Happy ReadingPerjalanan Chika dan Mira ditempuh memakai kereta ke arah timur Tokyo. Hari itu hari kerja, sehingga suasana kereta yang mereka tumpangi lumayan padat. Sebenarnya hari itu Mira kuliah, tapi ia meminta izin tidak masuk dengan sebuah alasan mendesak. Cukup riskan jika ketahuan teman sekampusnya sedang piknik.
Alih - alih tidur dalam perjalanan, Chika terlalu excited untuk melewatkan pemandangan yang dilintasi jaringan kereta yang mereka tumbangi. Ia sampai duduk sila dan menyangga dagunya menghadap jendela. Matanya berbinar - binar menatap suasana yang ia tangkap indera penglihatannya itu. Bahkan senyumnya tak pernah lepas. Gummy smilenya yang memikat. Kadang tertawa sendiri jika mendapati sesuatu yang menurutnya lucu. Mira? Tidur - tidur ayam bersandar di punggung Chika. Tangannya melingkari pinggang gadis itu.
"Bahagia banget?" sindir Mira. Matanya tetap terpejam.
"Iih, Mira. Di Jakarta mana ada yang begituan?" bela Chika. Ia melirik Mira yang meringkuk.
"Begituan apaan dah?"
"Ituan!" Chika ngotot dan terlihat serius mengatakannya, "...ah Mira mah ngga ngerti? Huh!" Bibirnya langsung manyun.
"Iya, anu - anuan kan?" Mira berusaha menetralkan ngambeknya Chika dan gadis itu pun menahan tawanya. Tidak sopan tertawa keras di dalam kereta.Kereta yang mereka naiki akhirnya berhenti stasiun Narita. Suasananya cukup sibuk karena hari ini adalah hari kerja dan di pagi hari pula. Sosok - sosok gegas dalam langkah yang membawa tas kerja jadi perhatian Chika. Seakan mereka adalah orang - orang yang diburu waktu. Stasiun yang bersih dan nyaman pun tak luput dari pujian Chika. Ya, katakanlah semua hal yang baru ia lihat hari ini sangat membuatnya senang.
"Yuk?" Mira menggamit telapak tangan Chika, jemarinya mengisi ruas di antara jari - jari Chika yang luang. Ia genggam erat tangan itu. Memandangi arah jalan di luar stasiun.
"Abis ini? Naik angkot?" tanya Chika dengan polosnya. Merusak mood Mira yang sedang sentimentil. Ia melepaskan tawanya.
"Hadeeeh...dasar orang Cibubur!" gurau Mira sambil memulai langkah.
"Eh, bentar." Chika menghentikan langkah.
"Apa?" Mira menoleh, memberi perhatian penuh.
"Kok tau aku tinggal di Cibubur?" Chika menautkan alisnya keheranan.
Mira menghela nafas panjang, meredakan degup jantungnya yang berdetak kencang. Ia belum bercerita pada Chika. Tepatnya barusan keceplosan. Ia ingin bercerita, tapi nanti.
"Jalan aja dulu. Keburu panas," jawab Mira lembut.
Mereka melanjutkan lagi langkahnya. Chika tak lagi bertanya dan menagih. Mata dan pikirannya sudah sibuk menjelajahi apapun yang menurutnya menarik dan diingat - ingat. Yang bisa jadi kenangan manis sepulangnya dari Jepang. Menjadi sebuah kerinduan yang barangkali memiliki keinginan untuk kembali. Menemui seseorang. Setidaknya itu harapan Mira di dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Days [ChiMi] [END]
FanfictionDia yang hadir tanpa permisi, dia yang kemudian harus pergi. Sanggupkah cinta itu tumbuh dalam waktu yang singkat? Apakah kenangan itu akan berakhir begitu saja?