3 - Kembali

505 138 4
                                    


Happy Reading

Mira keluar dari stasiun kereta dengan wajah yang masih cerah dan bersemangat. Memang walau terasa sudah lelah, tapi hari ini ia ingin me time. Menyenangkan diri sendiri. Tidak jauh dari stasiun ada sebuah kedai ramen yang biasa ia kunjungi sesekali.

Makan di kedai ramen tidak bisa seperti makan di warmindo, yang bisa berlama - lama sambil ngobrol atau menonton YouTube di ponsel. Karena tempat duduk yang terbatas, jadi makan di kedai ramen harus seefektif mungkin. Tapi bukan berarti terburu - buru. Etikanya begitu.

Me time Mira seperti makan ramen biasanya ia lakukan kalau mendapat tips di tempat kerja part time-nya. Kalau lagi irit, ia memilih masak sendiri di apartemen atau makan mie instant. Hal yang justru sulit ia lakukan di Indonesia. Di negara orang, Mira harus struggle. Giliran di Indonesia sifat magerannya kambuh.

Selesai kenyang makan, Mira segera kembali ke apartemen. Di waktu lain, biasanya Mira nongkrong di warteg. Iya warteg. Di Jepang ada beberapa saat ini. Soal rasa, mungkin ada perbedaan. Bisa lebih enak atau tidak. Tapi kesemuanya bisa mengobati kangen akan masakan rumah.

"Lo udah balik, Mir?" tanya Vivi, teman Mira di ujung telepon.

"Lha udah dari sebelum masehi!"

"Sori, gue nganterin turis Indo ke pasar Toyosu. Mayan duitnya."

"Beli apaan? Cumi?"

"Kaga. Foto - foto doang."

"Ooh, kenapa ngga di Akihabara aja. Banyak wibu."

"Dia maunya yang rada estetik. Ya udah lah ya. Ketemu besok, Mir."

"Traktir yee!"

"Ho oh. Pasti."

Klik

Mira menaiki tangga di gedung apartemennya. Suasana seperti hari yang lain. Sunyi, sepi, dan tenang. Andai ini di rusun atau apartemen Indonesia, pasti akan sangat bertolak belakang.

 Andai ini di rusun atau apartemen Indonesia, pasti akan sangat bertolak belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Src : google)

"Astaghfirullah..." Mira dikagetkan penampakan persis di depan apartemennya. Ada seseorang yang duduk menekuk lutut di lantai. Kepalanya dibenamkan di lengannya. Mira mengenali koper di sebelahnya, "...Chika?!" Langkahnya dipercepat menghampiri.

Mira menggoyangkan tubuh orang itu dan benar saja. Cewek itu menggeliat dan menguap lebar. Ia menoleh Mira dengan tatapan sayu dan lemah. Wajahnya pucat pasi. "Kirain kamu...?"

"Chika bingung. Ngga ngerti," Kepalanya menggeleng, "...jadi Chika balik lagi ke sini. Tapi Chika ngga punya kuncinya. Jadi—"

"—kamu dari jam berapa? Ayo bangun!" Mira membantu mengangkat Chika. Ia lalu membuka pintu apartemennya.

Seven Days [ChiMi] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang