9. siapa dia?

7.2K 957 70
                                    

"SETAAAANNN!!" Teriak Enzi saat melihat dihadapanya ada sosok berambut panjang dan wajah putih pucat.

Tiba tiba sosok itu terkejut.

"Hey! Ini mama! Bukan setan!" Ucap mamanya membuat Enzi melongo.

"Mama?" Beo Enzi.

"Iya! Ini mama!" Ucap mamanya kesal.

"Ish! Mama sih kirain tadi ada maling, mama juga ngapain putih putih gini? Kirain setan!" Ucap Enzi kesal. Mamanya terkekeh.

"Lagian kamu ngapain bangun jam segini?" Tanya mamanya.

"Tuh! Kucing Enzi minta makan! Gatau waktu emang!" Jawab Enzi kesal. Mamanya mengernyit heran.

"Kucing? Kamu punya kucing?" Tanya mamanya bingung. Enzi mengangguk.

"Iya, kucing pungut" Jawab Enzi sambil mengambil whiskas dilemari atas.

"Yaudah Enzi keatas dulu mom" Ucap Enzi lalu meninggalkan Mamanya yang mengangguk.

.

.

Enzi turun kebawah dengan seragam yang sudah melekat ditubuhnya. Dia terburu buru karena sudah hampir terlambat. Saat dimeja makan, dia melihat orang tuanya sedang makan.

"Mama kok ngga bangunin Enzi sih" Ucap Enzi sedikit kesal sambil duduk.

"Mama kira kamu udah berangkat, lagian mama juga kesiangan tadi" Jawab Mamanya sambil menyiapkan makanan Enzi.

"Roti aja mah, Enzi udah telat" Ucap Enzi langsung mengambil roti yang sudah dilapisi selai. Setelah itu mencium pipi mamanya dan pergi.

Enzi segera melajukan mobilnya sambil memakan roti ditanganya. Dia terus mengoceh karena terlambat bangun. Tentu aja karna kucing pungutnya itu. Sehabis Enzi ambilin makan, tiba tiba kucingnya itu beraq di kasurnya. Alhasil Enzi harus ganti sprei nya dulu baru tidur lagi.

"Dasar emang kucing blangsak! Gue telat gara gara dia!" Gerutu Enzi saat melihat gerbang tertutup. Dia melihat sekitar. Lalu dia maju kearah warung kecil. Dan kluar.

"Buk titip mobil ya! Ntar saya ambil lagi!" Teriak Enzi sambil berlari. Dia mencari akal supaya dirinya bisa masuk. Dia melihat lihat tidak ada siapapun disana. Lalu matanya melirik pada pohon tepat disamping tembok. Enzi tersenyum dan segera memanjat pohon itu.

Saat sampai diatas, dia segera beralih pada tembok itu. Saat akan melompat, dia kaget akan teriakan seseorang.

"ENZI APA YANG KAMU LAKUIN DISITU?!" Teriak Pak Wisnu dibawah. Karna kaget, Enzi meluncur dengan tidar sempurna.

Lutut sebelah kiri yang jatuh duluan.

"Aduuh bisa bisa remuk tulang gue kalo terus terusan jatoh" Gumam Enzi meringis merasakan sakit di lutut sebelah kirinya. Lukanya membiru memar.

"A-a-aduuh!" Teriak Enzi saat merasakan jeweran ditelinganya. Terpaksa dia berdiri karena jeweran itu.

"Kamu ngapain disitu?! Mau bolos iya?!" Tanya pak Wisnu melotot kan matanya. Kepala Enzi sedikit miring karena jeweran pak Wisnu.

"Bukan pak! S-saya terlambat" Cicit Enzi pelan diakhir kalimatnya.

"Kamu kan bisa lewat gerbang! Kenapa pake manjat segala?!" Bentak pak Wisnu. Tanganya masih setia menjewer telinga Enzi.

"Emang bapak mau bukain?! Nggak kan?!" Jawab Enzi mulai ngegas, membuat pak Wisnu diam.

'Benar juga' batin pak Wisnu. Kemudian dia menggeleng, dan menatap Enzi tajam.

Transmigration NENEK KECE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang