BLUE | 2

13 2 0
                                    

"OK, itu aja kan? Ada titipan lain?"


Jaemin menjepit hapenya diantara bahu dan leher karena kedua tangannya sibuk. Satu tangan mengambil tas sedangkan yang lain menutup pintu mobil.


Jawaban diujung sambungan menjadi hal terakhir yang ia dengar sebelum mematikan telpon. Jaemin mengantongi hapenya lalu beranjak dari parkiran.


Ia baru saja belok di koridor saat bahunya menabrak bahu orang lain. Jaemin menunduk, menatap perempuan yang lebih pendek darinya. "Sori, gue gak liat."


Gadis itu mendelik, tapi tidak berucap banyak. Ia hanya mengangguk dan memperbaiki tali tasnya yang turun. "Iya gapapa."


Setelahnya gadis itu pergi. Berjalan lebih cepat ke arah berlawanan dari Jaemin.


"Aneh," gumam Jaemin. Ia berniat melanjutkan langkahnya menuju koperasi fakultas ketika matanya tidak sengaja menatap gelang batu di lantai.


Jaemin menunduk, memungut gelang tersebut lalu menatap ke arah hilangnya gadis itu. Jelas ini bukan gelang Jaemin. Mana pernah Jaemin memakai gelang manik seperti ini.


Bunyi telpon masuk membuat Jaemin tersadar. Buru-buru ia kantongi gelang tersebut dan berjalan kembali sambil mengangkat telpon.











"KOPE pindah alamat apa gimana lama bener lu."


Jaemin yang baru duduk menatap Sunwoo sinis. Sedangkan yang disinisin malah cengengesan. "Canda Jaem. Galak lu kek Heejin."


"Berisik." balas Jaemin. Tangannya merogoh tas sebelum mengeluarkan jas lab permintaan Sunwoo tadi. "Nih. Impas kan."


Sunwoo menyambut riang. Gara-gara jas lab nya kemarin kebakar sama Jaemin. Jadinya hari ini ia dapat ganti. Harus dapat lah, bisa ngulang praktikum Sunwoo perkara jas lab doang.


Kenapa bisa kebakar anggaplah rahasia. Salah satu kejadian unik dan ciamik dalam praktikum.


Sunwoo baru mau menjejalkan jas labnya ke dalam tas ketika matanya menangkap gelang manik yang Jaemin taruh di meja. "Gelang lo Jaem?"


"Bukan," jawab Jaemin. "Tadi tabrakan di dekat parkiran. Kayaknya punya cewek yang gue tabrak tadi."


Sunwoo mengangguk, lalu meraih gelang tersebut setelah ijin pada Jaemin. "Warnanya cakep anjir. Mirip gelang cewek gua."


"Punya temennya cewek lo kali. Balikin ya Woo." ucap Jaemin. Kalau benar mirip punya Chaewon, ceweknya Sunwoo, Jaemin gak perlu repot-repot nyari siapa yang punya.


"Eh bentar dulu dong." Sunwoo menggelengkan kepala cepat. "Kan gua bilang mirip. Bukan berarti punyanya cewek gua atau temennya."


"Yaudah elo tanyain aja."


"Tapi kayaknya iya sih."


"Kata lo tadi belum pasti?"


Jaemin menatap sebal cengiran Sunwoo. Cowok satu ini emang nyebelin. Kalau bukan karna Haechan gak mungkin Jaemin bisa temenan sama Sunwoo. "Gua foto aja dah terus tanyain Chaewon. Nih gua balikin."


Jaemin ingin protes tapi terhenti karena Sunwoo udah berdiri dan siap pergi. "Gua kasi tau entar. Duluan ya bos, mau kelas dulu. DAaahh!"


Emang Sunwoo paling gak bisa dimintain tolong. Dengan entengnya cowok itu meninggalkan Jaemin. Jaemin memperhatikan untaian manik pada gelang tersebut. Lalu setengah terpaksa mengantonginya kembali.


Sepertinya Jaemin harus menjaga gelang itu sampai beberapa hari ke depan.














KELAS Jaemin mulainya siang. Makanya sekarang dia udah luntang-lantung gak tau mau kemana. Gara-gara urusan jas lab Sunwoo ia harus datang pagi.


Mau balik lagi ke kosan nanggung. Tinggal dua jam sebelum kelas dimulai. Tadinya ia berniat ngadem di kosan Jeno, berhubungan kosan cowok itu dekat sama gedung fakultas. Tapi Jeno lagi gak di kos dan Jaemin gak megang kunci.


Akhirnya Jaemin memilih menunggu di Mcd dekat kampus. Sekarang ia lagi mengantri di belakang dua gadis yang masih memilih menu.


Jaemin sibuk memainkan hapenya ketika telinganya tidak sengaja menguping pembicaraan gadis di depannya.


"Caca kesini kapan?"


"Gatau. Tadi bilangnya habis nyari gelang entar langsung kesini."


Gelang?


Jaemin mendongak. Matanya mengamati antrian di depannya. Satu gadis dengan rambut terikat dan gadis lain dengan rambut lurus sepunggung.


Padahal Jaemin gak niat nguping. Tapi ia penasaran.


"Gelangnya Caca ilang?"


"Hooh. Katanya ilang di dekat basement parkiran."


ITU KAN TEMPAT JAEMIN TABRAKAN SAMA CEWEK TADI.


Jaemin bersiap menepuk bahu salah satu gadis tersebut untuk bertanya lebih jauh. Sayangnya gerakannya kalah cepat dengan Mas-Mas Mcd yang menyerahkan pesanan kedua gadis tersebut.


Belum sempat Jaemin manggil, keduanya udah keluar barisan.


"Selamat pagi kak. Mau pesan apa?" suara khas Mas-Mas Mcd menyambut Jaemin yang berdiri diam di depan meja register.


Jaemin mendengus. Hilang sudah kesempatannya untuk bertanya.














JAEMIN pikir ia bisa mencari dua gadis itu di dalam Mcd ini. Nyatanya engga. Habis terima pesanan Jaemin bahkan nyari mereka sampai ke lantai dua. Tapi gak nemu.


Namun setidaknya ia tau pemilik gelang ini siapa. Dari apa yang Jaemin dengar (nguping) tadi, yang punya gelang namanya Caca.


Masalahnya Caca itu bisa aja nama panggilan. Bisa aja nama aslinya Aisyah atau Nabila atau apalah itu. Terus dipanggilnya Caca. Kalau Jaemin mau ngumumin di base kampus bakal ribet. Bisa-bisa Caca aliance merasa terpanggil.


Tapi kan yang ilang gelang gak mungkin semua Caca, pikir Jaemin. Lagian cara paling cepat yang ngomong di base. Daripada Jaemin cari satu-satu 'Caca yang ilang gelang' di kampus.


Jemari Jaemin tergerak mengirimkan DM pada base twitter kampus. Butuh beberapa kali ketik-hapus sebelum menfessnya terkirim.



 Butuh beberapa kali ketik-hapus sebelum menfessnya terkirim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang