Part 4 (Why Is She Crying?)

35.6K 4.9K 419
                                    

Aku tidak bisa terus-terusan disini. Aku ingin kembali ke dunia asalku.

Tidak ada gunanya tinggal di tubuh Yulia, yang walaupun cantik, kaya tapi tidak punya keluarga yang lengkap. Yulia hanya punya satu kakak (itu pun kakak angkat, sikapnya dingin lagi).

Ya mau Samuel setampan apapun memang buat apa? Keluarga di dunia asalku jauh lebih berharga.

Menjadi Nana jauh lebih baik. Aku punya ibu dan ayah yang peduli padaku, adik yang walaupun nakal tetap aku sayangi dan teman-teman (walau tidak seberapa) yang peduli padaku.

"Aku ingin pulang!!" Batinku berteriak.

Disini juga membosankan.
Tidak ada ponsel, internet, sosial media, komik online.

Sial, aku kehilangan gairah hidup.

"Jean, apa kakak masih bekerja?" Aku bertanya pada Jean. Niatnya aku ingin menempel dengan Samuel. Siapa tahu aku dengan terus-terusan menempel, aku bisa benar-benar dekat dengan Samuel.

"Ya, Nona. Saya melihat Yang Mulia Putra Mahkota mendatangi kediaman ini," jelas Jean.

Kenapa Putra Mahkota mendatangi kediaman Dhrivan? Walaupun mereka dikisahkan berteman, tak biasanya seorang Putra Mahkota mendatangi kediaman Dhrivan.

Sudahlah, aku tak peduli. Lebih baik aku menghibur diri agar tidak mati kebosanan. Pasti di kediaman Dhrivan yang besar ini ada perpustakaan dan novel romantisnya. Untuk memastikan, ada baiknya aku bertanya pada Jean.

"Apakah di perpustakaan ada novel romantis?" Tanyaku pada Jean.

"Ada, Nona. Bagaimana nona bisa lupa? Setiap ada novel romantis seri baru nona kan langsung memborongnya," balas Jean. Duh, apa ia curiga?

"Memang aku tidak boleh tanya?!" Aku berkata dengan wajah garang.

"T-tidak b-begitu, Nona!" jawabnya gugup.

Haha, enak sekali punya tampang antagonis seperti Yulia ini.

Novel romantis, i'm coming!

Kembali lagi kita tour mengelilingi kediaman Dhrivan ini. Sudah berkali-kali aku mengelilinginya, aku masih belum familiar dengan berbagai ruangan yang ada disini.

"Jean, tolong bawakan aku camilan ya!" Pintaku.

"Baik, Nona." Jean dengan sigap menjawabnya dan langsung pergi.

Setelah menyuruh Jean, aku langsung mencari tempat dengan posisi paling nyaman untuk berhalu. Seperti dugaanku, novel disini didominasi oleh genre romantis historical. Hm, aku suka.

Novel dengan judul "Princess and Her Knight"

Aku membacanya dengan seksama. Awal-awalnya sangat menarik dimana seorang tuan Putri bertemu secara tidak sengaja dengan Ksatria. Karena memang sikap Tuan Putri yang lembut dan baik hati, Sang ksatria menyukainya dalam beberapa pertemuan.

Aku terlarut membaca novel dan menikmati alurnya yang cukup menarik. Sang ksatria sudah berkali-kali melindungi Sang Putri namun Tuan Putri tak kunjung mencintainya. Hingga Ksatria meninggal—

Tunggu!

"APA?!" Aku menjerit tak karuan dan menangis. Ending yang payah! Kenapa harus semenyedihkan ini?! Tuan Putri baru menyadari perasaannya ketika Ksatria sudah meninggal?

"Novel hiks.. macam apa ini." Ini cukup memalukan, tapi aku mudah menangis saat membaca novel tapi aku tidak menangis saat diejek temanku.

Menangis membuatku merasa lapar. Kenapa pula Jean tak kunjung datang?! Aku harus ke dapur sendiri dan mengambil camilanku. Awas, ketika bertemu dengannya nanti aku akan memarahinya.

The Quiet Life Of An Ex-Villainess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang