4

35 2 5
                                    

Balaraja, 03 Desember 2021

Sebaik-baiknya bacaan adalah Al-Qur'an

_______

Payah, aku memang payah padahal aku ingin tahu pria itu siapa, tapi justru aku yang mengacaukan semuanya. Vas bunga kesayangan bibi pecah gara-garaku, aku juga gagal mengetahui siapa laki-laki itu dan lagi aku benar-benar tak enak hati pada bibi. Tetap saja, walau dia tidak marah, pasti dia kesal kepadaku.

"Bi, aaa maaf aku nggak sengaja," kataku langsung memegang tangannya sambil memasang wajah melas.

Bibi tersenyum, "Aku janji aku bakal ganti vas bunga kesayangan Bibi. Sekalipun aku nggak bisa ganti aku akan bantu Bibi tanpa dibayar," kataku lagi.

"Udah nggak apa-apa, jangan dipikirkan. Sebaiknya kamu bersihkan pecahan kaca itu takut tamu Bibi datang." Setelah mengucapkan itu bibi pergi meninggalkanku dan menghampiri tamu laki-lakinya itu.

Sambil membersihkan pecahan kaca mataku tak bisa lepas dari sosok laki-laki itu, seperti pernah melihat perawakannya dari belakang tapi aku tidak bisa mengingatnya. Karena aku yang super ceroboh tanganku terkena pecahan kaca, aku meringis kesakitan dan langsung berlari ke dapur mengambil kain lap untuk menghentikan darahku.

Setelah selesai aku langsung bergegas pergi ke depan untuk membersihkan pecahan kaca itu, tapi tiba-tiba aku yang super ceroboh menabrak seseorang yang juga tiba-tiba datang dari pintu dapur.

Dug.

"Astagfirullah!" Aku spontan berteriak saat keningku menyentuh sesuatu, saat bersamaan aku langsung mendongak lalu terjadilah tatapan mata yang tidak di sengaja.

"K.....kkkamu?" Aku semakin histeris ketika melihat siapa pria dihadapanku sekarang. Pria itu dengan santainya menaikkan alis sambil menatap datar wajahku.

"M...maaf, saya nggak sengaja." Aku langsung buru-buru pergi dari hadapannya tapi tiba-tiba dia menarik tanganku.

"Tangan kamu berdarah," ucapnya, dia spontan mengambil tissue lalu menaruhnya ditanganku yang terluka.

"Kasih betadine atau alkohol, biar nggak infeksi." Setelahnya dia berjalan menjauh, lalu tiba-tiba berhenti, balik badan, dan berjalan ke arahku, sepertinya ada sesuatu yang ingin dia sampaikan.

"Berkas kamu ketinggalan di meja saya, sudah saya cek, apa kamu masih butuh pekerjaan ini?"

Berkas? Ketinggalan?

Oh ya Allah astagfirullah bisa-bisanya aku meninggalakan barang penting itu di sana! Ini pasti gara-gara kemarin aku kalang kabut saat tau CEOnya adalah cowo yang aku lihat di dalam mobil!

"Hello?"

"Ah iya gimana Pak?" aku seperti orang linglung sekarang. Entahlah, pikiranku sudah kemana-mana, dua kali aku terlihat seperti wanita bodoh di depan pria ini. Bukan terlihat lagi, tapi memang bodoh!

"Kamu masih butuh pekerjaan nggak? Saya kebetulan lagi urgent banget butuh sekretaris."

"Bbbb....bapak... mau nerima saya untuk jadi sekretaris?" tanyaku meyakinkan.

"Kalau dari seleksi berkas kamu lolos, selanjutnya psikotes dan MCU, kalau semua tahapan itu lolos ya kamu saya terima untuk bekerja di perusahaan saya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What's Wrong My Boss? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang