Setelah semalaman Langit mencari tahu tentang Senja, hari ini ia bertekat untuk mendekati Senja. Ia yakin tidak ada yang bisa menolak pesonanya.
pede amat -authorDi dalam kelas saat pelajaran pertama, teman-teman Langit mengingatkannya lagi tentang tantangan yang kemarin saat mereka bermain di kantin
"Lo gak lupa kan Ngit buat deketin adek kelas itu?" Tanya Bagas yang duduk disampingnya
"Enggak lah, nanti pas istirahat gue mau nembak dia" jawab Langit berbisik takut ketahuan guru
Bagas tersenyum tipis "gue tau lo gak gampang suka sama cewek, tapi firasat gue nanti lo bakal jatuh cinta beneran ke tu cewek"
Langit menonyor kepala Bagas pelan "gak mungkin!" Ucapnya penuh penekanan
Bagas tak menghiraukan omongan sahabatnya itu. Bagas adalah sahabat pertamanya Langit, Bagas lebih kenal Langit terlebih dahulu sebelum sahabatnya yang lain. Langit dan Bagas sudah bersahabat sejak duduk dibangku SMP jadi Bagas tentu sudah hafal dengan sahabatnya ini
Entah mengapa sejak awal ia melihat tatapan Langit ke Senja, ia melihat ada yang berbeda dari Langit walaupun mungkin Langit belum menyadarinya
Tak terasa bel istirahat pun berbunyi, para siswa siswi keluar dari kelas masing masing. Banyak yang menuju kantin untuk mengisi perut yang sudah demo sedari tadi
Begitupun dengan Senja dan Bintang, mereka menuju kantin dan memesan pesanan yang biasanya mereka makan
Saat mereka selesai makan, ada segerombolan cowok cowok hits sekolah yang menuju meja mereka
Senja menatap heran ke mereka terutama Langit, karna Langit jelas menuju ke arahnya dengan tatapan elangnya itu
"Hai Senja" sapa Athala
"Mau ngapain kalian?" Tanya Senja to the point
"Santai atuh dek, kita gak ngapa ngapain kok" jawab Andra
"Gue mau lo jadi pacar gue!" Ucap Langit dengan wajah datarnya menatap Senja
Senja menautkan kedua alisnya bingung "lo siapa gue bisa nyuruh nyuruh gue?" Tanya Senja tak terima
"Ya terserah intinya gue mau lo jadi milik gue" ucap Langit memaksa
"Lo gila ya? Ngapain lo tiba tiba ngedatengin adek kelas terus ngomong kayak gini? Mau pansos biar tambah terkenal ya?" Tanya Senja sensi lalu menarik lengan Bintang pelan, meninggalkan mereka
Langit langsung dibuat emosi oleh adik kelasnya itu namun teman temannya berusaha meredam emoainya
"Ajg tu anak! Berani beraninya dia nolak gue!" Ucap langit emosi dengan tangan yang mengepal kuat
"Sabar Ngit, gue kan udah bilang dia beda dari yang lain" ucap Athala
"Menurut gue dia gak salah kok" ucap Bagas santai sambil memasukan kedua tangannya ke saku celana
"Kok lo ngebelain dia sih Gas?!" Tanya Langit emosi
Bagas menggeplak kepala Langit "he lo yang bego! Dia itu bukan cewek murahan yang lo tembak asal mau yang penting sama lo. Dia beda Ngit, lo harus ngerti! Cara lo nembak dia kyk tadi itu salah, lo seharusnya nembak dengan cara baik baik bukan kyk tadi" ucap Bagas memberi tahu Langit
"Kalo si Rizal sampe tau kalo adeknya ditembak cowo dengan cara kayak gini, mungkin dia udah marah sama lo!" Ucap Bagas meninggalkan Langit dan teman temannya yang lain
Langit diam seribu bahasa, ia meresapi kata demi kata dari sahabatnya itu. Ia meratapi kebodohannya kenapa ia melakukan langkah yang salah diawal dan ini tentu membuatnya semakin sulit untuk mendekati Senja ke depannya
"Jadi Senja adeknya Rizal Ngit?" Tanya Ananta dan diangguki oleh Langit
