BM 九

23 7 0
                                    

Selamat Sore!!
Selamat membaca, maaf kalau banyak typo yang bertebaran ya. Ga aku edit lagi soalnya.

Dokter mengatakan bahwa ibunya baik-baik saja dia hanya syok karena mendapat berita yang buruk. Dan dokter menyarankan bahwa ibunya untuk banyak beristirahat. Setelah itu dokterpun pergi.

Alice menatap ibunya sebentar kemudian ia berinisiatif untuk melihat lihat rumah milik jaehyun dan membiarkan ibunya untuk beristirahat, ibunya masih tertidur.

***

Alice berdecak kagum ketika mengelilingi rumah ini, rumah ini terlihat kecil dari luar namun ternyata dalamnya sangat luas dengan 2 kamar, dapur dan sepertinya rumah ini memiliki ruangan bawah tanah.

Mata alice terpaku depan sebuah foto didinding menampilkan 3 orang yang sedang tertawa bersama. Ya itu foto keluarga Jaehyun. Sepertinya keluarga pria itu sangat baik dan harmonis. Terbesit sebuah rasa iri dalam diri Alice. Ia tersenyum miris mengingat keluarganya. Ayahnya meninggal setahun yang lalu.

Cukup lama gadis itu memandangi foto keluarga tersebut sampai sebuah suara menginterupsinya. "Apa yang sedang kau lakukan disana?"

Alice menolah dan mendapati pria Jung itu tengah berdiri tak jauh dari tempatnya. "Tidak ada aku hanya melihat-lihat." Gadis itu terlihat canggung sekali sekarang. Jaehyun tertawa renyah melihat ekspresi gadis itu yang terlihat cukup menggemaskan.

"Mau ku tunjukan sesuatu?" Pria berdimple itu berjalan mendekat kearahnya, gadis itu mangangguk pelan. Entahlah pemuda jung itu sulit sekali untuk ditolak.

"Baiklah ikut aku!" Jaehyun menggenggam tangan Alice dan menariknya kesebuah pintu dan membukanya. Disana terdapat sebuah tangga menurun, dan benar dugaan gadis itu bahwa rumah ini memiliki sebuah ruang bawah tanah.

Alice hanya diam mengikuti langkah kaki pria dihadapannya. Pria itu menyalakan lampu dan terpampanglah beberapa senjata disana. 'ah jadi ini gudang senjata' gumamnya.

"Ini semua peninggalan ayahku." Jaehyun memperlihatkan beberapa senjata seperti senapan, panah,pedang dan masih banyak lagi.

"Tapi jae memiliki senjata seperti ini ilegal bukan?" Jaehyun terkekeh, "tentu saja, tapi ini semua milik ayahku. Dan ayahku memiliki surat izin untuk memiliki senjata senjata ini."
Gadis itu mengangguk anggukan kepalanya tanda mengerti. "Ah begitu ya!"

Selain senjata disana juga terdapat sebuah perpustakaan kecil dengan buku buku sastra lama. Alice yang tertarikpun segera menghampiri rak dengan deretan buku itu.
"Alice," alice menghentikan kegiatan ingin mengambil buku sastra itu setelah jaehyun memanggilnya.

"Um? Ada apa Jae?"

"Kau ingat? Kau tidak boleh menyentuh buku sastra lama!"

Alice menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "ah kau benar, aku lupa. Maaf!"

Tiba-tiba Jaehyun menarik salah satu kursi didepan meja yang dekat dengan rak buku tersebut. "Duduklah disini! Aku masih ingin menunjukan sesuatu padamu!" Ujarnya dibalas dengan anggukan dan sikap menurut Alice.

Alice yang seperti ini malah membuat Jaehyun sangat gemas, belum lagi mata bulat yang terlihat sangat polos dan berbinar, dan jangan lupakan bibir plumnya. 'apa yang aku pikirkan?' gumamnya dalam hati, sebelum dia berpikiran terlalu jauh lebih baik dia menunjukan hal penting lainnya. Dan dia pun segera pergi mengambil sebuah kotak.

Dan membawanya keatas meja tersebut. "Apa ini Jae?"

"Ini?" Alice mengangguk pelan.

"Bukalah!"

Dengan segera Alicepun membuka kotak tersebut. Ketika kotak telah terbuka netra legamnya menemukan sebuah pedang didalamnya.

"Sebuah pedang?" Alice menatap Jaehyun dengan tatapan bingung.

