Bab 7

31 5 0
                                    

" Guys katanya bu Nani gak akan masuk soalnya anaknya lagi sakit, jadi kita cuma di suruh buat ngerjain tugas berkelompok, buat orang-orangnya sudah di pilih sendiri oleh Bu Nani," ucap Antonio yang baru 3 hari ini menjabat jadi ketua kelas.

Anak-anak pun bersorak bergembira, Ada yang langsung berkelompok, ada yang masih mencatat sejarah. Ana pun tersenyum saat ada namanya berada di kelompok 3 berama orang yang ia kenal.

.......

Semua anak sudah berkelompok dengan nama yang sudah di tentukan oleh bu Nani.

Ana gadis itu mengetuk- ngetukan ujung pulpennya pada dagunya, ia melihat ke arah kiri dan kanan bahkan kesamping, kelompoknya masih asik mencatat sejarah. Hanya dirinya dan orang yang ada di hadapannya yang sudah selesai mencatat.

Kelompok Ana terdiri dari Irne, Aldric, Sadly, dan Iwan. Jujur saja Ana sangat senang bisa satu kelompok sama mereka.

"Kalian udah belum catat sejarahnya?" tanya Ana.

"Ck. Masih banyak nih Na, maneh sama si Aldric aja yang kerjain dari pada nunggu kita bisa-bisa kelompok kita ketinggalan." jawab Sadly dengan terus menulis tanpa menoleh ke arah Ana.

"Iya Na, liat deh urang mah masih banyak lagi," sambung Iwan menujukan tulisan ceker ayamnya pada Ana.

"Ric bantuan si Ana, Ne maneh pindah ke tempat si Aldric biar mereka gampang ngerjain tugasnya." printah Sadly membuat Irne mengangguk lagi dan lagi Irne duduk bersebelahan dengan Sadly.

"Ric pindah ihh, Urang arek duduk." rengek Irne membuat Aldric mengkat alisnya.

"Yehh malah diem aja pindah sana urang arek duduk, " ucap Irne ulang.

Aldric pun langsung bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kerarah Aretta.

Aretta yang sedang menulis nama kelompok di buku selembar pun mendongkak dan tersenyum kecil. Aldric pun duduk tanpa bicara sepatah kata pun.

"Emmmm nama kamu siapa?" tanya Ana.

"Aldric," jawabnya singkat.

"Nama panjangnya?"

"liat absen aja,"

"kan ada orangnya buat apa cari absen coba?"

"buat apa?"

"ini buat ditulis di sini," Ana pun menunjukan kertas yang sudah disini oleh teman sekelompoknya kecuali Aldric.

"Aldric Ge Van Dirk," Ucap Aldric dengan santai, sedangkan Ana ia hanya melongo mendengar nama panjang Aldric, Nama Alrdic sangat asing di telinganya.

"Kenapa?" tanya Aldric yang di tatap seperti itu.

" Jangan kaget denger nama panjang si Kunyuk ini," ujar Iwan melihat wajah polos Ana yang bingung, saat itu Iwan yang baru saja selesai mencatat pun mendengar Ana bertanya nama panjang pria di sampingnya ini.

Memang benar apa adanya Ana gadis itu sangat syok dan membuat Iwan terkekeh. " Jangan salah ya nih anak meskipun punya wajah mirip orang timur tengah tapi sebenernya keturunan eropa."

Lagi-lagi Ana di buat terkejut dengan penuturan Iwan barusan. "Gak tau kenapa wajahnya mirip sama orang timur tengah, heran sih urang juga"

"Ko bisa ya? atau mamahnya ngidam kurma jadi anaknya kaya orang timur tengah, heheh."

"Jangan pada ngegosip, buruan kerjain." cetus Aldric seraya mencari jawaban soal yang sedang di tulis ulang oleh Ana.

" cetus Aldric seraya mencari jawaban soal yang sedang di tulis ulang oleh Ana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang