Note : kata bercetak miring (flashback)
Jaemin berjalan dengan dagu yang ia naikkan. Ia sengaja melakukan itu agar memberikan kesan angkuh pada dirinya. Saat ini ia menuju taman belakang rumahnya untuk menenangkan suasana hatinya yang sedang kacau.
Sebenarnya Jaemin malas berada disini. Sudah lama sekali ia tidak menginjakkan kakinya di rumah. Terakhir kali seingatnya, sebulan yang lalu dia datang ketika papanya memintanya untuk mengurus perusahaan.
Tujuan ia datang kesini tidak lain tidak bukan karena permintaan Papanya. Ia dengan terpaksa harus mengikuti makan malam bersama.
Sudah bisa dipastikan acara makan malam tersebut membuat moodnya hancur. Papanya sedari tadi selalu memojokkan dirinya. Jaemin hanya bisa diam dan mendengarkan.
"Gimana kuliah kamu?" tanya Papa ketika Jaemin baru saja duduk di meja makan.
"Papa dengar kerjaan kamu cuma bolos. Jangan heran kenapa Papa bisa tahu. Seharusnya kamu gak usah bergaul sama dua anak nakal itu. Mau jadi apa kamu? Papa bayar mahal-mahal kuliah kamu tujuannya bukan untuk liat kamu jadi anak berandalan kayak gini." sambung Papanya lagi dengan nada yang terkesan dingin.
"Harusnya kamu bisa contoh saudara kamu, nilainya selalu unggul. Mending kamu berhenti kuliah lalu kerja di perusahaan Papa daripada menghabiskan uang tapi gak ada hasil yang kamu berikan."
Itu ucapan terakhir Papanya yang ia ingat sebelum ia beranjak lalu meninggalkan meja makan. Panggilan dari Papanya ia hiraukan.
Dan disini ia sekarang, di bangku taman belakang rumah sambil mengembuskan asap rokoknya. Merokok adalah hal yang tepat untuk saat ini.
"Gue kira lo lupa jalan pulang."
Sial, orang ini.
Jaemin menoleh melihat seseorang datang. Terlihat wajah saudara tirinya yang menyebalkan.
"Gue cuma mampir, bukan untuk pulang." Jaemin membuang putung rokoknya ke tanah, lalu berniat meninggalkan tempat ini. Berlama-lama disini bisa-bisa membuatnya naik pitam.
"Gue bakal pastiin lo gak bisa dapetin perusahaan papa."
Jaemin berhenti ketika mendengar kalimat itu, ia berbalik untuk melihat saudaranya yang saat ini tengah tersenyum miring.
Jaemin berjalan ke arah saudaranya, "Apa? coba lo ulangi sekali lagi? Gue gak denger." ucap Jaemin sambil mendekatkan telinganya.
"Gue bakal pastiin lo gak bisa dapetin perusahaan papa." ucapnya penuh penekanan.
Jaemin tertawa remeh."Songong juga lo, lo gak inget siapa disini yang anak kandung? Hwang Hyunjin?" Jaemin menatap sinis Hyunjin.
"Gue disini masih memegang nama keluarga Na, sedangkan lo? Cih."
Jaemin tertawa hendak beranjak pergi, tapi kemudian ia berbalik ketika mengingat sesuatu.
"Oh ya, lo kenal Minju? Lumayan juga body nya."
Bug!
Satu pukulan mendarat di pipi kanan Jaemin. Hyunjin meraih baju Jaemin lalu mencengkramnya dengan kuat. "Jaga ucapan lo."
"Kenapa lo gak suka? Ada hubungan apa lo sama cewek itu?" tanya Jaemin sambil terkekeh. Jaemin melepaskan tangan Hyunjin dari bajunya, kemudian ia merapikannya karena terlihat kusut akibat ulah Hyunjin.
"Kalo sampe lo nyentuh dia. Gue bakal habisin lo." ancam Hyunjin dengan sorot mata yang terkesan mengintimidasi.
Jaemin tidak peduli dengan ancaman itu. Ia berjalan angkuh meninggalkan Hyunjin dengan tangan yang ia masukkan ke dalam kantung celananya.
***
Bagaimana Hyunjin dan Minju bisa saling mengenal? Jawabannya saat festival akhir tahun lalu. Hyunjin tidak sengaja menumpahkan jus jeruk di kemeja gadis itu ketika mereka sedang menonton pertunjukkan salah satu guest star.
Hyunjin merasa tidak enak, ia ingin meminta maaf dengan cara mentraktir gadis itu di salah satu kafe pusat kota. Awalnya Minju menolak secara halus, tapi karena ia melihat ketulusan Hyunjin, ia pun menyetujuinya.
Berawal dari situ, hubungan mereka menjadi dekat. Hyunjin seringkali menjemput Minju untuk berangkat bersama atau sekedar menemaninya mencari buku di toko buku dekat kampus.
Melihat kepolosan serta kebaikan gadis itu, Hyunjin merasa tertarik dan ingin memulai hubungan lebih dari sekedar teman.
Dengan penuh keberanian ia mencoba menyatakan perasaannya dan ingin menjadikan Minju sebagai kekasihnya. Tapi mungkin keberuntungan belum berada di tangan Hyunjin, Minju menolaknya. Alasan klasik pada umumnya, gadis itu menganggap Hyunjin hanya sebatas teman.
Tetapi Hyunjin pantang menyerah, hal itu terlihat oleh Jaemin sehingga menjadikan alasannya untuk mendekati Minju.
Jaemin tau Hyunjin menyukai gadis itu sejak lama dan Jaemin tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini untuk menghancurkan saudara tirinya.
***
Bersambung...
NEW CAST UNLOCKED
Hwang Hyunjin
Gimana chapter ini? Wkwkwk untuk saat ini masih awal-awal. Momen Kemesraan jaeminju kayaknya masih lamaa. Jadii mohon bersabar ya teman-teman😂Oh iya ngingetin juga cerita ini aku kasih rate 18+ yaa jadi yang belum cukup umur bisa simpen cerita ini terus bacanya pas udah genap 18 tahun hihihi
Makasii banyak juga yang udah vote sama komen🥺❤️ Vote sama ketikan kalian bikin aku semangat nulis, sekali lagi makasi guyss
See u in next chapter❤️✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You | Jaeminju
Fanfic(18+) (ON GOING) "Perpisahan adalah puncaknya pertemuan. Langkah selanjutnya ialah tentang merelakan"