Changbin menatap bayangan di depan cermin, memperhatikan bagaimana luka sobekan yang menggores tubuh kekarnya dari otot dada sampai bagian atas perutnya.
Pantas saja ia merasa perih saat Felix mendekapnya dengan erat semalam, ternyata lagi-lagi ini karena babi sialan itu.
Bisa hilang nggak ya?
Malas memikirkan hal yang tidak pasti, ia memilih untuk segera memakai kaus hitam oversize yang sudah disiapkan Felix kemudian berlalu pergi meninggalkan kamar.
Langkahnya terhenti sesaat ketika melihat Felix yang sibuk mengunyah cemilan di sofa, sesekali tertawa karena tayangan lucu dari film kartun yang ia tonton sendiri disana.
Changbin mendekat dengan canggung. "Fel."
Yang dipanggil segera menolehkan kepala, temukan Changbin yang berdiri di belakang sofa sembari menggaruk tengkuk yang Felix yakini tidak gatal.
Felix senyum. "Sini, Bin. Duduk sini," ajaknya sambil menepuk-nepuk dudukan di sebelahnya yang kosong.
"Lo punya salep buat ilangin bekas luka?"
"Ada, buat tangan lo ya? Bentar gue ambilin."
Felix bangkit, menghampiri Changbin dan mendorong pelan kedua bahu si surai kelam dari belakang, mengarahkannya ke depan sofa. Changbin lagi-lagi hanya bisa menurut.
"Gue ambilin, lo duduk. Makan pringles juga boleh sambil nonton filmnya deh lucu bikin ketawa," katanya, lalu melangkahkan pergi tinggalkan Changbin tanpa memberinya kesempatan untuk sekedar menjawab kata iya.
Changbin menatap televisi di depannya, tapi pikirannya masih tertuju pada Felix. Semakin tak paham kenapa pria mungil berambut blonde itu seperti anak kecil.
Ingat plushie yang ada di kamar sampai buat Changbin berpikir kalau ia terlahir kembali seperti anak kecil? Belum lagi tingkahnya yang mendadak semangat terhadap sesuatu, dan sekarang snack pack juga film kartun?
Felix kembali dengan salep ditangan, ia terduduk di samping Changbin, raih tangan kiri Changbin lalu oleskan salep di lukanya.
"Gue bisa sendiri."
Felix anggukkan kepala, mengiyakan tapi tangannya masih sibuk mengolesi luka di lengan Changbin, bahkan sekarang lengan kanannya.
"Fel?"
Yang diajak bicara menghentikan aktifitasnya, tatap netra si surai kelam sembari tersenyum senang.
"Gue tahu lo bisa sendiri, tapi lo juga nggak nolak. Well, biar gue bantu nggak apa-apa."
Lagi-lagi Changbin pasrah, ikuti ucapan si tuan rumah.
"Lo nggak ada kerjaan? Bantu sama jaga gue terus tiap hari, nggak ganggu?"
"Nope, gue nggak ada kegiatan apapun. Paling sesekali berburu sama cari ikan di sungai buat makan."
Changbin kerutkan dahi tanda tak mengerti. Apa ia tak salah dengar barusan? Felix berburu dan cari ikan di sungai untuk makan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Birth-die
FanfictionKelahiran felix membawa kutukan. Setiap hari ulang tahunnya, orang terdekatnya akan mati satu persatu tanpa sebab yang jelas. Setelah pergulatan batin yg hebat karena rasa sakitnya ditinggalkan, felix memilih hidup mengurung diri di hutan. Seakan hi...