"Iya, ini pedang peninggalan ibuku. Ini adalah pedang stiletto blue water."

"Waw, ibumu punya pedang seperti ini? Ayahmu juga punya senjata senjata yang terlihat sangat kuno. Sepertinya keluargamu menyukai barang barang antik yah!" Jaehyun tersenyum , "ya begitulah, kau menginginkannya?"

"Apa? Ah tidak, aku tidak bisa menggunakannya. Lagi pula untuk apa aku mempunyai pedang seperti ini?"

"Kau bisa menggunakannya untuk membebaskan kakakmu!"

Alice kembali menatap jaehyun, "apa tapi bukankah kau yang akan melakukannya?"

Jaehyun tertawa kecil "aku? Aku akan membantumu, tapi kau sendiri yang harus melepaskannya. Dia kakakmu dan hanya kau yang bisa membebaskan dia dari jeratan makhluk itu."

Alice terdiam sejenak, pikirannya menerawang jauh. Entah apa yang dipikirkannya,mungkin sebuah rencana atau mungkin kini berbagai tandatanya besar berkumpul dikepalanya. Tanpa dia sadari alice kini menggigit bibir bawahnya yang membuat jaehyun semakin tidak karuan.

Berdekatan dengan gadis ini terlalu lama sungguh tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Jaehyun mendekatkan wajahnya dan gadis itu masih belum menyadarinya, karena masih sibuk melamun.

Chu~

Kedua benda kenyal itu bertemu begitu saja membuat gadis mungil itu tersentak dan membulatkan matanya terkejut dengan sensasi baru yang dia rasakan. Karena tidak ada perlawanan Jaehyunpun memberanikan diri untuk melumat lembut bibir plum menggoda milik gadis mungil itu. Manis dan kenyal itu yang Jaehyun rasakan, meskipun Alice tidak menolak atau pun membalas perlakuannya.

"HYUNG!!!"

Sebuah teriakan menyadarkan pria berdimple itu dan segera melepaskan ciumannya. "A..maaf" ucapnya seraya menghapus bekas salivanya yang menempel pada bibir Alice dengan ibujarinya. Kontan Alice memalingkan wajahnya yang kini sudah bersemu. "Bawa pedang itu, kita segera kembali keatas , ibumu pasti sudah sadar." Alice hanya mengangguk, masih dengan wajah yang bersemu merah.

***

Jaehyun keluar dari ruangan tersebut dengan Alice yang menenteng sebuah pedang ditangannya. "Ada apa?"

"Ah ternyata kau disana, nyonya Taeyeon sudah sadar!" Setelah mendengar kabar tersebut ketiganya bergegas menuju kamar Taeyeon.

"Eomma!" Alice langsung memeluk ibunya, Taeyeon menangis dalam pelukan Alice. "Eomma tenang saja, aku akan membawa Rowoon pulang."

"Bibi tenang saja , serahkan semuanya pada kami. Kami akan mengurus semuanya."

"Terimakasih, tolong jaga Alice dan juga tolong selamatkan Rowoon."

"Eomma~ eomma tidak boleh menangis lagi ya, doakan yang terbaik untuk kami. Tapi sebelum itu sepertinya ada sesuatu yang harus aku urus."

***

Terhitung sudah tiga hari mereka menginap di rumah Jaehyun. Selama itu pula mereka nyusun strategi dan rencana untuk mengalahkan empusa dan taklupa Alice dilatih menggunakan pedang tersebut.

Ini adalah hari keempat dimana alice tengah berlatih pedang, ternyata dia cepat belajar dan dalam waktu singkat ia dapat menguasai pedang itu. Alice membuka penutup matanya ia terduduk dilantai. Dia meraih gelas yang berada diatas meja.

Suara tepuk tangan menggema disana dan ketika ia berbalik, Jaehyun sudah berjalan kearahnya. "Ternyata kau cepat belajar ya!"
Jaehyun mengulurkan tangannya dan diterima oleh Alice. "Terimakasih." Alice tersenyum.

"Sekarang beristirahatlah, besok perjalanan kita akan sangat panjang! Buku itu biar aku yang membawanya setelah ini." Alice mengangguk kemudian keduanya berjalan keluar dari ruangan tersebut dan berpisah kembali kekamar masing masing.

Tbc?

Jangan lupa vote dan komen!🌻

Buku Misterius[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang