Bagian 6

66 6 0
                                    

Malam ini, Sandra tidak bisa tidur nyenyak. Pasalnya, maagnya kambuh karena ayam tadi sore yang ia makan. Ia menyesal, kenapa tidak menuruti perkataan Alan yang melarangnya makan pedas. Kalau sudah begini, menyesal sudah. Tapi kalau pas liat ayam cheesy lagi, hilanglah rasa penyesalan itu.

"Hiks, sakit banget... " Sandra merintih kecil, takut jika orangtuanya mendengar rintihannya. Tepatnya, Papanya. Mama Samantha sudah sedikit berubah, meskipun masih ambisius seperti dulu. Papanya masih tidak mau mentolerir rasa sakit dan kesalahan, masih sama seperti dulu.

"Iel...hiks, " Sandra menyebut nama Alan karena hanya Alan yang mau mengerti apa keluh kesahnya.

Tangan Sandra menggapai HPnya untuk mengubungi Alan. Hanya Alan yang bisa diandalkan, begitu pikirnya. Karena, papa dan mamanya sudah tidak mempercayai ketiga teman dekatnya di sekolah, karena pernah ada kejadian yang tidak diinginkan bersama ketiganya.

Iel Galak 😠
Iel, kesini cepet
20.30
Cepet Iel, sakit
20.31

otw.
20.40

Sandra hanya bisa menahan nyeri di perutnya. Sial, gelas air putih di kamarnya ternyata kosong. Sandra hanya bisa menahan nyeri di perutnya sambil menunggu Alan datang.

"Gue masuk, " suara Alan mampu membuat Sandra sedikit tenang. Terlihat Alan membawa beberapa buku, mungkin untuk mengelabuhi Papa dan Mamanya, pikir Sandra.

"Ini minum dulu obatnya, sama airnya, " ucap Alan lembut.

Alan yang sudah menyiapkan seribu kata-kata mutiara untuk Sandra, langsung teredam begitu melihat wajah pucat milik Sandra. Alan tidak tega untuk memarahi gadis lugunya ini.

"Makasih Alan, " ucap Sandra lirih dengan suara paraunya.

Alan mengangguk, kemudian membaringkan kembali tubuh Sandra supaya bisa tidur dengan nyaman.

"Gue ambil makan lo dulu, " Ucap Alan kemudian bergegas turun untuk mengambil makanan untuk Sandra. Setiap maagnya kambuh seperti ini, 30 menit setelah minum obat, Sandra harus makan, kemudian meminum obat jenis yang lain lagi.

Alan terkadang merasa miris, kenapa Sandra, gadis mungil itu sering sekali sakit atau istilahnya mudah sakit.

"Ada apa Lan?" tanya Papa Sandra, melihat Alan sedikit terburu-buru menuruni tangga. Jantung Alan berdetak lebih cepat, mengapa Papa Sandra ini seperti hantu, tiba-tiba datang.

"Ini om, mau ambil makan, kebetulan Alan sama Sandra belum makan. Alan izin makan di atas ya om, " jawab Alan dengan nada terkesan lugas.

"Oh iya, ambil aja Lan, biar belajarnya makin fokus, maksimalin aja ngajar Sandra nya ya, apalagi di bidang Biologinya ya Lan, anak om itu harus bisa masuk FKG pokoknya. Dulu om mau masuk ke sana malah disuruh nerusin perusahaan kakeknya Sandra, " ucap Papa Sandra dengan senyuman tipis.

Alan hanya mengangguk dengan hati mencelos. Lagi-lagi, Sandra hidup untuk memenuhi cita-cita orangtuanya. Padahal, Alan tahu betul, gadisnya itu paling suka akuntansi. Ya, diam-diam gadis itu mengambil mata pelajaran peminatan di bidang akuntansi. Malas berhadapan dengan Papa Sandra, Alan buru-buru ke dapur untuk mengambil makanan.

"Eh, Alan, mau makan? " Alan menghela nafas. Ternyata, ada Samantha di dapur.

"Iya tan, Alan sama Sasa mau makan di atas ya, " ucap Alan sedikit panjang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Possessive (Boy)FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang