>> BAB : 3. DARK SIDE <<

114 22 9
                                    

Malam telah larut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam telah larut. Udara malam pun semakin menggigit tulang. Namun hal itu tak menyurutkan tekad seorang lelaki manis dengan mole dibawah salah satu sudut bibirnya.

"Ketemu. Itu, pondok saat aku diculik." batin Xiao Zhan.

Setelah 30 menit berjalan kaki menyusuri bukit belakang musium art kota Zhing Yi, Xiao Zhan tiba juga disebuah rumah tua reyot di atas bukit.

Ia lantas mengendap-endap mendekati rumah bobrok itu. Langkah kakinya ringan namun mantap. Setiap langkah bahkan tak menimbulkan suara apapun. Xiao Zhan dengan kesadaran nyata mengetahui bahwa ia tengah menantang bahaya. Bahkan mungkin menghantar nyawanya sendiri.

Xiao Zhan lalu berjalan memutar sampai ia menemukan sebuah jendela tanpa kaca karena jendela itu hanya ditutup papan kayu yang paku-nya sudah berkarat dan seolah hendak lepas dari tempatnya.

Xiao Zhan mengintip kedalam. Samar-samar ia dapat melihat situasi didalam rumah reyot itu dari sebuah cahaya lantera satu-satunya penerang. Begitu sepi. Begitu sunyi.

Angin malam bertiup kencang menimbulkan suara gemerisik. Xiao Zhan terkesiap kaget dan waspada. Dan setelah beberapa lama, ia tahu itu hanyalah suara hembusan angin yang menerbangkan dedaunan. Xiao Zhan pun menahan dingin seraya mengetatkan mantelnya.

Xiao Zhan kembali berjalan, mengintip ke lubang jendela yang lain. Dan ia pun terkesiap.

Seorang wanita, tengah terikat pada sebuah kursi ditengah ruangan. Beberapa sobekan serta warna merah pada bajunya adalah bukti wanita itu baru saja dianiaya. Ditambah lebam yang terdapat di pipi, tangan, dan leher.

"Dia, korban ke-8 itu!! Sialan. Wang Yibo belum menyelamatkan wanita ini. Dimana dia sekarang?" batin Xiao Zhan geram.

Xiao Zhan melirik jam tangannya. Pukul 00.40 malam. Lalu Xiao Zhan menatap kembali ke dalam.

"Sepertinya sang pembunuh kita tidak disini." batin Xiao Zhan sambil mengeluarkan ponselnya, dan mengetik sesuatu disana. Setelah itu, ponsel itu diselipkan kembali pada saku mantel.

Memantapkan hati, Xiao Zhan merangkak mendekat pada daun pintu. Melihat sekeliling sebelum membuka sedikit demi sedikit hingga ia bisa menyelinap masuk.

Tanpa suara, Xiao Zhan mendekati wanita terikat itu.

"Jangan bersuara. Aku akan menyelamatkanmu." kata Xiao Zhan setibanya ia didepan korban ke-8 itu.

Meski kaget, wanita itu pun mengangguk. Sebulir air matanya jatuh. Xiao Zhan secepat mungkin membuka ikatan yang membelenggu wanita itu serta lakban yang menutup mulutnya dan kain hitam penutup matanya.

"Bisakah kau berjalan? Kita harus keluar dari sini." bisik Xiao Zhan sambil memapah wanita itu menuju pintu. Si korban hanya mengangguk lemah dan mencoba menahan derai air matanya.

"Seseorang telah menemukan dan menyelamatkan aku. Terimakasih Tuhan." batin wanita itu.

Mereka berhasil keluar dari rumah itu. Xiao Zhan lantas membuka mantelnya dan memasangkannya pada si korban. Kemudian mereka melanjutkan langkah sesegera mungkin pergi dari rumah reyot itu.

TIME SLIP (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang