4. 35 JUTA

1.4K 154 53
                                    


Hai guys, balik lagi sama akuuuu !
Oiya disini aku mau ngabarin sesuatu, jadiiii di part sebelumnya yaitu part ( Hanazel Nathaniel ) aku revisi sedikit karena salah satu nama tokoh disitu udah dipake orang di cerita lain.

Bukannya aku mau ngalah, tapi dia duluan yang pake nama itu dan aku baru liat dan inget pas aku baca cerita dia. Dan aku gamau disangka plagiatin nama tokoh dia. So kalo kalian penasaran, baca lagi part itu okeyy !!

Happy Reading !

~ • ~

Jam menunjukkan pukul 15.45, jam pulang Alana dan yang lainnya. Alana kini telah membereskan semua barang-barangnya dan sekarang dia berada diparkiran sekolah bersama Bella, Rasya dan Nikken.

" Al, mau ikut aku gak?? Nanti aku anterin kerumah kamu. " Ujar Nikken karena memang jalan kerumah mereka searah.

Alana nampak berfikir sejenak. Ia hampir mengiyakan, tetapi ia langsung ingat bahwa hari ini Sean akan menjemputnya sekaligus fitting untuk acara lusa.

" Engga deh Ken, makasih. Aku mau buru-buru mau bantuin ibu. " Bohong Alana.

" Ohhh yaudah deh, hati-hati ya. Aku pulangnya sekalian nganterin Bella sama Rasya. " Ujar Nikken.

" Iya, kita duluan ya Al. Kamu hati-hati pulangnya. " Bella dengan senyum manisnya.

" Iya Al, hati-hati. Maaf ya kita ninggalin kamu. " Tambah Rasya yang nampaknya tak enak.

" Iya Bel, Ken, Sya. Gapapa kok kalian duluan aja ya, Aku bisa sendiri lagian kan udah biasa. " Alana dengan senyum yang tak kalah manis.

" Yaudah Al, kita pergi ya. Assalamualaikum. "

" Waalaikumsalam, hati-hati yaa. "

Nikken, Rasya, dan Bella segera memasuki mobil berwarna navy milik Nikken. Yupp, diantara mereka Nikken lah yang nampak tajir, karena keluarganya lumayan terpandang. Tapi Nikken tak masalah jika berteman dengan Alana, toh apakah berteman harus memandang kasta? Tidak kan.

Setelah mobil Nikken menjauh dari gerbang sekolah, Alana segera mendatangi halte untuk menunggu Sean, karena ia meminta Sean menunggunya disitu.

Sesampai Alana di halte, ternyata Sean sudah lebih dulu sampai disana. Alana nampak terkejut, nampaknya Sean sangat memprioritaskan Alana sampai tak ingin gadisnya itu menunggu lama.

Awalnya Alana ragu untuk mendekat, karena mobilnya bukan seperti mobil Sean yang tadi pagi menjemputnya. Mobil tersebut adalah mobil BMW i8 yang berwarna silver serta sangat mewah dan sporty.

Alana pun mendekat kearah jendela supir, dan tampaklah Sean sedang memainkan ponselnya. Diketuknya beberapa kali jendela mobil itu, dan Sean pun menoleh. Ia segera melepas ponselnya dan membuka jendela mobilnya.

" Hey, Alana. Ayo masuk. " Ujar pria itu ramah.

Siapapun yang mendengar nada ramah Sean berbicara pada Alana, pasti orang akan kebingungan. Karena selama ini ia selalu berbicara dengan tegas, dingin dan juga menusuk.

Sean segera membukakan pintu mobil disebelahnya dan mempersilahkan Alana masuk. Setelah Alana masuk, iya pun memasang sabuk pengamannya, begitu juga Sean.

MAFIA'S WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang