Namaku, Lani

278 22 0
                                    


Lani, 7 tahun

Hai namaku, Lani. Kata Ayah, aku tidak tinggi, tidak putih, dan tidak cantik. Tapi aku rasa Ayah berbohong. Ibu bilang aku bandel karena suka memanjat pohon dan mencoret buku Kak Lana. Aku rasa Ibu cemburu karena Ibu tidak bisa memanjat pohon sepertiku. Kalau kata Kak Lana, aku adalah adik yang manis. Ah, hanya Kak Lana yang paling ngerti aku.

Aku sangat suka sekolah. Aku suka ketika Ibu Guru menyuruhku bercerita di depan kelas saat pelajaran Bahasa Indonesia. Akan kuceritakan bagaimana caranya memancing, menendang bola, atau menyelamatkan layang-layang yang nyangkut di pohon. Aku suka pelajaran seni karena bisa menyanyikan lagu andalanku, Burung Hantu, di depan kelas dengan suara yang luar biaaasaaaaaaa sederhana.

Aaah, satu lagi. Aku sangat suka hujan.

Lani, 17 tahun

Namaku Lani. Seorang perempuan yang berkaca mata, tidak tinggi, tidak putih, tidak cantik, dan tidak pernah menuntut siapapun untuk melihat bahwa aku ini 'ada'. Ayah, Ibu, dan Kak Lana telah pergi. Mereka kini hidup di hatiku.

Aku bukan lagi Lani sepuluh tahun lalu. Aku bukan lagi Lani yang periang dan percaya diri. Aku bukan lagi Lani suka menyanyi. Karena kini bersuarapun kurasa tak ada guna. Aku tak punya seorangpun teman. Hanya ada seorang anak laki-laki yang selalu mengganggu pikiranku. Aku benci dia. Sekarang aku tak tau dimana keberadaannya. Aku benci keramaian. Aku benci hiruk pikuk. Aku benci sekolah. Bahkan aku benci mengapa aku masih bernyawa.

Aku mencintai kesendirian. Hanya satu yang tak berubah sejak sepuluh tahun lalu. Aku tetap mencintai hujan.

Ayah, Ibu, Kak Lana, aku rindu.

Lani, 20 tahun

Namaku Lani. Seorang perempuan yang berkaca mata, tidak tinggi, tidak putih, tidak cantik, dan tidak pernah menuntut siapapun untuk melihat bahwa aku ini 'ada'. Ayah, Ibu, dan Kak Lana telah pergi. Mereka kini hidup di hatiku. Aku juga tetap mencintai hujan.

Kini aku bukan Lani yang dulu.

KACAMATA LANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang