_Ex Fourteen-

356 92 32
                                    

Warning,this story 21+ area...

------

Hanya ada enam pemuda berbaris di belakangnya yang menemani Sohyun meratapi kepergian ibunya. Sesuai permintaan Namjoon. Taehyung,Jungkook,Jimin,Hoseok,Yoongi dan Seokjin ikut dalam prosesi pemakaman satu-satunya anggota keluarga yang Sohyun anggap punya. Gadis itu bahkan tak pernah memikirkan bagaimana mengabari ayahnya soal kejadian ini. Dia sungguh sudah tidak peduli lagi dengan pria yang telah membuat keluarga mereka hancur. Membuat ibunya menderita menahan penyakitnya hingga menyerah pada hidup dan Meninggalkan dirinya sendiri.

Seokjin menyenggol lengan Yoongi. Pria itu meminta ijin untuk keluar dari ruang penyemayanan karena harus menerima telepon dari Namjoon. Pria itu tidak bisa meninggalkan rapat penting dengan kolega Jepangnya. Terpaksa meninggalkan Sohyun sejenak.

Selain itu. Jimin -pria yang di kenal memiliki hati lembut itu, begitu miris memandangi gadis yang bersimpuh di hadapannya. Meski belum mengenalya penuh. Bisa pria itu rasakan kesedihan mendalam yang Sohyun rasakan. Justru membuatnya kasihan saat melihat gadis itu tidak menunjukan ekspresi apapun saat memandangi bingkai foto ibunya di belakang persembahan.

"Dia pasti sudah kehabisan air matanya," kata Hoseok pelan sambil memandang sendu Sohyun yang hanya seperti patung tak bernyawa. Taehyung dan Jungkook hanya mengangguki.

Sementara Yoongi memilih tetap diam dan hanya mengawasi saja. Meskipun dia ingin merengkuh tubuh ringkih dalam balutan hanbok hitam itu kedalam pelukan. Dia merasa sesuatu telah menahannya seolah memberi peringatan ,itu bukan tugasnya.

Hingga tak berselang lama terdengar suara ketukan sepatu mendekat. Kelimanya kompak menoleh, melihat Seokjin baru kembali masuk di ikuti Namjoon dari belakangnya. Pria itu sudah mengganti pakaiannya menjadi hitam dengan ikatan pita di lengannya sama seperti yang lain.

Melewati barisan kawan-kawannya. Namjoon langsung menghampiri Sohyun dan berjongkok di sampingnya. Mengawasi wajah sembab dan pucat gadis itu. Dan mungkin inilah yang membuat Yoongi enggan melakukan keinginannya. Pria itu melihat kawan sekaligus atasannya secara perlahan menarik tubuh tak berdaya itu kedalam pelukan. Dengan lembut membelai rambut yang hari ini terkepang dengan ikatan pita putih. Membisikan kalimat penguat tepat di puncak kepalanya.

"Luapkan dan menangislah. Jangan menahan kesedihanmu,"katanya. Dan setelah itu barulah mereka mendengar isak tangis gadis itu di dalam pelukan Namjoon.

Tidak ada satupun yang bersuara selain sibuk menahan diri agar bisa mengontrol emosi kesedihan mereka yang sudah  mulai ikut larut bersama gadis itu.
.
.

Usai menempatkan abu ibunya di tempat khusus penyimpan tubuh Sohyun ambruk. Beruntung Namjoon berdiri di belakang dan langsung menahanbya agar tak jatuh ke lantai. Segera Seokjin meminta pria itu untuk membawa Sohyun pulang dan bersama yang lain akan menyelesaikan sisa urusan pemakaman.

Setelah Taehyung antar hingga depan rumah. Namjoon pelan-pelan menggendong tubuh Sohyun dan langsung membawanya masuk ke dalam kamar. Sangat miris pria itu merasakan betapa tubuh Sohyun sangat ringan. Tanda bahwa selama ini gadis itu begitu keras bekerja hingga melupakan kondisi dirinya sendiri. Dia tebak kurang asupan dan membuatnya lemah dan mudah lelah.  Ditambah gadis itu sejak kemarin belum mengisi dirinya dengan makanan.  Inilah puncaknya tubuhnya benar-benar tak bisa lagi menahan.

Semakin membuat keinginannya ingin melindungi gadis itu semakin kuat. Dan terlintas dalam pikirannya untuk membatalkan kontrak gila yang sudah mereka sepakati sebelumnya.

"Jangan khawatir. Jadikan aku sandaran jika kau memang membutuhkannya," kata Namjoon sata menyelimuti tubuh Sohyun.

Meski tau itu salah. Namun Namjoon tak bisa melewatkan dirinya untuk mengecup dahi gadis itu sebelum keluar dari kamarnya.

Mungkin terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan dan Sohyun. Tanpa sadar pria itu sudah melupakan gadis yang saat ini masih berstatus sebagai kekasihnya.

Dari balik pintu dia hanya bisa menghela napas berat saat membuka ponselnya. Melihat gadis itu mengirim pesan banyak yang belum sempat dia baca.

____

Mengenakan stelan serba hitam. Ditemani Hoseok lagi,Yoongi memasuki tempat malam terakhir yang belum dia masuki. Menyamar sebagai pengunjung yang siap menaruh banyak uang untuk taruhan,dia memasuki area perjudian terbesar yang tersembunyi di kotanya.

"Mungkin saja dia ada di sini," kata Yoongi sambil mengawasi orang-orang yang dia lewati.

"Bagaimana dia begitu keji pada istri dan putrinya sendiri?" Hoseok tak habis pikir pada sosok bernama Hwang Seojoon yang tengah mereka cari itu.  Dia ketahui ternyata adalah ayah dari gadis yang saat ini tinggal dengan sahabatnya dan baru kehilangan ibunya.

"Itu dia!" Seru Yoongi memutus pikiran Hoseok yang langsung mengikuti arah tunjuk pria itu ke bagian sudut ruang yang biasa di gunakan untuk main. Tengah menuang minuman kepada sosok yang mereka tak bisa lihat wajahnya. Karena topi yang menutupi hampir seluruhnya,duduk dengan salah satu kaki terangkat mengenakan Jaket levis dan celana jeans Hitam.

"Permisi," sapa Yoongi dan Hoseok saat tiba di depan meja targetnya.

"Ya?'' hanya Hwang Seojoon yang mendongak menyahut tampak bingung.

"Apa kau benar Hwang Seojoon?" Tanyanya tanpa basa-basi. Tidak lupa ekor mata Yoongi yang melirik pada sosok di depan pria paru baya itu. Tetap mempertahankan kepalanya menunduk tertutup topi. Meski penerangan yang minim disudut itu. Dia masih bisa melihat rokok yang terselip di antara jarinya tangannya yang terpangku di atas lututnya.

Entah mengapa. Saat itu Yoongi tampak tak asing dengan perawakannya.

"Mungkinkah dia?"

_____

Sayang banget ya sama pembaca Namsso ini, seneng tau selalu tembus 50 vote tiap updateannya..

Bikin semangat buat terus lanjut

Maaf ya kalau agak aneh,

Terimakasih sudah mampir storyku dan tidak siders💜💜💜😘

Expensive GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang