Satu

98 20 2
                                    

Langit sudah menggelap, aroma petrichor yang menguak memenuhi paru-paru Changbin—tidak, bukan memenuhi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit sudah menggelap, aroma petrichor yang menguak memenuhi paru-paru Changbin—tidak, bukan memenuhi ... rasanya lebih seperti sesak.

Pria itu bersusah payah mengatur napasnya sembari melangkahkan kaki tanpa henti, tak peduli apa yang ia pijak atau bahkan buliran air yang mulai membasahi rambut juga pakaian. Yang ia pedulikan hanya satu, terbebas dari babi hutan liar yang sedari tadi mengejar.

Boleh panggil Changbin penakut karena memilih lari daripada menghadapi sendiri hewan buas yang ukurannya hampir sama besar dengan tubuh Changbin.

Bisa saja ia memilih berhenti di balik pohon lalu menodongkan senapan besar yang sedari tadi ia bawa di punggung, sayangnya keadaan justru mempersulit pria bersurai kelam itu dengan kenyataan pahit. Pelurunya habis dan ia bahkan tak sempat mengisi peluru baru karena yang ada dibayangannya sekarang kalau ia berhenti babi itu akan menerkamnya hidup-hidup.

Beberapa waktu yang lalu semua masih berjalan normal, langit terlihat cerah bahkan aroma pinus menyambut rombongan Changbin untuk melakukan pemburuan yang sudah disetujui pihak berwenang, ia jelas tenang karena temannya bisa diandalkan, bahkan ada dua polisi hutan yang ikut menemani sekaligus berjaga kalau-kalau sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

Itu beberapa waktu yang lalu sebelum sialnya mereka dipertemukan dengan tiga babi hutan berukuran besar. Karena dibutakan oleh kepanikan hanya dua babi hutan yang bisa di atasi, dua polisi hutan menembakkan pelurunya dan berhasil membuat hewan buas itu tumbang setelah beberapa elakan.

Lalu apa yang terjadi pada Changbin sampai bisa pergi ke tempat antah berantah dengan babi hutan liar yang setia mengejar?

Sebelum rombongan pemburu masuk ke hutan mereka diberitahu bahwa menembakkan peluru biasa diijinkan hanya pada hewan-hewan tertentu, dan babi hutan adalah salah satunya.

Masalahnya, Changbin sudah menggunakan beberapa peluru untuk menembak hewan lain yang menjadi target perburuan. Satu peluru terakhir dan lagi-lagi meleset, setelahnya kalian bisa bayangkan sendiri bagaimana Changbin sekarang ini, ia bahkan berada di tengah hutan yang jauh dari batas teritorial berburunya juga terpisah dari rombongannya.

Tak apa.

Changbin menyemangati dirinya sendiri, tak apa ia terpisah dengan rombongan karena nyawanya jauh lebih penting untuk sekarang.

Bruk.

Sial.

Changbin terjatuh, salah satu kakinya tersandung akar pohon yang tertutup dedaunan. Ia mengaduh, berusaha bangkit sebelum sadar hewan buas di belakangnya tengah berancang-ancang untuk menerkam.

Tubuhnya yang besar nan kekar itu mendadak kaku, seakan pasrah akan scene terburuk yang sedari tadi melintas di kepalanya sendiri.

Apa memang akhirnya akan begini? Tanya Changbin pada diri sendiri.

Birth-dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang