengan ucapan Opanya.

"Ga bisa gitu. Aksa bakal jaga kalian"

"Yasudah terserah-mu. Bagaimana? Sudah siap untuk meneruskan usaha keluarga?" Tanya Opa dengan senyum licik

"Serahkan semuanya sama Aksa. Kali ini Aksa beneran yakin bisa menghandle semuanya"

Opa menggelengkan kepalanya.

"Kamu mana bisa. Sekarang saja masih bermain-main"

"Bukannya wajar Opa?" Tanya Aksa yang tidak menyetujui ucapan Opanya

"Aku tidak melarangmu untuk bermain-main,berkelahi ataupun berpacaran. Tetapi ingat satu hal,usaha yang sudah ku bangun tidak didapat dengan mudah. Aku mempercayai-mu karena aku yakin bahwa kamu bisa. Papa-mu juga pasti berpikiran sama dengan-ku. Ingat,bahwa usaha ini bukan untuk mainan Aksa,kamu harus benar-benar menangani masalah apapun dengan baik-

-Tidak ada waktu untuk bermain-main nantinya. Habiskan waktu bermain-mu sampai tamat sekolah. Setelah itu,kamu tidak boleh menganggap semuanya dengan sepele"

Penjelasan Opa membuat Aksa terdiam. Dirinya juga masih terlalu dini untuk melanjutkan usaha keluarga. Tetapi mau bagaimana lagi? Apakah Aksa bisa melanjutkan usaha keluarga setelah tamat sekolah? Bukankah itu memiliki resiko yang sangat besar?

Aksa memang sudah mempelajari setiap inci pembahasan tentang bisnis dan lainnya yang menyangkut dengan perusahaan Opa dan papanya. Namun apa dia bisa mengurus 2 perusahaan sekaligus? Apalagi memiliki banyak cabang dimana-mana.

Helaan nafas panjang keluar dari hidung Aksa. Memijat pelipisnya pelan,merasa pusing dengan perusahaan-perusahaan keluarganya.

"Perusahaannya ga bisa dikasih orang aja Opa?"

Privet PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang