Dear Me

7 1 0
                                    

Maaf karena aku pernah membiarkanmu tenggelam terlalu lama dalam rasa sakit. Maaf karena aku terlalu egois dan membuatmu harus menelan semuanya sendiri. Terima kasih karena kamu tidak menyerah. Semua perjuangan yang pernah kita lalui bersama, dinginnya malam udara di tengah ibu kota, berdiri menunggu bis, itu semua menyenangkan. Setiap kali akan berangkat dan pulang kuliah, tak jarang kita malah pernah mengejarnya karena bisa jadi itu adalah bis terakhir malam itu. Kita bahkan pernah terjebak ditengah banjir. Berdesak-desakkan bersama penumpang yang lain. Kita pernah melalui itu semua bersama. Berlomba dengan waktu dan materi. Demi satu tujuan dan sebuah mimpi. 

Tapi maaf karena akhirnya aku harus berhenti tepat di langkah terakhir tujuan akhir kita. Maaf karena satu hal itu tidak aku wujudkan. Tapi terima kasih, karena kamu selalu belajar untuk memahami aku. Karena kamu selalu mengingatkan aku untuk jangan membenci siapa pun, jangan menyalahkan siapa pun. Karena apapun yang telah terjadi adalah milikmu dan apapun yang kamu alami, itulah hidupmu. 

Sekarang, belajarlah untuk tidak membenci dirimu sendiri. Maafkanlah dirimu dan semua yang kamu sesali. Kamu bilang kamu adalah pengecut, pemilik hati paling rumit dan penuh rasa takut. Kamu bahkan mengurung dirimu sendiri bersama dengan semua kegelisahan dan kekhawatiran itu. Kenapa kamu tidak membaginya denganku?. Kenapa kamu tidak menceritakan semuanya padaku?. Sedikit saja, lepaskan beban-beban itu. Bagikanlah padaku sedikit saja. Kamu tidak perlu memasang perisai sekokoh itu. Paling tidak jika didepanku, menangislah kalau memang sudah terlalu berat. It's Okay, karena kamu hanya manusia biasa. Jadilah seperti apa yang kamu inginkan. Tertawalah dan temukan apapun yang membuatmu bahagia.Lupakan semua gelisah dan khawatirmu.

Tersenyumlah lebih sering, kamu berharga dan akan selalu ada aku di sini..

Untittle DiaryWhere stories live. Discover now