Andra menepuk pundak Langit pelan "menurut gue bener kata Bagas, lo seharusnya deketin dia pelan pelan dulu bukannya langsung nembak apalagi dengan cara kayak tadi gitu Ngit" ucapnya memberi saran
Lalu mereka pun kembali ke kelas, mungkin esok ia akan mencoba mendekati perempuan itu lagi pikir Langit. Mereka pun mengikuti pelajaran selanjutnya sampai jam pulang
Saat bel pulang sudah berbunyi, langit dan teman temannya menuju ke parkiran bersama dengan Rizal. Rizal memang lumayan dekat dengan mereka walaupun Rizal tak selalu gabung dengan mereka ketika ada jam senggang seperti istirahat
Saat sampai di parkiran, mata Langit menemukan sosok Senja yang sedang duduk diatas motor trail milik Rizal sambil memangku helmnya
Motor Senja sedang berada di bengkel jadi untuk beberapa hari ia harus menebeng pada kakak satu satunya itu
"Lama banget sih, ayo pulang!" Ajak Senja dengan wajah bete karna menunggu Rizal lumayan lama di parkiran
"Ya maap, yaudah ayok. Eh temen temen kakak mau ke rumah juga gakpapa kan?" Tanya Rizal
"Mereka?" Tanya Senja sambil melihat ke arah Langit dan teman temannya
Rizal mengangguk "iya mau kerja kelompok"
"Terserah" jawab Senja cuek lalu naik ke atas motor
Mereka pun melajukan motornya menuju rumah Rizal dan Senja, saat sampai mereka sudah disambut oleh bundanya yang ternyata sudah masak makanan untuk mereka
"Assalamulaikum" ucap mereka masuk ke dalam rumah
"Waalaikumsalam, eh ada temen temennya Rizal yaa" tanya bunda sambil tersenyum
"Iya tante kita mau kerja kelompok disini boleh?" Tanya Langit sambil tersenyum
"Halah pake senyum senyum lagi biasanya di sekolah juga datar mukanya" ucap Senja dalam hati
"Boleh dong, tapi kita makan dulu ya, bunda udah masakin buat kalian. Gak boleh nolak oke?" Ucap bunda memaksa
"Senja ke kamar dulu ya bun" pamit senja
"Yaudah kalian berdua masuk ke kamar, ganti baju terus turun lagi buat makan ya" ucap bunda
"Senja makannya nanti aja boleh ya?" Bujuk Senja
Senja enggan untuk makan satu meja dengan manusia paling menyebalkan disekolahnya ini
"Gak! Pokoknya kamu harus ikut makan!" Ucap bunda
"Iyaa" jawab Senja dengan wajah cemberut lalu naik ke atas bersama kakanya menuju kamar masing masing
"Yaudah ayo ikut bunda ke meja makan" ucap bunda lalu berjalan mendahului teman teman Rizal
Mereka pun makan bersama, Senja duduk tepat didepan Langit. Selama makan mereka saling lirik walaupun tidak ada yang tau, Senja terus menggerutu mengucapkan sumpah serapah kepada Langit di dalam hati
"Sumpah ya,mimpi apa coba gue kemarin malem sampe bisa makan sama org nyebelin ini. Mana tadi siang dia udh kek org gila lagi yang tiba tiba nembak gue. Ini kalo gak ada bunda sama kak Rizal mungkin gue udh usir ini manusia satu" ucap Senja dalam hati
Setelah mereka makan, Rizal dan teman temannya pun lanjut untuk mengerjakan tugas di ruang tengah dan senja naik ke atas kamarnya
Setelah mengerjakan tugas Langit dan yang lain pun pamit pualng karna langit juga sudh mulai gelap
Lalu mereka pun pulang ke rumah masing masing
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja di Langit
Fantasy"Gue tantang lo buat dapetin hati si adek kelas baru itu" "Kalo dapet?" "Gue turutin semua kemauan lo!" Menceritakan Langit yang berusaha untuk mendapatkan hati Senja dengan alasan 'taruhan'. Namun siapa sangka seiring berjalannya waktu Langit telah...