G

2.4K 472 162
                                    

Sayangnya begitu jelas, Yoo Joonghyuk bisa menangkapnya. Setelah pantatnya ditendang,  lehernya lalu Dicengkram dan dia diseret ke tenda mereka. Semua teman sekelas mereka berada di sana. Mereka sedang bersiap-siap untuk lomba memasak.

Ini sebenarnya bukan lomba memasak. Mereka hanya perlu memasak seperti biasa, dan menyajikan piring tambahan untuk para juri. Namun tentu saja mereka harus tampil lebih baik dari biasanya jika ingin memenangkan persaingan.

"Tenang, Yoo Joonghyuk. Kita akan mengurus makanannya, jadi kau bisa melakukan sesuatu yang lain!" Han Sooyoung dengan bangga berkata saat melihat Yoo Joonghyuk mendekati mereka sambil menyeret Kim Dokja.

"Dan melihatmu membuat kekacauan lagi? Ide yang bagus sekali." Kata Yoo Joonghyuk sinis.

"Tahan cercaanmu." Han Sooyoung mengangkat kedua tangannya. "Kau sudah bekerja cukup keras, jadi inilah saatnya untuk mempercayai teman sekelasmu!"

Yoo Joonghyuk menyipitkan matanya curiga, tapi Han Sooyoung bahkan tidak goyah di bawah tatapannya.

"Selain itu, kita punya sesuatu yang lebih penting untuk dilakukan."

"Dan apa itu?"

"Latihan untuk pensi (pertunjukan seni)?"

Yoo Joonghyuk harus menahan erangannya. Dia benar-benar melupakan itu sampai sekarang.

"Ayolah idiot, berlatih dengan benar agar kita tidak mempermalukan diri sendiri."

Kemudian mereka (dengan Kim Dokja yang masih ditarik oleh Yoo Joonghyuk) memasuki tenda untuk latihan pertunjukan seni yang akan datang.

Malam datang lebih cepat dari yang mereka kira. Pukul 7 malam, panitia memanggil mereka semua untuk berkumpul di depan panggung.

"Apa kau yakin aku bisa melakukan ini?" Kim Dokja menderita perasaan cemas.

"Tidak ada yang bisa melakulannya lebih baik darimu." Han Sooyoung mengangguk meyakinkan.

"Jangan terlalu memikirkan penonton. Anggap saja mereka batu. Atau hantu."

"Itu tidak membuatku merasa lebih baik, tapi makasih."

Jung Heewon membuat tepukan yang menenangkan pada punggungnya. "Kamu pernah melakukan yang lebih buruk dari ini, Dokja-ssi. Apa kau ingat ketika kau dengan tidak sengaja--"

"Terima kasih sudah mengingatkan, Heewon-ssi, tapi kayaknya aku tidak mau tahu apapun yang ingin kau bilang barusan."
"Jangan memikirkan  sesuatu yang tidak perlu dan tenanglah." Suara Yoo Joonghyuk memasuki telinganya, dan anehnya dia langsung merasa lega.

Benar, tentu saja.

Yoo Joonghyuk lebih populer darinya. Jelas, semua perhatian akan tertuju padanya. Kim Dokja duduk lebih nyaman dari sebelumnya.

[Dan sekarang, kita akan menonton pertunjukan dari kelas 12-1! Silahkan beri tepuk tangan untuk mereka!]

Tepuk tangan yang riuh terdengar dari para penonton saat para siswa dari kelas 12-1 naik ke atas panggung.

[Dan setelah ini, kita akan menyaksikan pertunjukan dari kelas 12-3, dan bersiaplah!]

"Oh, kita duluan?" Han Sooyoung melompat dari tanah lalu menendang Yoo Joonghyuk dan Kim Dokja. "Ayo! Mari siap-siap dari belakang panggung."

Mereka bertiga menuju ke belakang panggung. Kim Dokja berjongkok, merasakan kegelisahan menjalar dalam perutnya.

"Kim Dokja?" Yoo Joonghyuk memanggilnya dengan sedikit khawatir.

"Aku baik-baik saja." Kim Dokja menarik napas dalam-dalam. Persetan dengan demam panggung ini. Berbicara di depan banyak orang jelas bukan salah satu hal favoritnya.

High School Apocalypse By sovereign_of_chaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang