Yang selalu dirindukan ... KELUARGA

94 9 0
                                    

Cuaca sore ini cukup bersahabat. Mentari masih belum mau meninggalkan langit. Ia masih bersinar sesuka hatinya tapi hawa panas tak terlalu terasa. Cukup nyaman. Hanya saja, awan mendung tampak berarak dari kejauhan. Apakah akan hujan?

Aku sudah berada di cafe sejak dua puluh menit yang lalu. Aku menunggu Katrok, eh Katra maksudku. Kami sudah janjian akan berkunjung ke toko buku di seberang cafe. Tapi sampai saat inipun ia belum datang.

Aku mengambil majalah remaja yang aku beli dalam perjalanan ke cafe. Aku bolak-balik isinya. Artis K-Pop atau Korea Pop berserakan memenuhi isi majalah. Aku senang sekali membacanya. Yah, bagaimanapun aku salah satu pencinta K-Pop. Hihi

Setengah jam berlalu Katra belum datang juga. Ponselku tiba-tiba bergetar. Katra mengabarkan bahwa ia tidak bisa datang. Sedikit kecewa memang, tapi ya sudahlah. Aku memutuskkan untuk tidak langsung pergi. Aku lanjutkan membaca cerpen yang ada di dalam majalah itu.

ANAK BARU ITU.....

Anak baru itu namanya Vira. Cantik, berkulit putih, dan fashionable itulah dia. Baru satu minggu bersekolah di SMAku, Vira sudah membuat sekolah gempar. Kudengar dia jadian dengan kakak kelas, Dio, yang bahkan seluruh duniapun tau betapa playboy dan betapa kurang pintarnya Dio. Tapi Vira itu tak peduli. Dia belum tau Dio rupanya.

Dan aku tak mengerti mengapa dia harus bersekolah di sini. Bukankah masih banyak sekolah yang lebih bagus daripada sekolahku? Sungguh, aku benar – benar muak pada dirinya. Mungkin semua akan bingung mengapa aku begitu benci padanya. Nanti akan ku beri tau. Kembali pada Vira, si cewek yang (merasa) sempurna.

Lagi – lagi Vira membuat ulah. Dia bertengkar dengan Lifty, mantan kekasih Dio. Halloo....ini masih pagi! Dan halloo...sadarkah siapa yang sedang mereka perebutkan? Dio! Ya, Dio yang bisa berkata 'sungguh beruntungnya aku diperebutkan dua gadis cantik di pagi hari', saat mereka beradu mulut. Hufh...sungguh memalukan. Untungnya pihak sekolah hanya memberinya peringatan.

Hari-hari pun berlanjut dengan cepat. Sikap Vira pun semakin menjadi – jadi saja.

"Der, tau Vira kan?" tanya Indah padaku saat pelajaran yang kebetulan kosong.

"Siapa yang nggak kenal sama dia? Pertanyaan kamu konyol deh" sahutku sembari tertawa. ."Kenapa emangnya? " lanjutku.

"Tadi pas jam pelajaran Pak Djoko dia tidur loh...berani kan dia?" kata Indah lagi, dengan nada yang sedikit membanggakan Vira.

"Tidur?" tanyaku nggak yakin.

"Iya, tidur. Emang gokil tuh orang, salut deh aku sama dia..." komentar Indah.

Aku cuma bisa mencibir. Tidur pada saat jam Pak Djoko itu sama aja dengan bunuh diri. Tahun lalu, dari gosip yang beredar, Pak Djoko menskors seorang siswa yang menguap selama dua minggu. Lha Vira? Tidur. Aku bener – bener nggak habis pikir.

"Gosip itu udah basi. Ini lebih terbaru," kata Bobi, temanku ikut nimbrung.

"Apa dong yang terbaru," Lisa, yang baru datang langsung ikut-ikutan.

Apa sih yang terjadi? Telinga mereka seakan berdiri mendengar nama Vira. Atau nama Vira adalah kata kunci untuk meledakkan sebuah bom. Hm..

"Vira kan tadi tidur di kelas, trus di suruh menghadap ke kantor. Dan apa yang terjadi....." Bobi memberiakan jeda di tengah ceritanya, membuat semua penasaran.

"Apa Bob? Jangan tanggung - tanggung dong..." desak Lisa.

"Dia tidur pas ditanyain oleh Buk Tari! Dan ada yang lebih spektakuler...Dio datang ke kantor, dan membawa Vira kabur. Sekarang nggak ada yang tau kemana mereka berdua.

KACAMATA LANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang