Kyuubi's Invasion

348 40 0
                                    

FYI:

Pada part ini, masih di usia yang sama. Namun, berlatarkan tiga bulan setelah peristiwa Sakura menjadi ANBU.

Sub-part 1: Peluang yang Gagal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sub-part 1: Peluang yang Gagal

Malam ini adalah malam dengan bulan yang bersinar sangat terang. Bulan purnama. Langit gelap menjadi sedikit lebih terang dari biasanya. Sakura yang baru selesai membersihkan kamar mandi, langsung dikejutkan oleh teriakan Kakashi yang belum berapa lama kembali dari misinya.

"Rin!"

Sakura langsung berlari ke arah kamar Kakashi. Ia mendobrak pintu kamar itu hingga terlepas dari engsel. Ia langsung menghambur ke pelukan Kakashi, begitu laki-laki itu terbangun dari tidurnya dengan napas yang tersengal-sengal.

"Tidak apa-apa, Kakashi. Tenang. Ada aku, kau tidak perlu takut," ucap Sakura, mencoba menenangkan Kakashi yang kini berada dalam dekapannya.

Sampai saat ini, Sakura melakukan itu pada Kakashi. Laki-laki perak itu masih memiliki ingatan tentang kematian Obito yang terkadang muncul di kepalanya secara tiba-tiba, terlebih Rin yang mati di tangannya. Sakura sering meringis di dalam hatinya, karena entah kenapa bibirnya selalu bungkam untuk tidak mengatakan pada Kakashi tentang yang sebenarnya-bahwa Obito belumlah mati-.

"Kamar mandinya baru kubersihkan. Akan kusiapkan air hangat untukmu."

Ketika Sakura hendak beranjak, Kakashi segera menahan tangannya. Menatap manik hijau yang melihatnya bingung dengan tatapan sendu di malam hari.

"Kenapa... kenapa Rin selalu ada di dalam pikiranku?" tutur Kakashi yang tampak depresi, dilihat dari raut wajahnya. Sakura yang melihat itu merasa hatinya sedikit teriris.

"Ssst... itu bukan salahmu. Kau tidak boleh berpikir kalau kematian Rin itu adalah salahmu," ucap Sakura sembari mengelus kedua lengan Kakashi dan tersenyum padanya. Mencoba memberi ketenangan pada laki-laki itu.

"Tapi, dulu kau juga berpikir aku membunuh Rin, 'kan?"

Sakura langsung tersentak. Hatinya terasa mencelos sesaat setelah Kakashi mengatakan ucapannya tadi. Memang benar dulu ia berpikir begitu, tapi saat Kakashi mengatakan yang sebenarnya, pikiran itu sudah tidak lagi singgah dan bersarang di pikirannya. Namun, kini pada Kakashi lah kejadian itu menetap tinggal di ingatannya.

"Ya, aku tahu. Aku minta maaf, tapi itu bukanlah kesalahanmu, Kakashi. Sudah, aku akan siapkan air hangat untukmu. Sepulang dari misi kau malah langsung ke kamar dan tidur. Bahkan gentayangan di dapur saja tidak," ucap Sakura sambil perlahan berjalan keluar dari kamar Kakashi hingga sosoknya sudah tidak lagi terlihat oleh si perak itu.

Tak lama setelah Sakura menyiapkan air hangat untuk Kakashi, gadis bersurai merah muda itu meneriaki Kakashi untuk segera masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Lalu, laki-laki itu pun menuruti ucapan Sakura. Sembari menunggu, Sakura merapikan kembali kasur Kakashi yang sudah acak-acakan. Ia menghela napas dengan gusar setelah selesai.

Again : Road to Obito [Re-publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang