04. Geri

25 1 1
                                    

•Kejadian sebelum malam Pertukaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kejadian sebelum malam Pertukaran



Geri

Empat huruf  itu adalah nama paling indah dan paling merdu untuk didengar nya.

Sumber bahagia dan sumber sakitnya.

Cowok dengan postur tegap itu berdiri di depan pintu apartemen nya dengan tatapan sayu. Wajah merah serta rambut berantakan membuat Atri menebak kalau Geri sedang mabuk.

Melihat mata merahnya membuat Atri sedikit tersentuh. Ingin sekali menyambutnya dengan pelukan hangat seperti dulu. Namun, sekelebat bayangan gelap dan rasa sakit yang selama ini dialami gadis itu membuat tangannya terulur meraih kenop pintu dan menutup pintu rapat-rapat.

Segera Atri merubah password takut-takut kalau Geri nekat menerobos.

Ritme jantungnya meningkat. Perasaan takut itu kembali muncul. Atri dapat melihat kedua tangannya sedang gemetar.

"Sayang, buka pintunya." Suara itu membuat Atri semakin takut. Ditambah suara gebrakan di balik pintu itu, Atri yakin Geri sudah menggila.

Atri menangis, lelah dengan semuanya.
"Ger, please stop! Jangan ganggu hidup gue lagi!" lirihnya. Walaupun dia tau Geri tidak bisa mendengar suaranya yg bergetar.

Cowok itu masih menggedor pintu serta menyebut namanya. Cowok itu mabuk.

Dengan sedikit lunglai Atri melangkah menjauh dari sana, meraba letak saklar lampu dan mematikannya.

Dia akan tidur dalam kegelapan malam ini, meski gelap adahal hal yang paling di takutinya, tapi kenangan itu jauh lebih menyakitkan bukan?

🐬🐬🐬

Tubuh kurus itu sibuk sekali membersihkan meja di caffe kecil dekat sekolah di ujung jalan.

Tatapan sinis rekan kerja nya tak pernah membuatnya risih, sudah biasa dapat perlakuan seperti itu selama sekolah.

Anak-anak di kelas menganggapnya tidak ada. Entahlah apa penyebabnya. Sebelumnya dia diterima baik di sini, sampai saat semuanya berubah total. Dirinya menjadi bulan-bulanan seisi kelas. Bahkan anak laki-laki pun tidak pandang bulu.

Atri pernah pulang dalam keadaan babak belur. Kuping berdarah dan banyak benjolan di kepalanya.

Yang Atri dengar mereka selalu mengatakannya jalang dan wanita murahan.

Sampai saat ini dia masih tidak tau apa yang membuat mereka berpikir seperti itu. Setiap kali dirinya mencari bukti, selalu ada bukti lain yang menunjukkan kalau Atri memang Jalang.

Entahlah, Atri hanya ingin menjalankan hidupnya seperti biasa, tidak ada siapa-siapa, dia hidup untuk dirinya sendiri.

Kalau gue gak berhasil mati, setidaknya gue berhasil hidup. Pikirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mer(maid) ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang