BM 十一

21 8 2
                                    

Alice menatap bingung seekor kuda dihadapannya. Jujur saja dia tidak bisa mengendarai kuda, ia bahkan bergedik ngeri ketika melihat kuda tersebut.

"Kau mau menatapnya saja? Kita tidak punya banyak waktu Alice-ya"

Alice menatap pria berpipi gembil itu dan mencebikan bibirnya, "aku tidak tahu bagaimana cara mengendarainya. Lagi pula bukankah dia terlihat sangat mengerikan?" Sekali lagi alice merinding melihat kuda dihadapannya.

Pria gembil itu terkekeh, "Kau naiklah,aku yang akan mengendalikan kudanya." Tanpa pikir panjang alice naik atas kuda tersebut sebelum akhirnya pria dengan pipi gembil itu turut naik dibelakangnya.

Alice meneguk ludahnya, dia bena benar gugup saat ini posisinya sama sekali tidak menguntungkan. Dengan Han mencondongkan tubuhnya sedikit untuk meraih tali pengendali kuda, Alice bahkan merasakan pipi mereka bersentuhan. "Perhatikan baik baik saat aku sedang mengendalikan kuda, ah tidak bukan aku tapi cara mengendalikan kudanya. Jika sesuatu terjadi padaku nanti kau bisa pulang dengan selamat menunggang kuda ini." Alice hanya mengangguk, "b-baiklah...."

"Kalian sudah siap?ayo kita berangkat!"Han menarik tubuhnya sedikit menjauh dan berteriak, tak lama 3 ekor kuda menghampirinya dengan Changbin,Bangchan dan juga Jaehyun diatasnya.

Alice menoleh kearah 3 pria itu,dan ketika matanya bersitatap dengan iris kelam Jaehyun ia menunduk, dan tak lama kuda yang ditungganginya dengan Han pun berjalan dengan kecepatan yang standar.

Seperti apa yang dikatakan Han sebelum berangkat iapun memperhatikan bagaimana cara mengendalikan kuda, dengan sedikit obrolan kecil tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh gadis itu ketika menunggang seekor kuda.

Sekarang mereka tengah beristirahat dibawah sebuah pohon. Alice meneguk air yang berada didalam kendi. Dan memakan beberapa buah apel. Jaehyun mendekat dan menepuk bahunya. "Ada apa?" Jaehyun hanya menggelengkan kepalanya sebentar kemudian. "Setelah ini kau, naik kudaku!"
"T-...." Baru saja Alice ingin membuka mulutnya Jaehyun sudah memotong perkataannya, "Ini perintah aku tidak menerima bantahan!"

"Ayo naik!" Ajak Han pada Alice, ia melirik Jaehyun yang tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit dibaca. "A-aku... Aku rasa aku akan bersama Jaehyun, kau pasti kurang leluasa kan." Han beralih menatap Jaehyun dengan tatapan bertanya apa dia keberatan atau tidak dan Jaehyun menganggukan kepalanya pelan sebagai tanda bahwa dia tidak keberatan.

"Baiklah," taklama kemudian Han sudah melompat keatas kudanya.

"Naiklah!" Dengan patuh Alice naik keatas kuda tersebut disusul dengan Jaehyun yang duduk dibelakangnya.

Jaehyun mencondongkan tubuhnya untuk mengambil tali pengendali kuda. Sial ingin rasanya ia kembali menumpang pada kudanya Han. Keputusannya untuk pindah dengan Jaehyun ternyata salah, ini lebih mendebarkan daripada saat bersama dengan Han. Jantungnya berdetak 2x lebih cepat saat tangan Jaehyun berada di samping tubuhnya seperti posisi memeluk.

"Kau tegang sekali!" Bisik Jaehyun disamping telinga Alice membuat gadis pipi gadis itu merona dan tubuhnya semakin menegang.

***

Sore menjelang, mata hari sudah mulai tenggelam pada cakrawalanya. Dan mereka memutuskan untuk beristirahat dan membangun tenda di tempat yang sekiranya aman dari binatang buas dan juga tidak terlalu jauh dari sumber mata air.

"Baiklah aku dan Changbin akan mencari kayu bakar, Han Dan Jaehyun hyung kalian bisa mendiri kan tenda." Kemudian kedua Bangchan dan Changbin pun bergegas untuk mencari kayu bakar sebelum hari semakin gelap.

Sementara itu Jaehyun dan Han mendirikan tenda untuk mereka bermalam. Alice membatu mengerjakan yang ringan-ringan saja karena tentunya dilarang oleh kedua pria yang sedang bersamanya. Tak berselang lama merekapun selesai mendirikan tenda dan yang mencari kayu bakarpun sudah kembali.

Kayu bakar telah dinyalakan menjadi sebuah api unggun yang mampu menghangatkan mereka. Mereka duduk melingkar sambil menyantap beberapa menu makan malam seadanya. "Apa masih jauh?" Keempat pria itu menatap satu satunya gadis yang berada disana. "Istana empusa itu apa masih jauh?"

"Kalau dari sini aku yakin kita sudah dekat, tapi mari kita lihat petanya terlebih dahulu. Tapi sebelum itu kita selesaikan makan malam dulu." Gadis itu mengangguk dan kembali fokus pada makanan, suasana benar-benar canggung, kalau boleh jujur ia juga merasa sedikit takut mengingat ia satu satunya gadis yang ada disini.

Seperti janjinya tadi Bangchan mengeluarkan petanya. "Nah mari kita lihat!"

"Sekarang kita berada disini." Ucap bangchan seraya menunjuk kesalah satu tempat yang ada di peta itu.

"Dan jika kita tetap melanjutkan perjalanan besok pagipun kita akan sampai di hutan dekat istana empusa itu." Alice mengangguk mengerti , pikirannya menerawang bagaimana kondisi kakaknya,kemungkinannya hanya 50% jika tidak dalam keadaan hidup kakaknya pasti kini sudah tiada.

Liquid bening tak terasa lolos dari mata bulat cantiknya. Sungguh ia merindukan kakaknya yang Jahil. Entah ia rasa ia tidak pernah meminta untuk menghilangkan sosok itu meskipun ia jahil dan menyebalkan, namun sepertinya tuhan berkehendak lain. Ia hanya bisa berharap ia bisa menyelamatkan kakaknya dalam keadaan hidup.

***









Hay hay balik lagi sama aku... Mohon maaf kalo ada yang typo ya hhe lagi males buat ngedit lagi.

Oh iya

Bonus pict

Jangan lupa kasih vote dan komen ya 🌻

Buku Misterius[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang