08| Anak Rantau

586 120 0
                                    

Aku pergi bukan berarti tak setia
Aku pergi demi untuk cita-cita

-Alika-

______________________________________

22 November 2001

08.50

“PAK PAK PAK! DISINI AJA PAK!” ucap seorang lelaki tak santai.

“heh toa! Lu bilangnya santai aja kali, kasian tuh bapak supirnya jadi takut gara-gara suara lu”protes seseorang, kepada lelaki yang kini di ketahui bernama Toa.

“dasar kuda! Nama gue bukan Toa yaa!!NAMA GUE LUCAS, LU.CAS.– ucapnya penuh penekanan
–yakali nama gue yang paling bagus sejagad terus di ganti jadi toa!” sinisnya tak terima namanya diganti-ganti.

“nama gue juga bukan kuda ya! nama gue hen–

belum selesai, ucapannya terpotong oleh suara teriakan Dion

“HEH! KALIAN BERDUA BISA DIAM GAK SIH? KASIAN PAK SOPIR SAMA IWAN JADI KETAKUTAN GITU.” Ucap dion ngegas dengan wajah marah,
hal itu membuat mereka diam termasuk pak sopir.

sedetik kemudian..

pffttt..HAHAHA–
Dion tertawa sendiri membuat Lucas, hendery, Iwan dan pak sopir menatapnya heran.

–wih gila! tadi gue marah dong hahaha keren gak sih?”ucapnya kagum pada dirinya sendiri, pasalnya di antara mereka berempat, Dion lah orang yang paling receh. pernah waktu mereka masih tinggal di kost-kostan, melihat CD Iwan yang ada di jemuran saja dia akan tertawa.

“pak, berapa bayarannya?” tanya Iwan pada pak sopir yang duduk disampingnya, dia berbicara tanpa mempedulikan tiga sahabatnya yang sedang berdebat.

Pak sopir menatap Iwan yang berada disampingnya kemudian menatap kebelakang dimana ada Lucas, Hendery dan Dion yang duduk di bangku kedua“oh, kalian berempat 100 ribu.”

setelas mendengar nominal uang yang di ucapkan pak sopir, tanpa ragu Iwan langsung saja mengeluarkan 3 lembar uang 50rb dari dompetnya kemudian memberikan kepada pak sopir.

“ini pak”ucap Iwan singkat sambil memberikan uang tersebut.

”aduh dek, ini kelebihan 50rb” jawab pak sopir “gak apa-apa pak, di ambil aja” balas Iwan.

“orang kaya mah beda”–sambung Hendery

–Udah pak di ambil aja, tumben-tumbenan dia baik kayak gitu, kalo ke kita dia mah pelit banget” ucap hendery seperti mengadu.

Mendengar ucapan Hendery pak  sopir tersenyum dan langsung saja mengambil duit itu “makasih yaa”– pak sopir nampak berpikir sejenak –dek iwan, terima kasih dek Iwan” ucap pak sopir berterima kasih

Iwan tersenyum tipis “iya pak, sama-sama” setelah itu dia membuka pintu mobil, dan keluar.

“makasih ya pak”ucap Lucas Dery dan Dion kompak, kemudian Lucas membuka pintu dan di ikuti Dion.

Kini yang ada pada penglihatan mereka berempat adalah bandara yang sangat ramai dipenuhi para calon penumpang.

“ramai sekali, pasti banyak yang mau liburan”ucap lucas melihat sekitar.

“pasti, apa daya kita yang keluar negeri niatnya buat nuntut ilmu” sambung Hendery sok bijak.

Mereka berempat merupakan calon mahasiswa yang ingin melanjutkan sekolahnya di luar negeri, setelah lulus SMA mereka ber-empat memutuskan untuk kuliah di Singapore tepatnya di Nanyang Technological University (NTU). sangat luar biasa untuk kumpulan anak rantau seperti mereka. Ya, mereka ber-empat bukanlah orang asli Indonesia, mungkin hanya Iwan yang masih memiliki darah Indonesia karena mamanya. Ayahnya Iwan merupakan orang asli China tepatnya di Zhejiang,Tiongkok. Sedangkan mamanya orang asli Indonesia tepatnya di Manado.

Lain Iwan, lain juga latar belakang tiga temannya. Jika Iwan masih ada darah Indonesia, Tidak dengan tiga temannya. Lucas, Hendery dan Dion merupakan orang asli China, hanya saja mereka bertiga sekolah di Indonesia karena waktu itu orang tua mereka merupakan pedagang yang merantau ke Indonesia.

“anggap saja liburan” sambung Iwan, ketiga temannya meng-iyakan kata Iwan.

“eh, ini udah jam berapa ya?” tanya Dion tiba-tiba, Lucas yang mendengar pertanyaan Dion langsung saja melihat jam tangannya.

“jam 09.20, masih ada 1 jam setengah sebelum jam penerbangan kita” kata Lucas membalas pertanyaan Dion.

“kalo gitu ayo kita pergi ke tempat makan yang ada di pojok sana” ucap Dion sambil menujuk tempat makan yang dimaksud. Lucas, Dery dan Iwan lantas mengikuti arah yang ditunjuk Dion, setelah mendapati tempat makan yang ditunjuk mereka bertiga mengangguk.

“yaudah kalo gitu, ayo.” ucap Hendery

Setelah itu mereka berjalan menuju tempat makan itu.

♪♪♪

Kenangan kita takkan ku lupa
Ketika kita masih bersama
Kita pernah menangis,
kita pernah tertawa
Pernah bahagia bersama

- A Plane with Hope-







tbc

yok kenalan dulu sama kumpulan anak rantau.

   Lucas       Iwan       Dion      Hendery

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Lucas       Iwan       Dion      Hendery

A Plane with HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang