TUJUH BELAS

1.9K 239 20
                                    

"I love him."

"Congratulation," jawab Rosé tersenyum sambil membukakan pintu apartemennya. "Kapan lo sadar itu?"

"Kemarin," kata Lisa singkat.

Kemudian Lisa menceritakan tentang pertemuannya dengan Jackson kemarin di Loofah. Tentang tawaran Jackson untuk membuat skor satu sama.

"Kenapa lo nggak mau?" tanya Rosé bingung ketika Lisa mengatakan bahwa dia menolak tawaran Jackson. "Lo nggak mau ngebalas Taehyung?"

"Itu bukan mind game yang gue mau."

Rosé terlihat semakin tidak mengerti dengan jalan pikiran Lisa.

"Tapi ini kali kedua Taehyung bikin janji makan malam sama Miyeon tanpa lo tau, di salah satu restoran favoritnya. Apa itu bukan alasan yang cukup untuk membalas Taehyung?"

Lisa mengangkat bahunya sekilas. "Tiba-tiba gue ngerasa capek untuk nerusin semua ini. Mungkin ini menyenangkan tapi resikonya terlalu besar."

"Lo takut Taehyung ngamuk?"

"Kalo itu terjadi gue seneng, itu tandanya Taehyung cemburu. Tapi gimana kalo itu justru ngebuat Taehyung melanjutkan hubungan dia sama Miyeon ke arah yang gue takuti? Nanti tindakan gue jadi alasan buat dia melakukan itu," ujar Lisa sambil menghela napasnya.

"Bukannya Taehyung juga udah melakukan terlalu jauh?"

"Tapi tindakan gue bisa bikin dia melangkah semakin jauh," keluh Lisa lelah. "Apa nantinya kita berdua cuma saling balas-membalas doang?"

"Mungkin," jawab Rosé tercenung. "Tapi paling nggak lo bisa bikin Taehyung mikir kalo dia nggak bisa seenak jidat sama lo. Apapun yang dia lakukan, lo juga bisa melakukan hal yang sama."

"But I'm not happy doing it."

Rosé terdiam sesaat mendengarnya.

"Apa lo nggak tau? Satu-satunya obat penawar yang paling ampuh untuk mengatasi sakit hati karena laki-laki adalah another man. Taehyung sama Miyeon dan lo sama Jackson," kata Rosé sambil mengamati wajah Lisa.

"Gue cuma nipu diri gue sendiri, Ros. Semalam yang gue rasa hampa. Gue sama Jackson tapi kepala gue isinya cuma Taehyung," desah Lisa merana. "Gue cuma pengin bahagia dan Taehyung adalah jawabannya."

"Lo udah bilang tentang perasaan lo sama Taehyung?"

Lisa menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Kenapa?"

"Part of me ngerasa takut kalo Taehyung tau itu dia bakal menginjak-injak gue atau dia jadi bosen sama gue."

"Karena tantangannya udah nggak ada?" tanya Rosé menyelidik.

"Karena gue udah ada di dalam genggamannya. Bukannya itu bikin Miyeon jadi lebih menarik? Penggoda, liar, dan pacar orang?"

"Tantangan yang sempurna, ternyata cinta lebih rumit dari yang gue kira," komentar Rosé sinis sambil berjalan pergi menuju kamar tidurnya yang terletak di ujung belakang ruangan.

Tidak lama Rosé kembali sambil membawa satu buah undangan berbentuk persegi panjang yang disodorkannya pada Lisa. Pesta topeng. Dress code : anything in mask. Setelah membacanya selintas, Lisa melipat kembali undangan itu.

"Itu undangan buat lo, pesta tahun baru," kata Rosé semangat.

"Kenapa mesti pesta topeng? Emangnya yang dateng jelek-jelek?" tanya Lisa penasaran.

"Mungkin," jawab Rosé malas. "Lo dateng sama Taehyung, ya."

"Nggak tau," desah Lisa lelah sambil menarik tas yang tadi dia taruh sembarangan di atas sofa. "Tadi pagi Mama ngasih ini, katanya dari Taehyung."

LALISA LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang