Komen disetiap paragraf ya gaes!
And share ke teman-teman kalian, ok?
"gua kan udah bilang anjing kalo gapunya pulpen minta ke bokap lo, gak usah colong punya gue." pemuda yang dituduh hanya memutar bola matanya malas.
"Pinjem." Alasan yang sama setiap kali Darrel menegurnya.
"Lo kan kaya nyet, masa beli pulpen doang kaga bisa?."
"Selagi ada lo kenapa harus beli." sahut Davis mewakili moriz yang masih berkutat dengan PR-nya.
Keempat sahabatnya hanya diam dan mendengarkan perdebatan yang tak ada ujungnya.
"Woy gendut! Kerjain tugas gue nih." pemuda dengan gaya tengilnya.
"A-aku gak bisa." Cicit perempuan bertubuh gempal dengan roti ditangannya.
"Makan aja bisa,ngerjain tugas gue kaga bisa lo." Sahut Darren menarik ujung rambut Siti.
"Gaya doang oke, ngerjain tugas sekolah aja kaga bisa."
Mereka mengernyit dahi, siapa yang bicara? Jelas itu bukan suara teman-temannya.
Moriz melirik pintu kelas dan terdapat dua sosok cewe dengan satu sangat familiar dan satunya tidak.
"Belajar yang bener gak usah nyuruh orang buat ngerjain"sinis gadis itu pada mereka.
"Siapa Mel?"tanya farel
"Manusia." ucap melya menghampiri Bagas dengan kotak makan yang ia buat.
"Lo cewe yang kemarin kan?" tunjuk Arga ke cewe yang bersama melya
"Lah iya ni cewe kemarin." Ucap Davis setelah meneliti cewe itu
"Kalo iya, kenapa?" Tantang cewe itu
"Baku hantam aja, gue dukung lo Nad." Kompor melya saat dirasa akan ada hal yang menarik.
"Balik Mel." intrupsi Bagas membuat melya melirik sinis kekasih nya itu.
"Gak asik nyet, ayo balik nad!" Melya Menarik tangan Nadya dengan menahan kesalnya.
***
Jam istirahat berbunyi, Nadya dan Melya bergegas pergi kekantin untuk menyimpan cacing-cacing di perut mereka yang terus berdemo.
"Rame Mel"
"Kalo sepi di kuburan." Ucap Melya meminum es jeruk miliknya.
"Melya!" Seru seorang perempuan di meja pojok kantin.
"Ada yang ngomong tapi gak ada wujudnya Nad" bisik Melya pada Nadya, namun tak urung mereka menghampiri perempuan itu.
"Siapa ni? Wajahnya asing"ujar perempuan itu sambil meneliti wajah Nadya.
Melya melirik Nadya sambil menggandeng bahu teman barunya. "Iya temen baru, bosen gue sama Lo" jleb banget, ingin rasanya ia melempar temannya itu ke dasar jurang yang paling dalam.
Bingung, saat melihat Melya tertawa padahal gak ada yang lucu.
Melihat kebingungan diwajah perempuan itu, ia menghentikan tawanya dan tergantikan dengan senyum yang memamerkan cengiran khas-nya.
"Becanda sya" ya dia Sherylia Anastasya, sifat nya bawel dan perhatian mampu membuat salah satu inti Rangerover terpikat oleh pesonanya.
Merasa jengah dengan perdebatan keduanya, dia terpaksa menghentikan perdebatan itu.
"Udah? Gue laper nih"
Setelah mereka duduk langsung disambut keheningan kantin. Merasa janggal Nadya melihat sekeliling mencari sebab kenapa kantin menjadi hening.
Disisi lain para ini Rangerover memasuki area kantin, sama seperti siswa lainnya yang ingin menuntaskan rasa lapar mereka.
"Penuh." Seru Darrel melihat sekeliling kantin mencari meja yang kosong untuk mereka tempati.
Arga melirik ke arah kekasih nya yang sedang makan bersama teman-temannya.
Tanpa basa-basi ia langsung menuju kemeja itu.
"Mau kemana Lo ar?" Tanya farel heran namun detik selanjutnya ia mengerti.
"Bucin nya asya." Timpal Davis
"Susul." Ucap Bagas, mau tidak mau mereka ikut karena tak ada tempat duduk lainnya.
Ketiga perempuan itu heran kenapa mereka berjalan kemeja-nya?. Bukan tiga melainkan satu karna ia siswi baru.
Mereka langsung duduk tanpa permisi, membuat Nadya menatap mereka tak suka.
" Disini masih ada orang, ucapin permisi kek!" Sinis Nadya pada mereka.
" Sensi amat Bu HAHA" Sahut Davis
"Belum aja gue colok tuh mata lo"
Ting
Dering handphone milik Darren menandakan ada pesan masuk untuknya namun saat melihat isi pesannya ia jengah sekaligus tertarik, Moriz yang melihat itu menaikan satu alisnya tanda bertanya.
Darren yang mengertipun langsung mengarahkan handphone nya pada Moriz agar dia melihat isi pesannya.
Melihat itu Moriz tersenyum smirk dan mengangguk tanda harus disetujui.
Tanpa menunggu lama Darren langsung mengiyakan pesan tersebut.
"Siapa?"tanya Arga membuat mereka yang ada dimeja itu melirik Darren dan Moriz.
"Liat grup aja." Sahut Darren melanjutkan acara makannya yang tertunda.
"Apa?"tanya Asya pada Arga.
"Bukan apa-apa, lanjut makanya"ucap Arga mengusap kepala kekasihnya.
Coba tebak.
Siapa yang ngirim pesan?
Pesan apa itu?
Jangan lupa jaga kesehatan all!

KAMU SEDANG MEMBACA
Moriz
Fiksyen Remaja•Slow Update Moriz Evren atau biasa dipanggil Moriz merupakan lelaki berparas tampan,alis tebal dan rahang yang kokoh. Siapa sangka dibalik wajahnya yang tampan, pria itu menyimpan banyak luka yang hanya inti Rangerover saja yang tahu. "Salah satu d...