Aku pikir aku sudah cukup lama menjalani kehidupan. Tapi waktu ternyata masih belum cukup untukku. Aku selalu ingin menjadi anak yang baik untukmu. Tapi rasanya aku gagal, Bu. Ternyata aku masih belum tahu apapun tentang kehidupan. Masih ada banyak hal yang ingin aku mengerti. Dulu ibu selalu saja mengulang kata-kata yang sama. Terus menerus mengatakan kalimat yang sama padaku. Tapi aku justru menutup pintu dari semua kata-katamu. Ibu selalu bilang "Belajarlah" dan aku selalu menjawab "Aku juga tahu bahwa bejalar itu penting". Lalu ibu juga bilang "Jadilah anak yang tulus" dan aku tetap menjawab "Apa ibu tidak lihat bahwa aku juga sedang berusaha". Tapi ibu masih juga bilang padaku lagi "Hati-hati pada cinta" dan aku masih juga menjawabnya "Memangnya kenapa dengan mengenal 'cinta' Bu?". Aku selalu saja punya jawaban untuk setiap kata-katamu. Entah itu bentuk penolakan atau sekedar kekesalan. Aku sering membuatmu marah. Tapi kamu justru yang selalu ada saat aku patah. Karena itu, hingga hari ini, aku masih akan terus mengingat setiap kalimatmu yang dulu aku sesalkan.
Di satu titik, aku rindu mendengarkan lagi setiap kata-kata itu. Aku ingin mendengar Ibu mengucapkan lagi semua itu padaku. Dengan nada bicara yang sama dan dengan lantang suara yang sama. Ibu, aku rindu.
Dari Seorang Anak Perempuan untuk Ibunya.