ρѕу¢нσραтн ι∂σℓ '01

25 4 1
                                    

H A P P Y  R E A D I N G

            Hari ini adalah hari bahagia untuk diriku. Bagaimana tidak, Aku akhirnya mendapatkan pekerjaan. Aku bangun lebih awal sekali karena hari ini adalah hari pertama aku bekerja sekaligus akan bertemu langsung dengan idolaku Archer Keenan Zachary. Dengan nama panggung Keenan Zachary. Tetapi untukku Keenan punya panggilan khusus dari ku  yaitu nama depannya ' Archer '.

Siapa yang tidak kenal dengan Archer Keenan Zachary, Aktor muda yang terlahir dari keluarga terpandang. Tentu saja tampangnya mendukung. Aku mengenal Keenan karena dulu teman kuliahku terus memuja nama Archer Keenan Zachary tanpa henti. Jadi semenjak itu, aku mencari tau siapa Archer Keenan Zachary ini yang sampai membuat teman kampusku menggilainya.

Dan setelah pencarian itu, aku lama-lama ikut mengidolakannya. Namanya juga manusiawi wajar jika kehasut dengan perkataan orang.

Tapi aku tidak menyangka akan bersitatap langsung nantinya dan seterusnya. Aku manajernya. Setelah aku menceritakan kepada Dinda, teman kuliahku itu menjerit-jerit dan mengatakan aku akan segera bertemu ciptaan Dewa yang sempurna.

Dan aku sudah sampai setelah membayar taxi online yang aku tumpangi untuk menuju Apartemen Archer Keenan Zachary ini yang tidak jauh dari kost'an ku.

Untung saja asisten Bunda Cassandra sudah memberi tahu ku semua jadwal Keenan dan tentu aku catat dengan teliti. Sekarang aku berada di depan pintu apartemen Keenan, tinggal memasukkan pinnya aku sudah berada di rumahnya. Mimpi apa aku selama ini bisa menjadi manajer idola sendiri.

Tapi setelah memasukkan pin apartemen yang diberi tahu juga oleh asisten Bunda Cassandra. Pintu apartemen tidak bergerak setelah itu. Aku jadi bingung, kenapa pinnya salah?

"Kenapa tidak mau terbuka? Oh ayolah Archer ada pemotrettan hari ini. Pinnya kenapa salah? Bukannya pinnya ulang tahun Bundanya Archer? Tapi sudah kumasukkan berkali-kali tapi tetap saja pinnya salah. Atau aku hubungi asisten Bunda Cassandra saja ya? Tapi pastinya sekarang ia sibuk. Terus pekerjaan aku bagaimana? " Aku mengerang frustrasi. Pekerjaan sudah ada tapi masih ada cobaan yang melintang.

Aku berpikir sejenak dan menebak-nebak pin apartemennya, lalu ide lain mulai terlintas dibenakku. Ide itu adalah hari ulang tahun Archer. Dan aku coba ternyata..

"Selesai,"

Cklek

Aku berjingkrak-jingkrak kesenangan ternyata ada untungnya menjadi fans Archer Keenan Zachary. Lalu aku mendongak sedikit dan dengan perlahan aku memasuki apartemennya.

Saat memasuki apartemen milik Archer ini sungguh jantungku ingin senam aerobik dan kepalaku tiba-tiba ingin meletus. Hell, siapa yang tidak begitu setelah melihat apartemen yang katanya dijaga bersih tapi saat dilihat langsung malah 11/12 sama dengan kandang babi.

"Sudahlah nanti akan aku pikirkan lagi kandang babi ini....Ups maksudku apartemen ini. Mari kita cari tuan Keenan yang terrapi itu," aku sedikit berjinjit, takut menginjak sesuatu yang mudah rusak, ini sungguh seperti apartemen bujang pada umumnya.

Aku menghelai nafas kasar, rambut sudah acak-acakan, ikat pinggang sudah ku lepas dan baju kemeja yang aku pakai kancing teratasnya sudah terbuka. Satu kata untuk Archer di hari pertama adalah menyebalkan.

Sudah tidak tau keberadaan Keenan yang ditemukan hanya apartemen yang berisi sampah ini. Parahnya lagi sekarang aku terkunci disini. Aku menelisik seluruh apartemen ini. Akhirnya apartemen ini bersih. Aku mendudukkan diriku di sofa. Kaki yang sudah aku selonjorkan sembari aku memijit-mijit kakiku yang pegal ini.

'Brukk

Segunung pakaian jatuh dipangkuanku, dengan semua rasa capek dan kesal ku tiba-tiba meluap. Aku emosi dan langsung berteriak tanpa mengidahkan siapa sosok yang melempar segunung pakian ini.

"SIAPA YANG LEM-PAR, Archer?"

Aku berkrenyit bingung saat tau orangnya, ada perasaan bahagia orang yang aku cari akhirnya ketemu dan marah karena orang yang melempar pakaian seenaknya ini adalah Archer.

"K-kamu da-dari mana Archer? K-kamu lupa saya sekarang adalah manajer kamu Archer? Seharusnya kalau kamu ingin pergi bisa memberi tahu saya dan jangan buat saya khawatir,"

Aku sedikit mendongak, tiba-tiba tangan Archer bergerak mencengkram rahangku dengan kuat. Aku tentu saja terkejut akan hal itu aku memberontak. Tapi itu hanya sia-sia. Bukannya terlepas malah cengkramannya semakin menguat dan wajahnya hanya tersisa sejengkal dari wajahku. Aku terpaku bahkan gugup secara bersamaan. Oh ayolah adegan seperti ini tidak ada di list pekerjaanku.

Setelah kesadaranku terkumpul, aku beranikan diri menatap lekat matanya sembari menahan sakit.

"L-lepas Ar-Archer! Sa-kit, "

Cengkramannya semakin menguat, di dalam hati aku terus merapalkan doa. Jika sudah begini, otakku tidak bisa diajak berpikir baik-baik. Ingin rasanya meninju wajah Archer yang menatap remah ke arahku. Tapi kuurungkan niat yang satu itu. Karena aku belum siap dipecat, bahkan dipenjara sekalipun.

"Kamu panggil saya dengan panggilan apa?"

"Ar-Arc-her,"

"Ulangi!"

"...."

"Kamu tidak dengar yang saya ucapkan?"

Bulu kudukku meremang, setelah Archer bebicara di telingaku dengan suara seraknya. Aku yang melihat Archer bersmrik hanya bergindik ngeri.

"JAWAB! Saya tidak suka diabaikan! Oh atau kamu tuli setelah bertemu saya?"

"Ar-Archer, aku panggil kamu Ar-arghh! "

Satu tarikan di rambut berhasil membuatku mengerang kesakitan. Ini bukan Archer yang aku kenal. Archer adalah sosok yang dikenal lemah lembut bukan temperamental seperti ini.

"Sa-kit Ar-Keenan! Le-pa-s"

"Baik, aku lepaskan"

Dengan sekali hentakan, tangan Archer terlepas dari rambutku. Dan itu juga yang membuatku terdorong jatuh.

'Duk

"Arghhh"

Kemudian Archer berjongkok dan menatap remeh ke arahku. Sungguh aku ingin keluar saat ini juga.

"Saya ingatkan sekali lagi! Jangan memanggilku dengan sebutan Archer lagi! Atau..." Archer menjeda perkataannya lalu melirikku dari bawah hingga atas,  "Atau kau ma-ti di tangan orang ini,"

Lantas Archer--larat Keenan berdiri dan berlalu. Entah kemana orang itu pergi aku tidak tau dan juga aku tidak peduli dengan dirinya! Mau dia pergi kemana, sama sekali aku tidak akan pernah peduli.

"Satu lagi...."

Astagaa, apa yang ingin dikatakan orang ini? Apa tidak cukup perlakuannya yang tadi? Aku pastikan hari ini adalah hari terakhir aku berada disini. Aku belum ingin mati muda!

"Saya tunggu surat pengunduran dirimu segera!"

Pasti! Pasti akan datang! Aku masih tidak siap kalau sudah mentalku yang di uji. Aku tidak mau gila karena pekerjaan ini. Lebih baik aku tidak mempunyai pekerjaan dari pada harus bekerja bersama dengan iblis ini.

"Tuhan menciptakan mulut untuk berbicara, tapi kamu tidak menghargainya? Tuhan kecewa denganmu....ckckck,"

Apa? Tuhan kecewa? Dia sudah semena-mena denganku dan beraninya merendahkan harga diriku! Tuhan lebih murka kepada dirinya.






TO BE CONTINUE!

A/N : Haii? Apa kabar? Bertemu kembali dengan BumiVenus di cerita yang sama dan part yang berbeda. Oh iya, bagaimana part ini? Masih kurang greget? Menurutku, aku kurang dapat feel-nya sih😁

Jadi kalian tungguin BumiVenus update, and jangan lupa kalau ada typo di tandai yahh😃

Okeyy, See u🙆

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Psychopath IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang