SIX: BLEEDING

148 14 0
                                    

HARRY’S VIEW

        Sejak kemarin kami, Perrie dan para kru mencari Zayn. Kami semua mencoba menghubunginya lewat ponsel, dan tidak ada jawaban. Di Bradford, kami meminta keluarga Zayn menghubunginya, dan ternyata ponsel Zayn tertinggal di Dressing room ketika konser dimulai. Kami baru saja menemukannya pagi ini. Kau tahu, reaksi keluarga Zayn begitu tahu bahwa Zayn menghilang? Mereka panik luar biasa. Bahkan Trisha, ibu dari Zayn, pingsan begitu saja. Kami semua (re: pihak yang bersangkutan dengan 1D) mengadakan meeting dadakan, dan hasil dari keputusan akhir adalah, kami menunda konser Amerika, Eropa, dan Asia untuk sementara waktu hingga Zayn ditemukan. Kami juga mengadakan konfrensi pers, untuk pemberitahuan tentang hal ini.

Para kru yang ditugaskan untuk membantu mencari Zayn, melaporkan hal ini kepada seluruh polisi di Amerika dan Eropa, serta Asia dan Australia, juga Afrika melalui menteri hukum internasional UK.

Ini hari kedua menghilangnya Zayn.

*******

AUTHOR’S VIEW

            Seorang pria dengan mata tertutup, juga kedua tangan dan kakinya yang terikat rantai besi. Pria itu sedang melahap makanan dengan seseorang yang menyuapinya. Zayn merasakan gusinya berdarah karena cara orang itu yang kasar saat menyuapinya. Zayn tidak  tahu siapa orang ini, dan kenapa dirinya berada ditempat yang ia tidak ketahui. Seingatnya, ia sedang berada diatas panggung untuk konser, lalu tiba-tiba seseorang menyuruhnya pergi menemui Simon di Dressing room. Ia menemukan tidak ada seorangpun didalam sana. Dan terakhir kali yang ia rasakan, kepalanya terasa sangat pusing, dan semuanya menjadi gelap.

            Waktu makan Zayn selesai. Zayn dapat mendengar bahwa orang yang menyuapinya barusan keluar dari ruangan yang digunakannya sekarang. Zayn mencoba membebaskan kedua tangannya dari rantai yang mengikatnya saat ini, tetapi sia-sia. Zayn menundukkan kepalanya dan membungkukkan badannya agar kepalanya dapat mencapai tangan sebalah kanannya. Dan, berhasil. Penutup mata itu lepas dari penglihatannya. Zayn dapat melihat dengan jelas ruangan itu. Seperti sebuah ruang tidur, berisikan interior-interior ruang tidur yang mewah dan indah didalamnya. Disebelahnya terdapat sebuah ranjang berukuran king. Tidak ada jendela disana, hanya beberapa ventilasi yang membuat ruangan ini sedikit terang. Zayn mengambil kesimpulan, bahwa saat ini adalah pagi hari atau siang hari. Disana tidak terdapat jam dinding. Jam tangannyapun sudah hilang entah kemana. Varsity jacket yang digunakannya telah lepas dari tubuhnya, hanya menyisakan kaos putih dan celana jeans berwarna biru. Ia teringat bahwa ketika dirinya hendak mengambil segelas air mineral di dressing room saat dirinya tidak menemukan Simon disana, ia meninggalkan ponselnya diatas meja rias.

            Seseorang masuk melewati pintu ruangan itu, lalu segera menutup wajahnya dengan topeng ketika mengetahui bahwa, penutup mata Zayn terlepas.

ZAYN’S VIEW

 

            Baru saja aku akan berteriak, seseorang masuk ke dalam ruangan ini. Sekilas kulihat, bahwa orang itu adalah seorang perempuan. Ia terlihat sedikit terkejut, lalu memakai topeng hitam yang ada ditangannya. Tapi, mengapa perempuan itu terlihat familiar?

            Perempuan itu mendekat, tepatnya berada dihadapanku.

            “Selamat datang, Zayn. Bagaimana hari keduamu berada ditempat ini? Menyenangkan?”. Perempuan itu terkekeh.

“Katakan padaku, tempat apa ini?!”, sepertinya aku tahu siapa dia.

“Seperti yang kau lihat, ini kamar. Tidakkah kau lihat benda apa yang berada disampingmu? Dasar bodoh!”, dia terkekeh lagi,

“Dasar jalang! Apa tujuanmu membawaku kesini? Kau ingin menikah denganku? Jangan harap.”, dia menamparku dengan keras. Astaga, aku sudah seperti gadis yang teraniaya.

“Kau tahu apa balasan untuk lelaki brengsek sepertimu? Johny! Nick! Kemari kalian!”, apalagi yang akan dilakukannya bersama pasukannya itu?

Dua orang berbadan besar, dengan tubuh yang penuh dengan tato memasuki ruangan ini. Salah satu dari mereka menahan kepalaku dan membuka paksa kedua mulutku. Sedangkan yang satu, menuangkan cairan kental berwarna hitam diatas sendok makan, dan menyuapkan ke mulutku. Sebelumnya aku memberontak akan hal itu, tetapi entah kenapa, aku merasa tenggorokkanku terbakar dan hidungku terasa sangat panas. Mereka mencambukiku dan meninju wajah dan perutku secara brutal. Perempuan yang memerintahkan mereka tadi, melihatku dengan wajah datarnya. Aku muntah darah. Hidungku juga mengeluarkan darah sangat banyak. Penglihatanku mulai buram, lalu semuanya menjadi gelap.

*******

MAAF BUAT LATE UPDATE NYA. AKU BAKAL POST DOUBLE HARI INI. VOMMENT PLEASE. THANKS FOR READING :)

STOCKHOLM SYNDROME •ZM• (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang