Hi, maaf ya lama up nya.
Gimana kabar kalian? Aku harap baik ya.
Jangan lupa prokes nya ya!
***
Sinar matahari mulai memasuki sebuah kamar bernuansa monokrom itu, dibalik selimut terdapat seseorang yang masih asik dengan dunia mimpinya.
"Bang ayo bangun anterin gue kerumah Devi." Seru Icha dari balik pintu sambil menggedor pintu tersebut agar sang empu terbangun namun nihil tak ada jawaban sama sekali, jengah menunggu ia memegang kenop pintu dan mencoba membukanya.
"Sial, capek-capek teriak taunya gak dikunci."gerutu Icha saat pintunya terbuka.
"MORIZ CEPET BANGUN!" Teriak Icha didekat telinga moriz, Moriz menghempaskan tanganya tanpa sengaja mengakibatkan handphone yang dipegang Icha terjatuh dan pecah.
"Mampus gua." Gumam Moriz langsung berlari menuju kamar mandi dan menguncinya.
Icha yang melihat abangnya masuk kekamar mandi geram dan dengan perasaan dongkolnya ia merjalan ke arah kamar mandi dan menendang pintunya.
"MORIZ SIALAN!" Teriak Icha kesal.
Moriz meringis mendengar teriakan itu, ia tak sengaja membuat hp kesayangan Icha rusak.
Setelah selesai mandi, moriz turun menuju meja makan disana sudah ada paman,bibi dan Icha yang masih menahan rasa dongkolnya.
"Anak mamah yang cantik kenapa mukanya merah hm?" Tanya Erna melihat wajah anaknya yang memerah.
"Abang jatuhin hp aku mah." Adunya pada sang mamah dan menatap Moriz sinis.
"Gak sengaja." Ucap Moriz mengambil kursi lalu duduk.
"Diem lo, pah ganti hp keluaran terbaru ya." Ucap Icha dengan wajah sok imutnya.
Melihat Icha memanfaatkan situasi membuat Moriz jengah.
"Gue ganti."ucap Moriz tanpa menatap lawan bicaranya.
"Harus keluaran terbaru, kalo gak gue gak mau terima." Ucap Icha dengan wajah garangnya.
"Makan." Ucap Moriz menyumpal mulut Icha dengan nasi.
Sepasang suami-istri itu hanya bisa tersenyum geli melihat pertengkaran kedua anak mereka.
***
Dirasa sudah siap, Icha bergegas menghampiri Moriz diteras yang sedang memanasi motornya.
"Udah belum? Gue udah telat ni." Ucap icha
"Ambil jaket gue." Suruh Moriz pada Icha.
Icha melotot kala Moriz menyusuhnya. "Punya Abang gini amat ya kayaknya Abang temen-temen gue pada sweet lah ini boro-boro kek gitu." Gerutu Icha namun tetap ia turuti perintah Moriz.
Setelah mengantarkan Icha, kini ia bergegas menuju tongkrongan anak Rangerover.
"Wak gorengan sama kopi ya." Seru Farrel mengambil duduk disebelah laskar.
"Bosen gue." Ucap Davis meletakan hp nya.
"Gengnya Beni ngajak balapan." Ucap Darren.
"Kali ini jadwal siapa?" Tanya laskar.
"Arga." Ucap Bagas menujuk dengan dagu.
Setelah melepas helmnya, moriz langsung menghampiri para sahabatnya.
"Kapan emang?" Tanya Arga.
"Bahas apa?" Tanya moriz langsung duduk dan menyulut api pada puntung rokoknya.
"Arga bakal balapan sama beni entar malem" Ujar Darren.
"Nih." Moriz menyerahkan kartu kreditnya pada Davis.
Semua orang disana dibuat bingung karena melihat moriz menyerahkan kartu kreditnya pada Davis, terutama Davis sebagai penerimanya pun bingung.
"Beli hp." Ujar Moriz Menangkap kebingungan mereka.
" Hp lo kan masih ada, kenapa beli lagi?" Tanya Farrel.
"Jangan buang-buang duit riz mending buat traktir kita aja." Ujar Davis dan langsung mendapat pukulan di kepalanya.
"Biasa aja dong nyet, Lo juga senengkan kalo dapet gratisan." Sinis Davis dan langsung balas pukulan Farrel.
"Jangan ditanya." Ujarnya terkekeh karena ia memegang prinsip, rezeki jangan ditolak.
"Buat Icha?" Tanya Laskar mendapat anggukan dari moriz
"Yaudah sini gue beliin, apa si yang engga buat ayang Icha." Ujar Davis mangambil kartu dan berdiri bersiap untuk langsung membelinya.
"Icha mana mau sama buaya kaya lo." Ledek Darrel.
"Kedukun sono." Ucap Arga ikut meledek Davis.
"Sialan" gumam Davis langsung pergi tak memperdulikan mereka, yang terpenting sekarang ia akan bertemu Icha.
Setelah Davis menghilang dari pandangan mereka, kini saatnya mereka melakukan aksi diskusi sebagai trik nanti malam saat salah satu anggota mereka, Arga melakukan balapan.
"Lanjut" perintah Bagas yang langsung diangguki oleh semuanya.
Mereka bertujuh pun berunding tentang kelebihan dan kelemahan dari sang lawan, terutama Darrel yang tau persis letak kelemahan lawan nya menjelaskan dengan secara rinci.
Setelah selesai mengatur strategi mereka dengan rapi. Kini saatnya mereka menunggu malam akan tiba dan melihat kemenangan mutlak mereka.
*
Moriz menuruni anak tangga menuju ke arah garasi rumahnya, namun langkahnya terhenti melihat Icha sedang berbincang dengan Davis di ruang tamu rumahnya.
"Ngapain lu?" Ketus Moriz dingin dengan aura posesif nya.
"Apel bentar lah" celetuk Davis membuat laki-laki dihadapannya mengkerut kan alisnya.
"Cha tidur sekarang" perintah Moriz tegas.
"Apaan masih sore gini, Abang mau kemana?" Tanya Icha dengan curiga.
"Mau ke area bal—" ucapan Davis terpotong karena Moriz melemparkan jaket milik Davis yang tergeletak di sofa.
"Main, gua pulang malem" pamit Moriz dengan menarik Davis agar keluar dari rumahnya.
Sedangkan Icha hanya mendengus kesal melihat tingkah abangnya tersebut.
*
Moriz dan Davis tiba di area balapan tepat waktu. Kedatangan mereka disambut oleh teman teman mereka.
"Sorry pacar-pacar gua, gua telat gara-gara nunggu Abang Moriz" ucap Davis dengan melakukan high five dengan teman temannya.
"Moriz, apa lu yang bikin telat?" Tanya Arga dengan menoyor kepala Davis.
"Taulah jawabannya" sela Darren dengan tertawa bersama farel.
"Gimana?" Tanya Moriz tanpa basa basi.
"Aman" balas Bagas dengan melirik Beni yang ada di sebrang mereka.
"Gua yakin, kalau dugaan kita bener, pasti kita menang" jawab Darrel optimis.
***
Thanks yang udah vote, komen dan sabar menunggu.
Salam manis dari inti Rangerover
KAMU SEDANG MEMBACA
Moriz
Fiksi Remaja•Slow Update Moriz Evren atau biasa dipanggil Moriz merupakan lelaki berparas tampan,alis tebal dan rahang yang kokoh. Siapa sangka dibalik wajahnya yang tampan, pria itu menyimpan banyak luka yang hanya inti Rangerover saja yang tahu. "Salah satu d...