13

32.5K 3.5K 35
                                    

Banyak cibiran yang menuju ke arah Keysa. Apalagi caci makian. Keysa sendiri tidak peduli omongan orang lain, yang terpenting saat ini adalah menyelesaikan misinya itu saja.



"Oh ya guys, seminggu lagi bakal ada pesta ulang tahun sekolah lho. Gue ngga sabar buat nunggunya," seruan senang tentu saja berasal dari Rissa.

Keysa berpikir itu waktu yang tepat untuk membongkar semuanya. Menunggu waktu itu tiba, membuat Keysa bersemangat.

"Em Key, lo ingat ngga waktu kita ngomongin si Melani tengik itu. Lo bilang dia emang kayak gitu dulunya. Lo kenal Melani udah lama?" Rissa mengutarakan isi pikirannya ketika teringat dengan pembicaraan mereka waktu itu.


Namun belum sempat menanyakannya, Keysa keburu pergi dari sana.

"Oh soal itu. Ya gitu deh, dia dari dulu emang sok caper. Mungkin lo udah denger gosipnya kalo gue itu adek kandung dari Bara dan Kenzo," Ana senang akhirnya Keysa mulai terbuka pada mereka.


Biasanya Keysa hanya mendengarkan curhatan mereka berdua dan terkadang sesekali ikut menimpali.

"Oh pantesan yah. Eh gue denger juga katanya, Melani bakal jadi adek lo? Itu maksudnya gimana?" Rissa kembali bertanya. Ana juga terlihat penasaran.


"Soal itu sih, katanya bokap gue sama nyokap dia bakal nikah sebulan lagi," balas santai Keysa.


"Wah gila sih kalo beneran itu. Gue ngga yang kesel masa," Ana ikut menimpali. Meski itu urusan keluarga Keysa, tapi mendengarnya saja membuat dia kesal setengah mati. Apalagi Keysa hanya santai tanpa mengeluarkan ekspresi lain.


"Lo tenang aja, gue juga ngga bakal terima gitu aja. Lo pikir gue mau sekeluarga sama dia? It's never become" Keysa mengerti raut wajah Ana lalu memberitahukan rencananya.


"Terus apa yang bakal lo lakuin buat cegah hal itu?" tanya Ana.


"Kalian tunggu aja pas ultah sekolah. Kalian bakal tau sifat asli mereka berdua,"  Keysa tersenyum miring.

"Ih Key muka lo kondisikan dong, agak ngeri gue liatnya. Tapi tunggu, kata lo mereka berdua? Siapa satunya lagi?" Rissa bertanya lagi.



"Emaknya" balas singkat Keysa


"Wahh parah gila sih. Itu wah gue engga bisa berkata-kata. Udah dari sononya yah begindang," Rissa menganga tidak percaya.


Saat asik-asiknya menggibah, mereka di kaget kan dengan kedatangan Bara dan kawan-kawannya ke dalam kelas Keysa dengan wajah penuh amarah.


Bara menarik lengan Keysa dengan kasar membuat gadis itu berdiri dari duduknya.

Plak

Tamparan keras itu terdengar di penjuru kelas. Banyak orang yang menyaksikan. Ana dan Rissa menatap tidak percaya dengan yang mereka lihat.


"APA MAKSUG LO BULLY MELANI SAMPE DIA BABAK BELUR KEYSA?!" Bara membentak Keysa sampai terdengar keluar.

Keysa yang ditampar sampai menoleh ke samping. Sama seperti 3 tahun lalu, sudut bibirnya berdarah saking kerasnya tamparan Bara.


"Key," Ana berkaca-kaca melihat Keysa yang berdiam diri. Keysa mengisyaratkan bahwa dia baik-baik saja.


"JAWAB BANGSAT! LO APAIN HAH?! LO belum cukup lukain Melani, sekarang kerjaan lo nge jalang hah" perkataan Kenzo sangat menusuk relung hati Keysa.


Keysa tetap diam tidak menjawab. Wajahnya hanya menampilkan wajah datar saja. Sekarang gadis itu tengah mengatur emosinya yang tidak stabil.

Keysa tidak ingin sampai melukai siapa pun. Makanya sekarang dia hanya diam saja tanpa melakukan pembelaan.

Ga nyangka gue kalo si Kesya kayak gitu

Nge jalang guys katanya

Jangan percaya ama muka polosnya

Kuat berapa ronde tuh

Najis anjir

Bisikan mulai terdengar menyudutkan Keysa. Mereka mulai keluar dari kelas, karena ada seseorang yang mengatakan bahwa Melani pingsan.

"Awas kalo sampe Melani kenapa-napa," ancam Arkan dan berlalu keluar dari sana.


"Heh?! Gue ngga nyangka yah lo kayak gitu. Mau gue bayar ga buat puasin gue?" ejek Kevin. Keysa yang sudah tidak dapat membendung amarahnya membogem mentah wajah Kevin hingga terjungkal ke belakang.



"Huft" Keysa menghembuskan nafasnya panjang. Entah kenapa saat meninju wajah Kevin, amarahnya sedikit mengurang.


"Dasar jalang!" teriak Kevin dan pergi dari sana.


Keysa mendudukan dirimu di kursi. Memejamkan matanya sejenak untuk menghilangkan emosinya.


"Key lo gapapa kan? Ya ampun bibir lo berdarah Key. Gue hiks harus gimana," Ana tidak tahan melihat Keysa seperti ini. Dia mulai menangis melihat keadaan Keysa.

"Jangan khawatir gue gapapa kok. Luka dikit mah bukan apa-apa bagi gue," keadaan kelas yang sepi membuat suasana hati Keysa mulai tenang.


Ana dan Rissa memeluk Keysa memberikan ketenangan. Keysa mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"Halo, kak. Ini aku," ucap Keysa ketika sambungan itu mulai terhubung.


"Jalanin sesuai rencana. Minggu depan adalah waktunya," pinta Keysa.

"Okey. Semua bukti juga udah ada, tinggal tunggu waktunya aja. Tapi kamu gapapa kan?" Hans, orang yang dihubungi itu terdengar sedikit khawatir mendengar suara Keysa yang berbeda.


Meski jarang bertemu, namun Hans bisa membedakan suara Keysa. Keadaan Keysa saat ini sedang tidak baik-baik saja. Hans tahu itu.


"Ga usah khawatir. Pokoknya jalanin sesuai rencana," Keysa menutup sambungan telepon itu dan beralih menelpon orang lain.

"Wolf, saya minta ganti untuk jaga," menutup kembali tanpa mendengar tanggapan orang di sebrang sana.

"Gue pamit pulang aja yah," Keysa berlalu pergi dari sana meninggalkan Ana dan Rissa yang menatapnya prihatin.


****


Yo wassup readers

Salam semangat,



BlackSwan

8 Juli 2021

Antagonis Yang Berbeda [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang