Sudah terhitung dua hari semenjak kejadian Jaemin menjemput Minju dan mengantarnya ke kampus. Karena kepopuleran Jaemin, berita penjemputan itu menyebar ke seluruh penjuru kampus.
Warga kampus terutama para mahasiswi terkejut dan terheran-heran. Seorang Minju gadis biasa bisa dijemput oleh the mosted wanted in campus?
Bahkan saat ini mereka hanya bisa melongo ketika melihat Jaemin menghampiri meja Minju dan Lia di kantin. Lalu memberikan sesuatu pada Minju.
"Nih minuman kesukaan lo" Jaemin menodorkan susu rasa cokelat yang merupakan rasa favorit gadis itu.
Bagaimana Jaemin bisa tau rasa favoritnya?
Melihat keuwuan di depan mata Lia yang sedang menguyah tersenyum geli. Sedangkan Minju hanya mengernyitkan alis bingung tetapi tangannya menerima pemberian Jaemin. "Makasih."
Sekarang seluruh pasang mata melihat ke arah meja Minju dan Lia. Mereka menjadi pusat perhatian, Minju benci hal itu.
Tiba-tiba terdengar bisikan dari keempet cewek yang saat ini duduk tepat di meja belakang Minju.
"Tuhkan bener mereka deket."
"Dih, mukanya biasa aja."
"Cantikan juga Winter kemana-mana. Kok Jaemin mau sih sama yang modelan begitu?"
"Seleranya Jaemin sekarang rendah hahaha."
Dan bisikan-bisikan lain yang membuat Minju mengepalkan tangan berusaha untuk meredam emosinya.
Melihat itu Jaemin berkata,"Udah gausah didenger." suara Jaemin terdengar dingin dan datar.
Jaemin lantas menghampiri mereka lalu memberikan death glare kepada keempat cewek itu, "Bacot, kalo gua maunya sama dia kalian mau apa?! Ngomong sini depan gua. Pengecut!"
Seketika suasana kantin yang tadinya ricuh mendadak hening karena suara Jaemin.
Mendengar teriakan Jaemin, otomatis keempat cewek itu hanya bisa menunduk tak berani membalas tatapan Jaemin yang saat ini terlihat menyeramkan.
Jaemin terkenal karena papanya merupakan salah satu penyumbang dana terbesar di kampus ini, bahkan papanya bersahabat dekat dengan dekan dan rektor kampus.
Maka dari itu para pelajar di kampus segan padanya. 'Jangan coba-coba berurusan dengan Jaemin jika kalian masih ingin tetap berada di kampus ini' motto para pelajar di kampus ini.
Karena malu, mereka pun memilih meninggalkan kantin dengan tergesa-gesa. Mereka juga takut jika mereka masih berada disini, membuat Jaemin semakin marah.
Jaemin kembali ketika, keempat cewek tadi menghilang dari pandangannya. Lia yang melihat kejadian tadi sontak bertepuk tangan.
"WAH GILA, LO KEREN BANGET" Lia memberikan dua jempolnya di depan wajah Jaemin.
Jaemin hanya tersenyum miring lalu mengalihkan pandangan ke arah Minju yang masih menunduk.
"Yang tadi jangan dimasukin hati. Biarin aja."
Minju hanya mengangguk lemah. Pikirannya tidak fokus karena ucapan Jaemin barusan.
"Kalo gitu gue duluan." pamit Jaemin sambil mengelus puncak kepala Minju kemudian melambaikan tangan pada Lia.
Setelah Jaemin pergi, Lia menyenggol lengan Minju, "Maksudnya apa tadi?." Lia tersenyum mengejek lalu mendekatkan wajahnya ke arah Minju.
"Udah sampe mana tahap pedekatenya?" tanya Lia.
Minju manyun, "Siapa yang pedekate?"
"Lah terus itu apa?" Lia menunjuk susu pemberian Jaemin. "Gue juga gak buta ya. Tadi gue liat dia ngelus rambut lo. Apanya yang gak pedekate?"
Minju hanya tersenyum lalu kembali mengelak, "Mungkin ini sebuah bentuk perhatian?" Minju mengambil susu kotak tadi lalu meminumnya.
"Ck, lo tuh ya dibilangin ngeyel. Kurangnya Jaemin apasih, Ju??" tanya Lia gemas sambil membenarkan kacamatanya yang melorot.
"Kan gue udah bilang banyak cewek-cewek antri buat dapetin Jaemin. Eh lu nya malah santai begini. Gak habis pikir gua sama jalan pikiran lu."
"Aku masih ragu..." gumam Minju tapi masih bisa di dengar Lia.
"Ragu kenapa lagi? Lo masih belum bisa buka hati?"
Minju mengangguk mengiyakan pertanyaan Lia.
Lia menghela napas panjang lalu memegang tangan Minju, "Ju, sampai kapan lo mau gini-gini aja. Lo tuh cantik, semua cowok yang kenal sama gue minta dikenalin sama lo, tapi lo malah nutup diri dan terkesan cuek. Gue gamau kejadian yang lalu-lalu terjadi lagi. Gue pengen temen gue ngerasain apa yang gue rasain. Cinta, kasih sayang lo berhak dapetin semua itu. Jadi, please coba jalanin dulu ya?"
Minju tampak memikirkan kalimat Lia barusan. Apa ia berhak merasakan cinta? Selama ini ia hanya mendapatkan itu dari kedua orang tuanya dan menurut dia itu udah lebih dari cukup.
Apa Minju harus buka hati untuk Jaemin?
***
Bersambung...Gimana guys apa Minju bakal buka hatinya buat Jaemin? Komen donggg
See u in next chapter🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You | Jaeminju
Fanfiction(18+) (ON GOING) "Perpisahan adalah puncaknya pertemuan. Langkah selanjutnya ialah tentang merelakan"