Happy Reading"Enak ngga?" tanya Mira, duduk di sebuah bangku panjang.
Chika mengangguk, "Baru pertama kali. Enak banget," ujarnya lalu menyantap satu buah takoyaki dengan tusukan.
Di bawah pohon besar yang meneduhkan dirinya dan Chika. Mereka masih di Taman Ueno. Cuaca panas terasa agak ekstrim kali ini. Lumayan menyengat, meski panasnya bisa terobati dengan hijaunya pepohonan, bersihnya lingkungan di Tokyo, dan bisa dibilang panas tapi nyaman.
Di antara Mira dan Chika tergeletak dua buah air mineral yang harus mereka minum sesering mungkin. Mira jadi pengingat minum Chika, mengingat gadis itu jarang sekali minum air putih.
"Chik, reaksi orang tua kamu gimana ya pas mereka nelponin kamu tapi ternyata kamu ngga pernah ada. Ya mungkin tunangan kamu—"
"...—calon tunangan!" Chika memotong, menenggak airnya.
"...iya. Calon tunangan kamu, bisa beralasan macem - macem. Tapi masa berhari - hari?"
"Bisa jadi khawatir, bisa juga lebih percaya cowok itu..." Chika mengangkat kedua bahunya, "...lagian andai mereka mau nyusul ke Jepang juga buat apa? Kan aku hilang?"
Mira terkejut sendiri, ia melongo lalu menepuk keningnya keras, "Astaga. Oneng banget sih gue, Chik!"
"Apa, Mir?"
Mira meletakkan takoyakinya, tangannya melayang kemana - mana menjelaskan, "Lha gue kan punya instagram, kan gue bisa update status tentang elo. Biar dibaca temen gue terus disampaikan ke ortu elo. Gimana menurut elo?"
Chika menarik nafasnya dalam - dalam, "Mira pengen aku cepet pulang ya?"
"Eh, bu-bukan gitu. Sebatas ortu elo tau kondisi anaknya di sini baik - baik aja." Mira coba memberi pengertian, ia hati - hati berbicara. Wajah Chika berubah muram.
"Abis mereka tau kondisi aku, mereka juga jadi tau kamu. Ortu aku pasti nelpon si cowok brengsek itu buat cari kamu dan maksa bawa aku pergi. Kalau aku ikut dia lagi, sama aja aku nyerahin semua harga diri aku, Mir...." Chika ngambek, bibirnya manyun.
"Maaf, Chik, maaf. Gue hanya coba bantu usul."
"Mira keberatan ya aku tinggal sama Mira?" tatap Chika, wajahnya sendu.
"Bukan gitu. Jangan salah ngerti dulu. Ya kalaupun si cowok itu nyamperin gue, ga akan rela lo dibawa sama dia, Chik. Gue janji. Gue seneng lo tinggal sama gue. Beneran!" Mira mem-victory dua jarinya.
"Misal dia dateng sama ortu aku? Kamu bakal tetep ngga bolehin aku pergi?"
Mira merenung sejenak, "...gue..."
Chika bangkit dan beranjak. Ia membuang alas takoyakinya di tempat sampah dan melangkah.
"Mau kemana Chik?"
"Dah kenyang. Jalan lagi lah!"
"Chik, ke sana yuk?" Mira menunjuk sebuah arah.
"Kemana?" Chika mendekat ke Mira yabg berdiri diam menunggu.
"Ueno Park. Deket. Enam jam jalan."
"Ih, ogah!"
Mira ngakak lalu menggamit tangan Chika ke arah berlawanan. Chika jalan melompat - lompat kayak anak kelinci mau ke kebun wortel. Mira semakin mendekap lengan Chika seolah tak ingin gadis itu menjauh darinya.
°°°
Ueno Park masih satu kawasan dengan Ueno Zoo. Jaraknya tak seberapa jauh dari tempat Chika dan Mira tadi. Ada apa di sana? Di Ueno Park tengah diadakan Ueno Summer Matsuri, festival yang rutin diadakan setiap musim panas datang di Jepang. Di tempat itu lebih ramai dari di zoo. Kios - kios yang menjual aneka makanan lokal dan kerajinan berderet banyak di sepanjang jalan di taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Days [ChiMi] [END]
FanfictionDia yang hadir tanpa permisi, dia yang kemudian harus pergi. Sanggupkah cinta itu tumbuh dalam waktu yang singkat? Apakah kenangan itu akan berakhir begitu saja?