Normal POV
Tangan besar beruang itu melempar Yulia hingga tubuh dan kepalanya membentur dinding. Yulia merasakan darah mengalir di kepalanya. Tulangnya terasa remuk semua.
Tapi ia tidak bisa berhenti begitu saja, Yulia tetap harus berlari. Yulia tidak mau dimakan beruang!
Zrash!
Suara pedang terdengar lalu setelahnya kepala beruang itu dan darah muncrat kemana-mana.
"Yulia!"
Dengan segera Sean memeluk Yulia dan menenangkan gadis itu, serta menggendongnya ala bridal style untuk segera dirawat.
Yulia merasakan sakit yang teramat sangat di tubuhnya. Ramai dan bisingnya suara tak lagi ia pedulikan.
"Bertahanlah, Yulia." Kata Sean sambil membaringkan tubuh Yulia di tempat tidur.
Dokter sudah datang dan menangani lukanya. Untunglah lukanya bisa segera ditangani dan diberi obat.
"Terima kasih, Sean." Ujar Yulia dengan tulus. Walau bagaimana pun, Sean yang menyelamatkannya, sehingga Yulia tidak jadi traveling ke alam baka.
"Apa sekarang kau sudah merasa lebih baik?" Tanya Sean dengan wajah khawatir.
Yulia menganggukkan kepalanya pelan dan mulai memejamkan matanya merasa mengantuk, "Aku ingin beristirahat, kau bisa pergi Sean."
"Tidak, aku akan berjaga-jaga disini." Ucap Sean kukuh masih tetap di kamar tempat Yulia dirawat.
Hingga Samuel datang dengan wajah pucat pasi menuju tempat tidur Yulia. Pria itu langsung menghentikan aksi berburunya kala mendengar kabar kalau Yulia diserang oleh binatang buas.
Samuel merutuki dirinya sendiri yang malah masih asik berburu, tapi tak bisa menyelamatkan Yulia dari serangan binatang buas itu. Hatinya memanas kala mendengar kalau Sean lah yang menyelamatkan Yulia dan membunuh beruang yang menyerangnya. Apalagi, Sean sekarang sedang di kamar ini dan menemani Yulia.
"Saya ucapkan terima kasih atas pertolongan tuan Grand Duke pada Yulia." Ujar Samuel pada Sean dengan sopan.
"Dan Tuan Grand Duke bisa pergi sekarang, karena saya sudah datang." Kata Samuel tanpa basa-basi dan menuju Yulia yang sedang tertidur.
Sean mengepalkan tangannya dengan erat saat mendengar Samuel mengusirnya dan menggenggam tangan Yulia yang sedang tertidur. Tidak, ia tidak boleh berkelahi lagi dengan Samuel, apalagi Yulia sedang beristirahat.
"Ada yang salah dengan beruang itu." Celetuk Sean pada Samuel.
"Apa maksud anda?" Tanya Samuel.
"Aku melihat mata dan darahnya. Beruang itu," Ucap Sean. "Seperti bukan beruang sungguhan."
"Bukan beruang sungguhan?" Tanya Samuel tak mengerti.
"Ya, itu seperti boneka yang digerakkan dengan sihir." Kata Sean. Sebenarnya ia bukan penyihir, tapi karena memiliki ayah seorang penyihir membuatnya mempelajari sedikit tentang sihir. Namun melihat Samuel yang bergeming dan diam saja membuat Sean keluar dari kamar tempat Yulia dirawat.
Pria dengan gelar duke itu menatap wajah damai Yulia yang sedang tertidur.
"Jangan terluka lagi," lirih Samuel masih memegang tangan Yulia.
Kejadian kali ini bukanlah suatu ketidaksengajaan. Samuel yakin ada sesuatu yang ganjal disini. Mulai dari beruang, perisai sihir ataupun para ksatria yang menjaga.
Ia akan menangani kasus ini sampai tuntas. Samuel benar-benar tidak bisa kehilangan Yulia.
"Tidak untuk yang kedua kalinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Quiet Life Of An Ex-Villainess [END]
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] [END] 'My Sweetheart' adalah novel yang menceritakan kisah cinta klasik dari Aleena, Putri keluarga Viscount yang hampir bangkrut dengan Sean, bangsawan kelas atas, seorang Grand Duke. Aku Nana, hanya mahasiswi biasa yang ge...