Chapter 2

387 41 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin mendengus kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin mendengus kesal. Semakin kesini temannya yang satu itu semakin menyebalkan. Niatnya tadi, ia ingin bercerita tentang dirinya kemarin berpacaran dengan Jungkook yang langsung diputuskan pagi hari tadi.

Pacar semalam? Tidak buruk juga. batin Jimin.

Juga ia ingin mengungkapkan betapa ia sekarang merasa bersalah pada Jungkook. Sedikitnya ia merasa jahat, meskipun dia sendiri tak tau dimana letak jahatnya. Sudah dibilang kan, dia itu masih bocil. Belum paham akan percintaan.

Yang dipikirkan hanyalah bagaimana cara dia bersenang-senang. Tidak ada yang lain lagi.

Suara pintu yang diketuk dari luar kamarnya segera membuyarkan kekesalannya, sebab sang maid berseru, "Nona! Tuan dan Nyonya sedang menunggu anda diruang makan, karena makan malam sudah siap!"

Jimin sangat suka sekali dengan yang namanya makan. Jadi, dengan gerakan terburu-buru, ia balas berteriak nyaring, "Oke, bi! Aku datang!"

^^^

"Aku ke kamar dulu, ma, pa!" pamit Jimin.

"Iya. Segera tidur dan jangan begadang. Besok kau harus bangun lebih pagi karena hari Senin!" peringat papanya tegas.

Jimin mengangguk pelan sebagai jawaban. Tak lama dari itu, dia langsung berlalu dari sana. Meninggalkan suasana ruang makan kembali menjadi hening.

Setelah Jimin sampai pada kamarnya yang terletak di lantai tiga, ia segera menutup pintu kamarnya, tak lupa menguncinya juga. Gadis itu merebahkan tubuh mungilnya pada kasur halus dan empuk yang tersedia disana. Menatap dinding langit kamarnya yang dipenuhi stiker bintang kecil. Mereka semua akan menyala, jika ruangan tersebut dalam keadaan gelap. Dan Jimin menyukai saat itu. Dia merasa seperti sedang berada di angkasa.

Mengambil iPhone-nya yang berada di meja nakas samping tempat tidurnya, ia membuka aplikasi yang biasa dipakai orang untuk bertukar pesan. Sedikit kesal karena tidak ada yang memberi pesan padanya, ia mulai me-scroll story teman-temannya yang berisi keluhan tentang banyaknya tugas, besok senin, besok upacara, uang menipis di tanggal tua, tak banyak juga yang sedang menebar kisah asmara mereka, hingga yang sedang galau karena habis diputuskan pacarnya.

ᴋᴏᴏᴋᴍɪɴ ɢꜱ (ᴇɴᴅ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang