17. Kelly Sialan

4.8K 701 55
                                    

Pagi ini, Enzi sudah siap mengenakan seragam sekolah nya. Dia mengenakan sandal kali ini, Karena kaki nya yang di perban. Dia berjalan tertatih menuruni tangga. Di meja makan sudah ada keluarga nya yang sedang menunggu nya.

"Yaampun dek! Kaki lo kenapa?!" Tanya Azlel saat melihat perban di kaki Enzi. Enzi segera duduk di sebelah Reyhan.

"Ga sengaja nginjek kaca" Cicit Enzi pelan. Kepalanya menunduk tidak berani menatap ketiga kakaknya yang juga menatap nya tajam.

"Kok bisa sih?!" Tanya Reyhan khawatir. Dia berjongkok melihat kaki Enzi.

"Masih sakit nggak?!" Tanya Reyn ikut mendekat kearah nya. Enzi menggeleng. "Kalo buat jalan sakit sih" Jawab nya.

"Kapan itu luka nya?" Tanya ayah nya ikut khawatir. Enzi menghembuskan nafas pelan. "Tadi malem, abis ngambil minum" Jawab Enzi.

"Kalo nggak bisa jalan, nggak usah sekolah dulu, di rumah aja" Ucap bunda nya sambil mengelus kepala Enzi lembut. Enzi menggeleng kuat. "Nggak! Aku masih bisa jalan kok bun, nanti aku ketinggalan pelajaran lagi kalo nggak sekolah" Alasanya. Padahal dia udah pinter, punya perusahaan sendiri lagi.

Bunda nya menghela nafas. "Yaudah, terserah kamu aja, buat kalian bertiga, jagain Enzi, jangan sampe luka lagi" Ucap nya menatap ketiga abang Enzi. Mereka bertiga mengangguk mantap.

"Yaudah, makan dulu nanti kalian telat" Perintah bunda mereka.

.

.

"Hati hati" Ucap Reyhan yang sedang menuntun Enzi turun dari mobil. Mereka berempat berangkat bersama menggunakan mobil Enzi. Ya Enzi nggak bisa jauh jauh dari mereka sekarang.

"Eh?! Kaki neng Enzi kenapa?!" Tanya seseorang tiba tiba menghampiri mereka. Ternyata Aldo yang berbicara dan diikuti Juna juga Andra disampingnya.

Enzi dituntun oleh Reyhan Dan Azlel disampingnya. Sedangkan Reyn hanya mengawasi dari belakang.

"Abis nginjek kaca" Jawab Enzi. Mereka melotot mendengar nya. "Duh kasian banget calon istri" Ucap Juna yang diberi tatapan tajam dari semuanya.

"Sakit nggak?" Tanya Andra mendekat kearah Enzi. Raut wajahnya juga khawatir.

Tuk

Aldo menjitak kepala Andra pelan. "Ya sakit lah bego" Ucap nya. Andra menoleh kearah Aldo cepat dengan mata menajam. Aldo cengengesan sambil mengangkat kedua tanganya. "Ampun bos hehe".

"Udah udah! Yok dek" Ucap Reyhan mulai berjalan menuntun Enzi. Dan mereka pun berjalan bersama.

"Nanti istirahat tunggu di kelas dulu, gue susul, kalo nggak kuat jalan, biar Reyn sama Azlel yang beliin makan dikantin" Reyhan berucap diangguki Enzi. Merasa namanya disebut, Azlel Dan Reyn tidak terima. "Nggak! Kita yang jagain Enzi, lo yang beli" Jawab Reyn diangguki Azlel setuju.

"Nggak usah banyak bacot kalian!" Sarkas Reyhan dibalas dengusan oleh Azlel Dan Reyn.

Dan di depan mereka terlihat Alvin berjalan sambil memasukan kedua tanganya didalam saku celana. Dan ekspresi sok coolnya. Dia berjalan mendekat kearah Enzi Dan yang lain.

"Ini kenapa nek?" Tanya Alvin setelah sampai di depan Enzi. Tanganya menunjuk kaki Enzi yang diperban. Enzi menghembuskan nafas pelan. Kenapa pertanyaan itu terus?!

"Abis nginjek kaca cucu ganteng kuuu" Jawab Enzi memanjangkan kalimat nya. Alvin mendengus. "Hati hati nek, terakhir dulu nenek nginjek kaca, jadi manja gak ketulungan" Ucap Alvin.

Semua orang mengangkat sedikit alis masing masing. Mereka masih tidak menyangka kalau Enzi Dan Alvin benar benar sedekat itu dulu.

"Hehe, karna lo ngingetin gue waktu itu, jadi gendong dong!" Jawab Enzi sambil merentangkan tanganya kearah Alvin.

Transmigration NENEK KECE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang