6

40.5K 4.4K 52
                                    

Sempatkanlah untuk sedekah vote🌟

Happy reading❤📖

****




Keysa yang sudah menjalankan tes disuruh menunggu beberapa jam untuk menunggu hasil tes nya. Memang di sekolah militer ini setelah menyelesaikan tes, maka hasil tes nya pun akan keluar hari itu juga.

Dan sesuai perkiraannya, Keysa di terima di sekolah itu dengan nilai yang hampir mendekati semputna.

Manusia terkadang juga membuat salah. Keysa sedikit kesulitan di bagian merakit senjata. Karena memang dia tidak pernah menggunakannya. Tapi yang menjadi nilai plusnya adalah, saat Keysa menembak sasaran. Semua tepat pada titik yang tertera pada objek manusia papan.

Besok, gadis itu sudah bisa masuk ke sekolah militer itu. Dia tidak berencana untuk pamitan pada keluarga. Sistem di sekolah militer ini menggunakan asrama.

Maka dari itu, Keysa memilih menginap di rumah sang kakek untuk terkahir kalinya. Target yang Keysa perkirakan adalah selama tiga tahun.


Menjalani misi-misi, lalu dia akan masuk sekolah yang sama dengan para kakaknya saat ia kelas 2 SMA.

Di sekolah militer ini, bagi mereka yang dapat memenuhi ekspetasi dari para dewan bisa menyelesaikan studinya dan langsung terjun ke misi negara.


Kini Keysa sudah berada di rumah sang Kakek. Mereka kembali dari sekolah itu saat sudah magrib.

Neneknya itu sudah menyambut kedatangan mereka berdua di ruang tamu.

"Keysa, kamu udah pulang nak. Kamu pasti cape, ke kamar gih bersih-bersih dulu lalu kita sholat berjamaah yah," Keysa mengangguk dan pergi ke kamar di lantai bawah karena dia malas jika harus naik ke kamar di lantai dua.

Seusai menunaikan ibadahnya, mereka kini berkumpul di ruang makan sambil berbincang-bincang kecil. Susana yang begitu hangat mereka rasakan di rumah itu.

"Gimana sayang sama tes nya? Lancar?" nenek membuka topik memulai pembicaraan saat sudah makan dan berkumpul di ruang santai.

"Alhamdulillah nek, semua lancar kok. Besok Key udah masuk ke sekolah sana," mendengar itu, nenek mulai sedih karena itu adalah pertemuan terkahir mereka.


Di sekolah militer itu, tidak mengijinkan pulang di saat liburan. Bisa saja pulang, akan tetapi dengan alasan yang memang mengijinkan mereka pulang. Itupun hanya sebentar.

Dan juga sistem komunikasi dengan ponsel dibatasi untuk memfokuskan para murid belajar.


"Nenek ngga usah sedih gitu. Kalo ada waktu Key pasti kok hubungi nenek sama kakek," Keysa mencoba menenangkan neneknya bahwa semua akan baik-baik saja.

Nenek hanya mengangguk dan memeluk Keysa.

"Kakek sudah meminta untuk menutup akses keluarga kamu sesuai yang cucu perempuan kakek minta," kakek Dewangga memulai pembicaraannya.

"Makasih kek~ Maaf yah Key ngerepotin kakek sama nenek,"

"Ngga kok, sayang. Kalo buat cucu kakek agar bahagia kakek siap sedia membantu," kakek mengusap pucuk kepala Keysa dengan sayang.

"Yaudah, kalo gitu kamu istirahat gih. Soal pakaian ataupun barang yang kamu butuhin buat di asrama nanti udah nenek siapin. Kamu tinggal berangkat aja besok,"

"Hem kalo gitu kek, nek. Keysa mau tidur dulu yah. Selamat malam," pamitnya untuk tidur. Sebelum itu Keysa mengecup pipi kakek dan neneknya tanda ucapan selamat tidur.

****

Kemana tuh anak, udah malem gini kaga pulang, batin Bara mendapati bahwa Keysa belum menunjukkan batang hidungnya selepas pagi tadi bertemu.


Yang lainnya juga heran, tidak biasanya gadis itu tidak pulang. Menginapnya di rumah teman pun rasanya tidak mungkin, mengingat Keysa tidak punya teman.

Tapi mereka menepis rasa khawatir itu jauh-jauh. Untuk apa juga mereka peduli dengan anak itu.

Keesokan harinya, keluarga Mahardika makan dengan tenang.

"Kemana gadis itu? Bahkan dia tidak pulang kemarin malam" batin Zakiel.

Sama halnya dengan Revano, Bara dan Kenzo. Mereka sama bingungnya dengan keberadaan Keysa. Padahal selama ini mereka selalu mengabaikan keberadaan gadis itu, lalu sekarang kenapa malah menanyakan keberadaannya.






"Vito, kamu cari tau keberadaan gadis itu?" Vito mengangguk dan melaksanakan perintah Zakiel untuk mencari Keysa.

Sebenarnya Vito cukup prihatin dengan anak gadis tuannya ini. Selalu diabaikan keberadaannya. Padahal masalah istri tuannya meninggal juga bukan kesalahan bayi yang baru saja lahir. Itu sudah takdir yang Tuhan berikan.

Beberapa saat kemudian, Vito kembali lahi ke ruangan Zakiel.

"Maaf tuan. Non Keysa tidak dapat di ketahui keberadaannya. Terakhir kalo Non Keysa terlihat saat keluar rumah Tuan pada pagi hari" jelas Vito.

Entah kenapa Zakiel merasakan gelisah tentang keberadaan anaknya itu. Kemana gadis itu pergi, batinnya.


Sama halnya dengan Zakiel yang gelisah di tempatnya, ketiga kakak Keysa juga merasakan kehilangan ketika tidak mendapati Keysa di sekolah.


Sekarang ini mereka sedang berada di kantun sekolah.


"Kak Ken, kok aku ngga ngeliat Keysa yah. Dia kemana kak?" tanya Melani dengan raut wajah penasaran.

"Ga tau" jawab Kenzo menandakan ia tidak tahu keberadaan Keysa.

****

Salam,

BlackSwan

7 Juli 2021

Antagonis Yang Berbeda [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang