KACAMATA LANI

Cinta

Bicara soal cinta akan sama seperti langit, luas tak bertepi. Aku suka mengamati orang-orang yang tengah terjebak dalam dekapan panas dinginnya cinta.

#CINTA 1

Ada yang memilih mengumbar cintanya seperti barang dagangan di pasar. Aku pernah menjumpai yang seperti ini. Dia lelaki yang juga sering datang ke cafe. Dilihat dari penampilannya, aku rasa umurnya sekitar 20 tahunan, mungkin 22 atau 23 tahun.

Setiap minggu ia akan datang ke cafe dengan wanita yang berbeda. Wanita-wanita yang dibawanya juga punya gaya yang berbeda-beda. Ada yang cantik bagai model, ada yang pendek dan manis, ada yang agak gendut, dan ada yang kurus. Usia para wanitanya juga macam-macam. Mulai dari tante-tante, sampai anak SMA yang dandanannya seperti tante-tante. Yah, anak remaja perempuan sekarang banyak yang seperti ini. Mereka adalah golongan yang bermutu alias bermuka tua. Mereka terlihat lebih tua (bukan dewasa) dari usia mereka karena dandanannya yang berlebih.

Kembali pada kisah cinta mereka. Aku rasa lelaki dan wanita seperti mereka hanya mencari kesenangan saja. Mungkin mereka punya asas hidup seperti ini: Tidak cocok lagi, tinggalkan dan cari yang lain. Kenapa harus pusing karena satu lelaki atau satu wanita.

Walaupun sebenarnya cinta mereka murah harganya. Seharga tiket nonton atau seharga tas Prada keluaran terbaru. Tidak ada yang salah menjalani cinta seperti yang mereka lakukan. Hanya kadang hatiku risih. Apakah mereka nantinya bisa pacaran lebih dari seminggu? Bagaimana jika nanti ia menikah? Apakah kebiasaan mereka berganti-ganti pasangan itu bisa hilang?

Tapi yang penting sekarang mereka tetap hebat melakoni peran masing-masing. Selama itu tak berpengaruh untuk hidupmu, biarkanlah mereka berkembang.

~~

#CINTA 2

Ada yang memilih mencintai dalam diam. Ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang hebat, kurasa. Mereka tanpa pergerakan, kelihatannya. Tapi hatinya selalu bergemuruh tiap bertemu dengan orang yang dicintainya. Mereka juga harus menjaga diri untuk tidak salah tingkah. Bahkan ada yang hanya bisa memandang dari jauh. Mereka bukan pengecut atau pecundang yang tak berani mengungkapkan perasaannya, hanya saja mencintai dalam diam adalah pilihan satu-satunya bagi mereka.

Menjadi seperti itu tidaklah mudah. Mereka memandang cinta sebagai sesuatu yang mesti dijaga rapat-rapat di dalam dada. Tak ada yang perlu tau hatinya tengah bahagia atau malah merana. Mereka memuji dalam diam, menangis juga dalam diam. Mereka kebanyakan menjadi pengagum rahasia dalam waktu yang tidak ditentukan.

Akhir cerita mereka juga sama seperti cerita cinta pada umumnya. Ada yang akhirnya bahagia, ada pula yang berujung air mata.

~~

#CINTA 3

Namanya Galang. Aku kenal Galang karena Galanglah yang selalu membawakan pesananku. Galang tau berapa sendok untuk kopiku atau tehku, Galang tau toping favorit untuk donatku.

Jangan mengira Galang suka padaku. Kami berteman walaupun tak begitu dekat. Jika ada kesempatan, ketika mengantar pesananku Galang akan mengajakku bicara. Lebih tepatnya dia akan curhat soal cintanya.

Galang terjebak dalam cinta yang cukup rumit. Sampai sekarangpun ia masih dilanda kegalauan. Galang menyukai Mia, sahabat sekaligus teman kampusnya yang juga sering nongkrong di cafe ini.

Mereka telah dekat selama bertahun-tahun. Galang tak bisa menolak rasa cinta yang datang seiring berjalannya waktu. Hanya saja ia takut perasaannya akan jadi bumerang dan merusak persahabatannya dengan Mia.

Ah, pasti di luar sana juga banyak yang mengalami apa yang Galang alami. Aku tau bagaimana mereka kelimpungan menyembunyikan perasaan ketika bertemu cinta terpendamnya itu. Aku bisa melihat itu terjadi pada Galang. Ketika mereka tertawa bersama, Galang sering mengarahkan matanya secara khusus untuk melihat tawa Mia. Tentu saja diam-diam agar yang lain tidak tau. Atau ketika Mia tiba-tiba ingin menyuapinya sepotong roti, Galang sering panik. Kadang aku menertawakan Galang dari jauh. Ekspresinya sering kali terlalu jujur memperlihatkan bahwa ia menyimpan rasa pada Mia.