Hi, Assalamualaikum.
Ingat yaa ini hanya cerita fiksi. Ambil yang bermanfaat dan buang yang tidak memberikan kalian manfaat.
⚠️PART INI MUNGKIN AKAN SEDIKIT MEMBOSANKAN KARENA MASIH BELUM ADA KONFLIK+MASIH PROSES PENGENALAN TOKOH. JADI UNTUK YANG MAU LANGSUNG KE CERITA BISA SKIP DAN BACA DI PART TIGA LANGSUNG. THANKS⚠️
Happy reading❤
.
.
.TKG|| part1.
'Lamaran'Jadilah apa adanya, tidak rendah diri walaupun tak punya, tidak malu walau kekurangan. Karena orang yang menghargai apa yang dia miliki lebih baik dari orang yang memaksakan diri demi pujian
__________________________________
"Abi, Ami. Abraham mau minta tolong, tolong lamarkan Ning Syifa untuk Abraham"
...
"Kalau Abi bahagia Syifa terima lamaran ini, insyaa Allah Syifa lakukan, dengan lillahitaala."
....
"Abraham, cepat Nak!"
"Iya Ami," sahut Abraham-- Abraham Leonard Elfatih Askandar. Pemuda yang tadinya tengah merapikan peci langsung berjalan menghampiri mobil yang sudah diisi oleh abi, ami, dan Zimam-sahabat Abraham.
Kiai Hadad--Hadad Al-Asrawi Askandar yang bertugas menyetir mobil langsung menoleh kearah Abraham, memperhatikan penampilan pemuda itu dari atas sampai bawah. Lumayan lah..
"Kamu ini lelet sekali! udah ganteng kok jadi nggak usah ngaca terus."
"Abraham emang ganteng, Abi baru sadar apa gimana?" ujar Abraham narsis.
Zimam mendorong bahu Abraham dengan kesal. "Narsis!" nama lengkapnya Zimam Hafidzul Al-Hadad.
"Udah cepetan, kalau kalian ribut terus kapan berangkatnya!" lerai Maryam-- Maryan Askandar-Ami Abraham. Kalau dibiarkan begitu mereka bertiga akan terus berdebat.
"Abi tuh, Ami. Ngajak ribut terus."
Kiai Hadad mendengus kesal. "Abi aja terus." Abraham tersenyum sok manis. Memilih tak menanggapi ucapan abi-nya.
"Abraham," panggil Kiai Hadad setelah hampir setengah perjalanan hening tanpa suara didalam mobil.
Abraham mengalihkan pandangannya dari Al-Qur'an yang tengah ia baca. "Ya, Abi?"
"Kamu ngga takut ta?" tanya Kyai Hadad tanpa menatap Abraham, masih fokus menyetir.
Abraham mengernyit bingung. "Takut kenapa?" tanya nya.
"Takut di tolak ning Syifa."
Mendengar hal itu membuat Abraham sedikit ragu. Bagaimanapun juga Ning Syifa bisa saja menolak lamarannya yang bisa dibiang cukup mendadak.
"E-engga mungkin ditolak," jawab Abraham berusaha tenang. Menutupi kegugupannya.
Kiai Hadad melirik Abraham sekilas. "Apa sih yang ngga mungkin? Ning Syifa kelihatanya bukan wanita yang gampang tertarik dengan laki-laki."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terimakasih, gus
Teen FictionFollow dulu sebelum baca! .... "Pasien atas nama Syifa Aliman Alaydrus dinyatakan telah meninggal dunia, waktu kematian pukul 22.03" Deg! .... "Bagaimana kalau ... Syakila menggantikan Syifa?" "HAH?!"